34_ Egois

42 10 15
                                    


Bacanya sambil play mulmed-nya ya guys❤😊

Kamu yang pertama memendam rasa, kamu yang pertama melangitkan doa untuknya, namun apa daya jika kamu bukan tujuannya?

~Zahrotul Munawaroh

🍃🍥🍃

Sejak pengakuan waktu itu, Melani sama sekali belum berbicara sepatah katapun pada Faldi. Entahlah, hatinya hanya terlalu sakit saat mengetahui laki-laki itu bahkan tidak berniat untuk menjelaskan apapun padanya. Melani nyaris kehilangan kepercayaan dirinya, egonya juga berdarah tanpa bisa ia cegah.

Untungnya saja disaat-saat terpuruknya seperti saat ini, teman-temannya tak lantas meninggalkannya begitu saja. Mereka juga memilih untuk menguatkan dibanding menghakiminya begitu ia menceritakan pengakuannya yang menurutnya sangat memalukan.

"Gue ngerti banget Mel perasaan lo saat ini, karena menurut gue lo bisa ngungkapin perasaan lo aja udah hebat banget. " ujar Salsa seraya mengulurkan segelas air putih pada Melani yang tengah duduk meringkuk di atas tempat tidurnya.

Ya, saat ini Melani sedang berada di rumah Salsa. Sejak pengakuannya waktu itu, Melani memang sering menyempatkan dirinya untuk mampir ke rumah Salsa. Melani hanya mencoba untuk membunuh rasa sakitnya yang kian terasa begitu ia sedang sendirian.

"Gue cuma nggak nyangka Sal, hari itu gue kelepasan ngomong. Semuanya diluar kendali gue. Sekarang itu setiap ngeliat Faldi rasanya gue jadi suka bingung harus ngapain." ujar Melani lebih mirip gumaman.

"Dia-nya juga nggak ngomong apa-apa Sal. Seakan dia udah ngga sesuka itu denger pengakuan gue. Gue...malu, pasti dia udah benci sama gue Sal." imbuh Melani lagi dengan suara yang begitu rendah. Sebagai sahabat dekat, Salsa merasa ikut sakit melihat temannya itu terus saja overthingking. Tapi siapapun yang berada di posisi Melani, Salsa yakin mereka juga pasti akan berpikir sama serta sulit untuk berpikir positif.

"Jadi, lo menyesal Mel setelah pengakuan itu?" Salsa bertanya sedikit hati-hati, bagaimanapun ia juga begitu mengerti keadaan Melani saat ini, karena ia juga ditinggalkan oleh Erick, tanpa kepastian apapun.

"Nggak tau Sal, rasanya itu lega, tapi sakit," jawab Melani yang kembali berkaca-kaca. Akhirnya Melani kembali memilih untuk menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangannya, ia hanya tidak ingin Salsa bertambah khawatir dengan keadaannya.

Tapi bagaimanapun juga, Salsa tetap tidak bisa berhenti khawatir ketika melihat sahabatnya itu begitu kacau dan berantakan seperti saat ini. Entahlah, ia hanya ingin menuntaskan kekesalannya pada Faldi yang telah membuat sahabatnya menangis, namun ia juga tidak ingin terlalu jauh ikut campur dalam hubungan orang lain. Namun ia tidak rela jika ada yang menyakiti sahabatnya.

Pada akhirnya Salsa akhirnya hanya bisa mengusap-usap punggung Melani, mencoba menguatkan punggung gadis itu yang mulai rapuh oleh beban batin yang berat.

"Kita emang nggak tau Mel apa yang sebenarnya dipikirin Faldi tentang lo, tapi apapun itu, tetap berpikir positif ya Mel." ujar Salsa lagi-lagi harus berbicara dengan hati-hati, ia hanya tidak ingin menambah beban pikiran pada gadis itu. "Gue janji, gue, Kiki, Sandy, dan yang lain bakal tetap di samping lo, dan nggak bakal biarin siapapun nyakitin lo lagi." imbuh Salsa lagi membuat Melani akhirnya menyerah dan memeluk Salsa kemudian melupakan seluruh tangisnya di sana.

🍃🍥🍃

Faldi

Jujur saja, Faldi semakin diserang perasaan bersalah kepada Melani. Bagaimana tidak, kesalahpahaman terkait ia yang terlambat membesuk gadis itu saat di rumah sakit saja masih belum terselesaikan, kini ia sudah membiarkan kesalahpaahaman lainnya terus terjadi.

