37_ Pelampiasan

27 11 20
                                    

Happy Reading guys...❤❤❤
.
.
.
.
.
🍃❤🍃

Untuk pertama kalinya Faldi memantapkan dirinya untuk menjemput Melani di rumahnya  sejak suasana canggung yang belakangan ini begitu terasa. Seolah tak ingin membuang waktunya lebih lama lagi, Faldi bertekat akan berusaha semampunya untuk membuat Melani kembali bersikap seperti biasanya.

Wajah laki-laki itu terlihat sumringah saat dilihatnya Melani baru saja keluar dari rumahnya dan saat ini gadis itu tengah mengikat tali sepatunya.

Faldi jadi gemas sendiri saat memandangi surai gadis itu yang terus jatuh menutupi wajah Melani yang tampak lebih cantik dari biasanya. Bahkan laki-laki baru menyadari jika hari ini Melani tidak mengikat rambutnya.

Sepertinya saat ini Faldi juga tidak bisa langsung membuka pagar rumah gadis itu dan  menyelenong masuk begitu saja seperti yang sering ia lakukan beberapa waktu lalu saat ia dan Melani belum secanggung ini.

Faldi melirik engsel pagar rumah Melani yang masih terkunci, mau tidak mau laki-laki itu akhirnya mengetuk-ngetukkan engsel pagar itu hingga menimbulkan bunyi yang nyaring dan berhasil menarik perhatian Melani yang beberapa saat lalu belum menyadari kehadirannya.

Gadis itu berdiri dan beranjak mendekatinya setelah tali sepatunya telah terikat sempurna.

"Mel, bukain dong." ujar Faldi diikuti cengirannya membuat Melani yang sedang berjalan ke arahnya memutar bola matanya jengah.

"Gue pikir lo udah nggak ingat rumah gue," sindir Melani seraya membuka pagar di hadapannya.

Faldi sedikit dibuat terkejut melihat respon Melani yang di luar bayangannya. Namun pada akhirnya Faldi menarik senyum kecilnya yang sulit untuk ia tahan.

"Yakali Mel, lo pikir gue udah pikun?" Kekeh Faldi seraya membalas sindiran Melani.

"Nggak pikun sih, tapi plin-plan." Respon Melani santai, namun benar-benar berhasil membuat Faldi kesal. Padahal jauh di dalam sana, Melani tengah menata hatinya dengan berpura-pura baik-baik saja.

"Berangkat kuy Mel," ujar Faldi setelah keheningan tiba-tiba menyergap begitu saja.

"Tumben nggak sama Clarisa Fal?" Lagi-lagi Melani bertanya dengan santainya, seolah gadis itu telah melupakan kejadian beberapa waktu lalu.

"Lagi males aja. Gue suruh dia naik angkot. Lagian gue lagi rindu lo." ujar Faldi seolah sedang memancing respon gadis di depannya. Namun sepertinya Melani sama sekali tidak mempedulikannya.

"Nggak usah ngaco Fal. Sama sekali nggak lucu." Melani berujar cuek.

"Sorry Fal, kayaknya hari ini kita nggak bisa bareng. Soalnya gue udah ada janji sama kak Rizky." ujar Melani berbalik dan mengambil ranselnya yang sebelumnya tergeletak di depan pintu saat dilihatnya sepeda motor Rizky telah memasuki pekarangan rumahnya.

"Fal, nggak jadi berangkat? Awas telat, udah hampir jam tujuh soalnya." ujar Melani mengingatkan Faldi yang masih duduk di teras rumahnya. Bahkan kini gadis itu telah duduk sempurna di belakang motor Rizky.

Begitu saja, Faldi menghela napas kecewa.

🍃🍥🍃

"Kenapa belakangan ini muka lo selalu gitu? Sakit?"

Faldi melirik Clarissa yang berjalan mendekatinya dan membiarkan gadis itu yang kini tengah menyentuh keningnya seolah tengah memastikan suhu tubuhnya.

"Beneran sakit ternyata." ujar Clarisa yang lebih mirip gumaman.

Clarisa baru saja akan menjauh dan mengambil handuk kecil untuk membantu menurunkan suhu laki-laki itu, namun gerakannya jadi terhenti saat Faldi menarik tangannya dan menggenggamnya.

Mau tidak mau akhirnya Clarisa hanya membiarkannya saja. Bahkan kini Faldi membawa tangannya dan menyentuhkannya di sisi wajahnya. Setelah sekian lama, baru kali ini Clarisa dibuat tertegun dengan sikap sahabatnya itu.

"Tangan lo masih sehangat sebelum-belumnya." ujar Faldi seraya tersenyum tipis. Entah mengapa Clarisa justru menatap Faldi miris.

Di matanya, kali ini Faldi tidak sedang benar-benar menyadari dirinya maupun perkataannya.

"Cla, apa di mata lo, gue masih cuma sekedar sahabat doang?" Faldi bertanya pelan.

"Hmm." Clarisa menjawab tak kalah pelan.

Setelahnya hening jadi terasa tak mengenakkan untuk mereka berdua.

Sejujurnya Clarisa bukannya tidak menyadari jika Faldi menaruh perasaan lebih padanya. Hanya saja ia belum yakin atas perasaannya sendiri. Meskipun perasaannya kepada Rizky sudah tidak sebesar pada awalnya, tapi ia tidak mungkin kan secepat itu berpindah hati kepada sahabatnya sendiri.

Lagipula gadis itu juga menyadari jika sebenarnya perasaan Faldi kepadanya sudah terbagi sejak lama. Mungkin Faldi tidak menyadarinya, namun ia sebagai perempuan tentu saja lebih peka.

"Apa masih karena Rizky, Cla? Dia bahkan nggak peduliin lo sama sekali." Faldi berujar lemah.

"Itu urusan gue Fal, lagian apa lo nggak sadar jika sikap lo yang seolah mengistimewakan gue itu nyakitin teman sekelas lo sendiri?" ujar Clarisa berusaha mengingatkan.

"Siapa? Melani?" Faldi terkekeh pelan. "Dia udah nggak suka gue Cla, tenang aja." ujar Faldi lagi masih diikuti kekehannya yang semakin lama semakin parau. Ya, Faldi tidak benar-benar tertawa. Ia hanya berusaha untuk tertawa.

"Itu karena lo brengsek Fal. Lo egois." Bentak Clarisa tanpa sadar. Entah mengapa ia tiba-tiba saja muak dengan semua perkataan sahabatnya itu.

"Lo bahkan nggak tau apa-apa tentang hati lo sendiri, dan bisa-bisanya lo dengan entengnya jadiin gue pelampiasan. Sadar dong Fal." Tambahnya lagi kemudian berlalu pergi begitu saja meninggalkan Faldi dengan kebigungannya.

🍃🍥🍃

To be Continued...❤❤❤

Absurd ya? Maaf ya, idenya lagi rada buntu :( Makasih ya guys masih baca hingga part ini❤❤❤
Bagaimana perasaan kalian saat membaca part ini?
Satu kata tentang Faldi doong😙

Zahrotul Munawaroh
27 Oktober 2020
Tanjungbalai Karimun

About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang