_15_

29 8 0
                                    

"kadang kita bisa terlambat memahami tentang sesuatu hal. Tidak apa apa,jadikanlah itu pembelajaran untuk diri kita"



Sekarang langit pun sudah merubah warnanya menjadi gelap. Matahari pun sudah tenggelam dan di ganti oleh bulan.

Tetapi mereka sedari tadi belum saja berniat untuk beranjak pulang.

Bahkan sedari tadi tidak ada yang bisa memecahkan keheningan ini.

"kenapa kamu ada disini?" tanya reta dengan wajah datar. tapi,beda dengan suasana dalam hatinya yang sedang bernari nari karena ia tahu renal sedang mencemaskannya, tapi ia sadar dia bukan siapa siapanya jadi ia memilih untuk bersikap seolah olah tak peduli.

"a-aku sedang berjalan jalan, terus aku liat kamu sama dia. Tadinya aku mau menghampiri kalian, tapi aku mengurungkan niatku karena aku melihat kamu sedang dengan mood tidak bagus?"elak renal

"tukang bohong lo" ketus adit. "pastikan lo ngikutin kita dari tadi?"nada adit kelihatan seperti sedang marah.

"sttt sudah, tidak usah di permasalahkan dit. Mungkin benar renal tidak sengaja bertemu dengan kita. Bukan begitu renal?"kata reta lalu tersenyum dengan penuh arti kearah renal.
anggukan dan senyuman tipis sebagai balasan ucapan reta barusan.

Adit yang mendengar itu merasa geram. Bisa bisanya reta membela renal, bisa bisanya dia bersikap bodoh seperti itu.

"kalo gitu ayo kita pulang. Hari sudah larut" kata adit dingin lalu menarik lengan reta tanpa izin dan pergi begitu saja.

"kenapa dia?"gumam renal

.
.
.

Sekarang mereka sedang berjalan melewati kerumunan orang orang yang sedang berlalu lalang juga.

Aditpun masih dengan posisi yang sama, mencekal tangan reta dengan emosi yang sedang membeludak.

"a-adit le-lepaskan ini sa-sakit"ringis reta karena adit mencekal tangan reta dengan keras.

Adit tidak menggubris perkataan reta tadi, ia terus saja berjalan tanpa menoleh kebelakang.

Reta geram dengan tingkah adit yang berlebihan.lalu ia pun memberontak dengan menggigit tangan adit.

"arggg! Kenapa kau?" teriak reta frustasi.

Aditpun sudah tidak tahan dengan emosinya, lalu ia menoleh kebelakang dengan wajah yang sudah pasti merah. Reta yang melihatpun sedikit ketakutan.

"aku? Aku kenapa? Kau yang kenapa reta!" bentak adit dalam kerumunan orang orang.

"aku kenapa adit? Kenapa!" kata reta lalu dengan tidak sadar ia menangis.

"Bukannya kamu ingin melupakanya?tapi kenapa? Kenapa kamu malah bertingkah seperti itu? Bahkan kau membela dia! Memangnya kau pernah di bela oleh dia? Kau juga mengobati lukanya! Bahkan kau seolah olah mengabaikanku! Aku dihidupku sebagai apa reta? APA!" kata adit dengan muka yang menakutkan sekali.

Retapun ketakutan,dia menunduk. Hanya suara isakan yang ia keluarkan. Dengan sekuat tenaga,retapun menghapus airmatanya kasar dengan punggung tanganya. Ia melihat wajah adit yang sekarang sudah tidak terlalu merah karena marah.

Dan detik kemudian mereka saling bertatap. Tatapan adit yang kini mulai sayu begitupun reta yang menatap dengan mata yang masih basah karena tangisnya.

Lalu entah tarikan dari mana reta tiba tiba memeluk adit dengan erat. Menenggelamkan kepalanya di dada bidang lelaki itu,lalu Menangis sejadi jadinya di pelukan lelaki yang entah di anggap apa oleh reta.

Dengan sigap aditpun membalas pelukan reta tidak kalah erat. Mengelus rambut panjangnya yang bebas bergerak kesana kemari karena tidak di ikat oleh sang pemilik. Dan aditpun mengontrol emosinya karena ia merasa dia sudah menyakita hati perempuan itu.

"maafkan aku, aku tidak bisa mengontrol emosiku. Maafkan aku telah membentakmu,aku egois memang. Tetapi kamu harus tau, aku seperti ini karena aku menyukaimu reta"bisik adit tepat di telinga reta.

Reta yang sedikit terkejut pun langsung berhenti dari tangisannya. Ia langsung melihat wajah adit tanpa melepaskan pelukanya.

"be-benarkan?" tanya reta dengan suara sesegukan.

"memangnya aku terlihat seperti sedang bercanda?"kata adit yang menatap reta juga

"eum ti-tidak" kata reta lalu ia memeluk adit kembali dengan kepala yang ditenggelamkan ke dada bidang lelaki itu. "maaf" lanjutnya.

"untuk?"tanya adit

"aku yang tidak mengetahui bahwa kamu menyukaiku" kata reta

"tak apa. jika hatimu tidak memilihku, tapi ku minta kau harus baik baik saja dan tidak merasakan sakit hati"jelas adit

Lalu reta menggelangkan kepalanya dan melepaskan pelukanya.

"uh kenapa dilepas?"tanya adit heran

"terimakasih adit, aku akan berusaha mencintaimu dan melupakannya"kata reta lalu tersenyum.

Adit berfikir sejenak, sepertinya ia sedang mencerna kata kata reta.

Tidak lama aditpun tersenyum lalu mengangguk dan memeluk reta kembali.

"terimakasih"bisik adit dan di balas anggukan oleh reta.













End































Tapi bohong mwhehehe🙈


Jangan lupa vote guys💞

Love In Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang