"Tanpa aku sadari,
dia adalah sumber dari perasaan nyaman ini. Dan apakah terlalu lancang, seandainya aku menjadikannya sebagai tempatku pulang?"~Andika Pramuja Rivaldi
~_¤_~
Melani masih dibuat terheran-heran dengan seseorang yang saat ini tengah duduk diruang tamunya sambil menikmati bolu kukus yang disiapkan oleh bi Ratmi. Melani saja bingung melihat fakta bahwa akhir-akhir ini Faldi semakin sering datang kerumahnya.
"Gue tau gue gantengnya kebangetan, tapi nggak usah diliatin terus, ntar kalau lo naksir, ribetnya di gue." ujar Faldi asal.
"Hadeh, kepedean lo kurang-kurangin dikit deh." ujar Melani sambil memutarkan bola matanya jengah.
"Gue heran aja, diantara banyak rumah disini, kenapa lo malah milih mampir kerumah gue?" tanya Melani lagi.
"Pinteran dikit dong, jelaslah gue milih kesini, di daerah sini yang gue kenal kan cuma lo." ujar Faldi dengan pandangan meremehkan.
"Serah lo lah Fal, ngomong sama lo bikin gue pusing. Jadi sebenarnya ada angin apa lo kesini, nggak mungkin kan lo kesini cuma mau ngabisin bolu buatannya bi Ratmi?" tanya Melani to the point sambil memandangi piring diatas meja yang sudah benar-benar bersih dan ludes.
"Bolu buatan asisten rumah tangga lo enak banget, bikin nagih. Sorry ya jadi gue abisin, hehehe. Bi Ratmi itu memang paket komplit ya, udah cantik, pinter masak lagi." ujar Faldi terkekeh kuat.
Melani memandang Faldi dengan tatapan horor.
"Mau lo gebet? jangan macem-macem lo, bi Ratmi udah nikah. Bisa-bisa lo digorok sama suaminya." ujar Melani polos.
Faldi menatap Melani tidak terima, egonya terluka.
"Gila lo, ya kali gue gebet, gue masih normal kali, gue sukanya yang seumuran." ujar Faldi dongkol.
"Gue pikir tadi lo serius," ujar Melani masih kepikiran.
"Ah, udahlah, kenapa jadi bahas bi Ratmi? gue kesini mau ngajak lo keluar, ganti baju sana biar nggak buluk-buluk amat." ujar Faldi dengan entengnya.
"Eh, songong ya lo." ujar Melani sambil melempar bantal sofa tepat ke wajah Faldi membuat laki-laki itu mengaduh kesal.
"Eh, tadi lo bilang apa? mau ngajak gue keluar?" tanya Melani lagi sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, makannya sana cepetan ganti baju." ujar Faldi tidak sabaran.
"Jangan bilang lo mau ngajak ngedate karena mulai tertarik sama gue?" tanya Melani tiba-tiba dengan wajah penasaran sampai-sampai membuat Faldi melongo tak percaya.
"Sembarangan, nggak usah kepedean lo kalau muka lo masih kayak lap dapur." ujar Faldi sambil meraup wajah Melani dengan telapak tangannya membuat gadis itu langsung mencebik kesal.
"Kan kemaren udah gue bilang nggak usah monyong-monyongin mulut. Beneran ngode ya lo?" ujar Faldi sambil menggeser duduknya mendekat kearah Melani sehingga jarak diantara mereka semakin terkikis.
Faldi juga mendekatkan wajahnya ke wajah Melani hingga tatapan mereka kembali bertemu dalam satu garis. Dalam posisi sedekat itu, Faldi tersenyum sambil menatap wajah Melani lamat-lamat. Mulai dari pipi Melani yang chubby, hidungnya yang kecil, matanya yang bundar, serta bulu mata Melani yang lentik.
"Cantik juga sih kalau diliat dari dekat." batin Faldi dalam hati.
Melani sampai melotot seketika, karena begitu kaget ia langsung mendorong pundak Faldi kuat-kuat hingga laki-laki itu langsung terduduk diatas lantai. Tangan Melani masih sibuk meredam degub jantungnya yang bekerja di luar batas normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ Completed
Ficção AdolescentePerihal Freesia Melani Atera yang terjebak pahitnya mencintai sendirian. ### "Alunan nada kita memang nyaris seirama, namun mengapa hati kita justru berlawanan arah?" ~Melani Cover by: Me