"Dari sekian banyak manusia, kenapa harus dia?
Apa ini termasuk bagian dari rencana Tuhan dan semestanya?"~Anonim
Setelah memasuki satu minggu sebelum dilaksanakannya ujian semester, setiap wali kelas diminta untuk menyampaikan informasi mengenai kegiatan Classmetting yang biasanya rutin diadakan setelah ujian semester berakhir.
Acaranya juga biasanya hampir sama di setiap tahunnya, yaitu diisi oleh perlombaan-perlombaan yang cukup membosankan dan wajib diikuti oleh setiap perwakilan kelas.
Seperti biasa, Salsa tetap ditunjuk sebagai perwakilan lomba cipta dan baca puisi. Berbagai lomba yang lainnya juga sudah ditetapkan perwakilannya. Menyisakan lomba pentas seni yang minimal wajib diikuti oleh dua orang. Para siswa dan siswi XI IPS I yang mulai dibanjiri keringat dingin mulai melarikan tatapan mereka sejauh mungkin dari sang wali kelas.
"Ayo, mana nih yang biasanya suka koar-koar di kelas? Kenapa di saat penting dan genting kayak gini malah pada diem semua?" ujar sang wali kelas sambil menatap intens para siswa dan siswinya.
"Ayo-ayo, nggak usah takut dan nggak usah sungkan. Mana nih yang biasanya suka nyanyi-nyanyi dan konser di kamar mandi? Jangan sia-siakan suara emas kalian." ujar Pak Indra dengan lawakannya yang seperti biasa, garing.
"Oke-oke, karena tidak ada yang bersedia, maka bapak sendiri yang akan menunjuk perwakilan untuk pentas seni ini. Jadi siapapun yang bapak tunjuk, mau tidak mau kalian tetap harus mau." ujar Pak Indra yang mulai kehabisan akal membujuk para siswa dan siswinya.
Seluruh siswa XI IPS I kembali dibanjiri keringat dingin. Begitupun dengan Melani, gadis itu terus menyibukkan dirinya dengan buku yang tengah ia pegang.
"Nah, setuju tuh Pak. Noh pak, tunjuk Faldi aja Pak. Suaranya beuh, keren pake banget Pak. Pokoknya nggak kalah lah sama Charlie Puth." ujar Erick tanpa dosa membuat Faldi refleks menimpuk kepala laki-laki itu dengan bukunya.
"Woi, nggak usah nunjuk-nunjuk orang lo, kalau mau lo aja sana yang ikut. Nggak usah bawa-bawa gue." ujar Faldi kesal.
"Dih marah, kek cewek lo. Ngambekan." ujar Faldi diiringi senyum yang semakin menyebalkan.
"Suka-suka gue lah." Faldi mulai terpancing emosi melihat sahabatnya yang semakin menyebalkan.
"Diam, saya nggak suruh kalian ribut. Jadi gimana nih, diantara kalian berdua siapa yang mau ikut? Faldi? atau kamu Erick?" tanya Pak Indra mulai lelah melihat perdebatan diantara Faldi dan Erick.
"Eits, jangan saya Pak. Bisa-bisa kalau saya yang tampil nanti penontonnya malah kabur semua lagi." ujar Erick menolak cepat.
"Yaudah, berarti udah fiks kamu Ya Faldi yang bakalan jadi perwakilan untuk Pensi kali ini." ujar Pak Indra final.
"Tapi Pak ..."
"Nggak ada tapi-tapian, saya udah pusing ini menentukan perwakilan untuk lomba yang satu ini. Bisa-bisa waktu kita habis hanya untuk ini saja." ujar Pak Indra membuat Faldi langsung menghembuskan napas kesal.
"Nggak usah pusing, saya bakalan carikan satu orang perempuan untuk jadi partner kamu. Ayo, kurang baik apa lagi?" ujar Pak Indra mulai menemukan semangatnya kembali.
"Kalau gitu biar saya sendiri aja deh Pak yang nyari partner." ujar Faldi dengan smirk menyebalkan yang jarang ia perlihatkan di depan umum.
"Justru bagus kalau gitu, jadi kamu maunya siapa? Ayo sebut saja." ujar Pak Indra begitu antusias.
"Melani Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us (Spin Off Ilusi Hati)✔ Completed
TeenfikcePerihal Freesia Melani Atera yang terjebak pahitnya mencintai sendirian. ### "Alunan nada kita memang nyaris seirama, namun mengapa hati kita justru berlawanan arah?" ~Melani Cover by: Me