4_ Hobi Dari Masa Lalu

138 22 47
                                    


Happy For Readings Guy's....<3😍😙

Sempurna, menurutku itu definisi mereka yang hidupnya hanya tentang bahagia, tanpa ada kesunyian didalamnya. Sementara aku, harus berusaha menemukan bahagiaku dengan caraku sendiri.

~Melani

~_¤_~

"Ehm, makasih." Melani berdehem pelan kemudian mengucapkannya dengan wajah yang masih datar saat motor hitam besar yang dikendarai Faldi sudah berada di depan rumahnya.

"Oke. Tapi lo nggak perlu geer, gue nganterin lo pulang bukan karena gue peduli, gue cuma ngerasa perlu bertanggung jawab doang." Faldi memperingatkan sekali lagi.

Padahal jika dihitung sejak dari perjalanan sampai kerumahnya Melani, sudah hampir lima kali Faldi mengucapkannya.

"Lo bahkan udah ngomong kayak gitu berkali-kali. Asal lo tau, bosen gue dengernya." Melani memutarkan bola matanya jengah.

"Antisipasi doang, takutnya lo beneran baper sama gue." ujar Faldi dengan entengnya, sementara kedua tangannya ditumpukan pada dagu.

"Yeh, songong. Lo pikir gue baperan?" Melani mulai tersulut emosi.

"Ya siapa yang taukan?" jawab Faldi seraya mengendikkan bahunya, namun sepertinya ia belum ada niatan untuk meninggalkan rumah Melani.

Melani mengernyitkan keningnya bingung ketika Faldi masih saja betah duduk di atas motornya.

"Kok lo masih disini? Nggak ada niatan balik gitu?" tanya Melani dengan wajah bingungnya.

"Lo kalau ngomong memang suka to the point gitu ya?" Faldi tak kalah heran dibuatnya, karena dia belum pernah menemukan spesies seperti gadis di depannya ini. Selama ini, ia selalu diperlakukan dengan baik oleh Clarisa, sahabat kecilnya sampai sekarang.

Berbicara tentang Clarisa, tadi Faldi benar-benar tidak ingat bahwa hari ini ia ada janji pulang bareng sahabatnya itu.

"Memangnya buat apa basa basi kalau nyatanya to the point jauh lebih baik?" tanya Melani apa adanya.

Untuk pemikiran yang satu ini, Faldi merasa menyetujuinya. Tapi sepertinya tidak ada waktu untuk memikirkan hal sekecil itu. Dia perlu menjelaskan kepada Clarisa yang juga menyandang sebagai adik kelasnya itu mengenai alasannya sampai-sampai ia melupakan janjinya.

Sampai kapanpun ia tidak akan mau mengulangi kesalahan yang sama seperti saat ia masih duduk di bangku SMP. Clarisa bahkan sampai mogok bicara padanya sampai dua hari gara-gara ia melupakan janji penting yang sudah mereka berdua sepakati.

"Ya udahlah, terserah lo aja. Gue balik duluan ya." Faldi mulai mengenakan helm full face-nya, tapi sebelum benar-benar pergi ia menyempatkan diri untuk menuntaskan rasa penasarannya.

Faldi kembali membuka kaca helmnya kemudian tangannya bergerak untuk menyugar rambutnya yang sedikit berantakan. Melani bahkan menahan napasnya beberapa detik ketika melihat gerakan Faldi yang terbilang cukup membuatnya terpesona.

"Udah dari kemaren kita satu kelas, bahkan ngobrol bareng, sampai sempat berantem juga, tapi rasanya kurang etis aja gitu kalau belum kenalan secara resmi. Yang gue tau nama lo itu Mel-mel, jadi sebelum gue salah kaprah, mending kita kenalan." ujar Faldi memamerkan senyum lebarnya.

Dan lagi-lagi, untuk kedua kalinya Melani dibuat menahan napas oleh makhluk menyebalkan di depannya. Menahan napas karena terlalu jengah dengan sikap terlalu percaya diri orang yang tengah berdiri di depannya saat ini.

About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang