"Ada apa dengan hati ini?
Gejolaknya begitu rumit untuk didefinisi,
Namun terlalu penting untuk diacuhkan.
Yang kutakutkan, ini bisa menjadi sumber patah hati yang paling menyakitkan."~Anonim
Tidak bisa dipungkiri, jantung Melani terus berdegup kencang. Wajahnya sedikit pasi, bahkan keringat dingin terus merembes dari pelipisnya meskipun telah ia seka berkali-kali.
Waktu terasa berjalan dengan sangat cepat, dua minggu telah terlewati begitu saja. Dan hari inilah saatnya, detik-detik yang sebenarnya paling Melani hindari. Puncak sekaligus penutupan acara classmetting, yaitu acara pensi.
Satu hal lagi yang membuat Melani gemetaran, bahkan sejak tadi ia terus mengepalkan tangannya kuat hingga buku-buku tangannya memutih. Partner utamanya, laki-laki paling menyebalkan di dunia itu sampai sekarang belum terlihat batang hidungnya.
"Jangan gugup gitu Mel. Ini sih parah banget woi, badan lo dingin banget." ujar Salsa jadi tidak santai.
"Huuft, gimana nih? Apa gue batalin aja ya tampilnya?" ujar Melani begitu panik, bahkan karena begitu paniknya ia hampir menggigit ibu jarinya terus menerus.
"Gila lo, nggak bisa Mel. Kita udah nggak ada waktu buat nyari pengganti lo lagi, karena kira-kira ini hampir lima belas menit lagi sampai nama lo dipanggil. Tarik napas dalam-dalam Mel, nggak usah panik oke?" ujar Kiki seraya mengusap-usap punggung Melani yang rasanya tak bertulang lagi.
"Gue nggak bakal bisa santai sampai si Faldi brengsek itu datang." ujar Melani menahan emosinya.
"Tadi sih katanya, Faldi lambat bangun, dia bilang kalau dia telat lo disuruh nyanyi duluan aja, dia bakalan nyusul secepatnya." ujar Raja, sang ketua kelas yang justru membawa kabar buruk bagi emosi Melani yang hampir meledak.
"Tenang Mel, entar kita sampaikan kok ke Faldi kalau lo kangen berat, oke?" ujar Erick dan Darel mencoba berkelakar yang justru membuat mood Melani bertambah rusak.
"Ayo Mel, fighting!!"
"Gue tau lo bisa, kita percaya sama lo. Nggak usah peduliin Erick sama Darel Mel, anggap aja mereka itu makhluk halus. " ujar teman-teman sekelasnya menyemangati.
"Jangan cempreng-cempreng Mel kalau nyanyi, entar gue nggak jadi nonton nih, hahaha," ujar Kelvin mengolok-ngolok karena sama sekali belum mengetahui suara emas Melani.
"Pergi aja deh lo semua sana, atau gue cakar nih?" ujar Melani pada Erick, Darel, dan Kelvin membuat mereka langsung panik dan berlari sehingga menambah keributan di Aula sekolah, bahkan disaat ada yang sedang tampil di Panggung sana.
"Selanjutnya kita panggilkan peserta kita, perwakilan dari kelas XI IPS I yang bernomor urut 8, kepada Faldi dan Melani, dipersilahkan." ujar sang Moderator memanggil membuat hampir sebagian siswa menoleh ke arah Melani, membuat gadis itu gugup setengah mati.
"Mati gue, matii. Gue malu sumpah, ya Allah, tolongin gue, gue mau ngilang sebentar aja deh dari bumi ini kalau boleh." ujar Melani seraya memejamkan sebelah matanya.
"Sekali lagi kita panggilkan peserta kita, perwakilan dari kelas XI IPS I yang bernomor urut 8, kepada Faldi dan Melani, dipersilahkan." ujar sang Moderator kembali mengulang panggilannya.
"Lo udah dipanggil berkali-kali tuh Mel, buruan." ujar teman-temannya.
Dengan langkah gontai Melani berjalan menuju panggung yang tiba-tiba terasa sangat asing di matanya. Hampir semua siswa hening tanpa suara ketika Melani justru maju sendirian tanpa partner seorangpun.
![](https://img.wattpad.com/cover/151548771-288-k738495.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ Completed
Teen FictionPerihal Freesia Melani Atera yang terjebak pahitnya mencintai sendirian. ### "Alunan nada kita memang nyaris seirama, namun mengapa hati kita justru berlawanan arah?" ~Melani Cover by: Me