Dari tempat duduknya, Faldi terus menatap punggung Melani yang kini bahkan sekalipun tak pernah ia lihat lagi dari jarak yang dekat. Gadis itu sudah tak terlihat seperti biasanya lagi. Auranya dingin, juga tidak tersentuh. Bahkan saat tak sengaja bertatapan pun, pasti saat ini Melani akan langsung menghentikannya kemudian berlalu begitu saja.

Faldi merasa begitu brengsek saat menyadari dirinya telah merenggut tawa dan keceriaan gadis baik seperti Melani. Salsa dan yang lainnya juga telah memberinya peringatan sarkas dan mungkin tidak akan membiarkannya lagi untuk mendekati Melani seperti biasanya.

Namun Faldi benar-benar sadar jika semua ini juga terjadi karena kesalahannya. Ia yang begitu egois dan menaruh harapan terlalu tinggi, hingga ia melupakan bahwa wanita mempunyai hati yang serentan kaca. Ia tidak ingin meninggalkan Clarisa yang waktu itu juga sedang terpuruk, namun di sisi lain ia justru menyakiti Melani di luar kendalinya.

Ia hanya ingin melindungi perasaan keduanya, namun ia gagal di tengah perjalanan.

Ia begitu egois karena tidak ingin melepaskan keduanya, bahkan di saat ia telah menggoreskan luka yang begitu dalam pada Melani, ia tetap berharap Melani akan kembali berbalik dan menemuinya lagi seperti biasanya.

Sejujurnya Faldi mulai merindukan momen saat ia bisa berbicara begitu leluasa pada Melani tanpa adanya perasaan diantara mereka. Atau sebenarnya sejak awal Melani sudah menyimpan perasaan padanya hanya saja gadis itu begitu hebat dalam menyembunyikannya? Entahlah, memikirkannya hanya membuat Faldi semakin dibuat merasa bersalah.

Terkait perkataannya dulu yang sempat memperingatkan Melani untuk tidak jatuh hati padanya juga hanyalah guyonan semata baginya, ia tidak benar-benar ingin mengucapkan itu. Karena saat itu ia yakin jika Melani hanya pure menganggapnya sebagai sahabat saja. Ia sama sekali tidak ingin membuat Melani terluka karena ucapannya.

Bolehkah ia berharap jika keadaan akan membaik di kemudian hari? Namun ia tetap ingin Melani dan Clarisa berada di sisinya. Karena Melani dan Clarisa mempunyai posisi masing-masing dalam hatinya.

🍃🍥🍃

Melani tersenyum saat menghampiri Rizky, kakak kelasnya itu yang sudah menunggunya hampir sepuluh menitan di depan kelasnya. Sebelumnya Melani menyempatkan dirinya untuk berpamitan untuk pulang duluan kepada Salsa, Kiki, dan Sandy.

Karena memang sejak kepulangannya dari rumah sakit waktu itu, ia dan Rizky mulai dekat. Namun Melani tetap menganggap laki-laki itu sebagai kakak kelasnya, tidak lebih.

Apalagi sejak kakaknya, Bian telah memberitahunya jika Rizky terus membesuknya saat di rumah sakit. Melani benar-benar berterimakasih pada laki-laki itu, menurutnya yang terpenting Rizky telah berniat baik untuk meluruskan kesalahannya waktu itu. Bukan seperti laki-laki yang disukainya. Namun Melani buru-buru menggelengkan kepalanya saat menyadari pikirannya mulai kembali pada laki-laki itu yang bahkan tidak mempedulikan perasaannya sama sekali.

Dan tanpa Melani sadari, Faldi selalu pulang terlambat serta tetap berada di tempat duduknya hanya demi melihat interaksinya dan Rizky dengan tatapan yang sulit diartikan.

Ya, Faldi adalah sosok pengecut yang bahkan untuk menyelesaikan permasalahnnya sendiri saja ia tidak mampu, dan hanya diam menonton dua sejoli yang semakin hari semakin akrab.

To be Continued❤❤❤

🍃🍥🍃

Hai, halo, anyyeong, bagaimana perasaan kalian saat membaca part ini?😊

Ayo jangan sungkan ya untuk berkomentar, btw kalau ada yang typo, bantu kasihtau ya guys❤

Sejauh ini gimana sih Faldi menurut pandangan kalian?😁

About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang