_21_

62 4 0
                                    

"sebuah rasa tidak dapat berubah karena dipaksa. Tapi rasa juga bisa berubah karena terbiasa."













Pagi ini cuaca sedikit tidak mendukung untuk membuat siswa sekolah melakukan aktivitasnya.

Ya,sudah dua hari yang lalu mereka pulang dari pantai,dan dua hari itupun mereka belajar dirumah.

Sekarang semua siswa sudah kembali melakukan aktivitas seperti biasa.

Reta sedikit terlambat pergi kesekolah karena cuaca yang tidak mendukung jadinya ia malas untuk beranjak dari tempat tidur.

Sekarang dia sudah ada di area sekolah, rasanya memasuki sekolah malas sekali.
Reta berjalan dengan jalan yang lesu seperti tidak ada semangat.
Melewati beberapa siswa yang ada dikoridor. Tatapan aneh dari beberapa siswa membuat reta sedikit risih.

Tetapi reta tidak menghiraukannya, dia terus saja berjalan melewati siswa tersebut.

Tanpa diduga, dia berpapasan dengan sepasang kekasih yang sedang begitu mesra, tetapi mereka tidak melihat keberadaan reta sekarang.

"ehh,re-reta?"gugup fio setelah dia tersadar bahwa ada reta yang sedang melihat dia dan renal

Reta hanya tersenyum tanpa mengalihkan pandangan sedih kepada keduanya.

"ret kamu gapapa?" tanya fio sembari mendekat ke arah reta

"hah? Gapapa kok"jawab reta lesu

"tapi wajahmu pucat sekali, kamu sakit?"tanya fio lagi

"ngakk"singkat reta

"aku anter kamu ke uks,ya?"bujuk fio

"gak usah, aku gamau ganggu waktu kamu sama renal. Makasih" ucap reta,lalu dengan cepat dia berjalan meninggalkan mereka

"kenapa dia?"tanya fio ke renal

Renal hanya mengangkat bahunya yang artinya dia tidak tahu.

.
.
.

Reta kini sudah berada di ruang kelas yang sudah ramai dengan siswa. Karena bel sudah berbunyi dan itu tandanya siswa sudah harus memasuki kelasnya masing masing.

Reta duduk di bangkunya dengan wajah yang benar benar kacau. Rose menghampirinya dengan raut wajah panik.
"kenapa? Kamu sakit?"

"gak"jawab reta acuh

"aishhhh, kamu masih mikirin yang waktu itu? Sudah ku bilang lupakan bodoh" rose kesal, kenapa temannya ini susah untuk melupakan lelaki seperti itu sih.

"proses"jawab reta datar

"halah proses tapi hasilnya begitu begitu saja" gerutu rose

"bisa diem ga sih?!"kesell reta

"ya kamu sih, di bilangin malah susah buat lupain lelaki seperti gitu juga"

"diem ga?! Kalo ga diem bibir kamu aku sumpel pake kertas nih!"ancam reta

"terserah!"

Love In Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang