14_ About Us

71 15 14
                                    

Bolehkah sejenak aku tersenyum lebih lama,
Ketika perlahan bahagia mulai menghampiriku setelah sekian lama?!

~Melani

~_¤_~

Seharusnya setelah dua hari lamanya hanya berdiam diri dirumah, membuat Melani bahagia ketika akhirnya ia bisa kembali ke sekolah dan bertemu teman-temannya.

Akan tetapi hal itu tidak berlaku pada saat ini, karena ia justru dirudung perasaan khawatir yang berlebihan. Karena ketua kelas mereka baru saja memberitahu tentang ulangan praktek dadakan Teknologi Informasi dan Komunikasi tentang CorelDraw yang akan dilaksanakan sebentar lagi.

Bayangkan saja, ketika saat materi kali ini baru Melani terima satu kali, karena ketika pemantapan materi itu dijelaskan, Melani justru tidak hadir karena sakit. Melani sudah mencoba untuk meminta dispensasi, akan tetapi karena suatu alasan ia tidak diizinkan, ya apa boleh buat.

Apalagi ketersediaan komputer yang hanya ada dua puluh tujuh, sementara jumlah siswa dikelasnya ada tiga puluh delapan siswa membuat mereka saling adu cepat untuk bisa praktek dengan nyaman tanpa harus menunggu siswa yang lain selesai.

"Mel, buruan sini. Mumpung kosong nih sebelah gue." ujar Kiki sambil menarik lengan Melani.

"Thanks ya Ki, hampir aja gue nggak dapat tempat duduk tadi." ujar Melani menghela napas lega.

Belum sempat Melani menghidupkan tombol power pada komputernya, namun pak Jaya, guru TIK-nya itu sudah menegurnya. 

"Kalau bisa cari komputer yang lain nak, komputer yang itu sedang rusak dan belum diperbaiki." ujar pak Jaya yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Melani.

Dengan perasaan setengah kesal, Melani mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan, dan hanya tersisa satu bangku saja. Itu pun letaknya di bagian depan, tepatnya disamping si cowok tengil, alias Faldi.

Mau tidak mau Melani melangkahkan kakinya kesana, dan ketika menyadari ada yang  mengisi kekosongan kursi disebelahnya, Faldi langsung menoleh.

"Ciee, yang kepengen banget duduk sebelah gue. Tumben nggak gengsi?" tanyanya dengan nada seperti biasa, usil.

"Apa sih? kalau nggak karena kepaksa, gue juga males kali." jawab Melani sebal.

Melani mencoba sebisa mungkin untuk tenang ketika mouse ditangannya sama sekali tidak menunjukkan reaksi. Melani mencoba berkali-kali untuk meng-klik ikon file di komputernya, namun tetap tidak bisa. Karena rasa panik yang berlebihan, mata Melani berulang kali menatap waktu yang terus berjalan dan hanya tersisa sembilan menit lagi.

Faldi yang melihat cara duduk Melani yang begitu gelisah langsung menoleh.

"Bantuin kali Fal, jangan diem-diem bae. Ah, nggak gentle lo." ujar Erick terkekeh pelan, kebetulan ia duduk tepat disamping Faldi.

"Kenapa lo? gelisah banget." tanya Faldi tiba-tiba membuat Melani menoleh.

"Gue juga nggak tau, dari tadi gue udah coba gerakin mouse-nya tapi tetap nggak bisa." jawab Melani dengan suara yang sedikit bergetar karena rasa panik yang berlebihan.

"Yaudah sini, gue coba." ujar Faldi mengambil alih mouse dari tangan Melani membuat kulit mereka saling bersinggungan tanpa sengaja. Mencoba mengabaikan perasaan aneh barusan, Melani dan Faldi mencoba tetap bersikap seperti biasa.

Dengan tenang, Faldi menggeser duduknya sehingga kursi mereka semakin dekat kemudian ia membantu sebisanya. Namun hanya sebentar, karena setelah itu Faldi dan Melani harus menerima teguran lagi dari pak Jaya.

About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang