Well, Sean Evans, the most handsome doctors on earth. Muda, tampan, kharismatik dan tentu saja berasal dari keluarga billionaire. Ayahnya adalah pemilik perusahan international yg bergerak dibidang penerbangan.
Sementara, Michelle Abraham, seorang...
Michelle melepaskan pakaiannya dengan tangannya yang gemetaran. Dress simple berwarna hitam itu sudah terlepas, tapi ia terhenti untuk melepaskan underware-nya. Ia ragu untuk melepaskan perlindungan terakhirnya. Ia membiarkannya masih melekat di tubuhnya.
Gadis bertinggi 175 cm itu memasuki bathtub. Tubuh semampainya sedikit demi sedikit tenggelam di dalamnya.
Sean tidak berkedip sedikitpun melihat lekukan tubuh sensual Mitchell. Dada yang penuh dan terlihat begitu menggairahkan. Pria manapun pasti tergila-gila melihat apa yang ia saksikan sekarang.
Michelle duduk di depan Sean. Memunggunginya. Merasakan kulitnya yang mulai bersentuhan. Getaran yang begitu dahsyat seperti tersengat aliran listrik.
Sean melepaskan ikatan bra yang membungkus dadanya. Mulai terlepas. Dengan perlahan Sean menyentuhnya. Merasakannya. Kehangatan kulitnya. Memabukkan. Michelle pun bisa merasakan ketegangan di antaranya.
"Bisakah kita tunda dulu... Aku..." Seru Michelle. "Aku belum siap."
"Apa maksudmu?"
"Aku belum siap untuk melakukan ini. Ini pertama kalinya bagiku." Ujar Mitchell dengan tangannya yang gemetaran dan bibirnya yang bergetar.
"Apa?" Sontak Sean kaget dengan apa yang ia dengar. "At this age??"
"Ya. Aku tidak pernah melakukan ini."
"23 years old.. and you still virgin?"
"Memalukan memang untuk sebagian gadis ketika masih virgin diusiaku. Aku cuma melakukannya di waktu yang tepat dan orang yang tepat." Seru Michelle.
"Oh itu bukan sesuatu yang memalukakan, Dear. It's a pleasure to hear that. Lucky me."
Di rengkuhnya tubuh Michelle hingga lebih lekat lagi dengannya. Kedua mata bertatapan. Begitu ia sangat menginginkan bibir tipis ini. Merengkuh dengan bibirnya. Keduanya larut dalam ciuman yang memabukkan. Diusapnya perlahan... Merasakannya. Begitu lembut. Rasa Vanilla. Ingin lagi dan lagi menciumnya hingga nafas mereka saling terengah.
Di tekannya tubuh Sean menjauh. Detak jantung keduanya begitu kencang. Menderu. Begitu bergebu.
"Bolehkah aku meminta sedikit waktu lagi?" Ucap Michelle pelan
"Berapa lama?"
"Aku mau kita saling kenal terlebih dahulu"
"Aku tidak yakin aku bisa handle itu. Aku mau merasakanmu.. "
"Aku milikmu. Tubuhku milikmu. Lets Take it slow."
"Okay. Tapi aku tidak akan berjanji apapun."
"Ya kau tidak perlu berjanji apapun."
Michelle mengangkat tubuhnya dari bathtub tersebut. Membersihkan tubuhnya dari buih-buih sabun yang menempel di kulitnya. Dengan kedua matanya ia melihat Sean yang masih tidak menarik pandangan darinya. Meneliti dan mengamati tubuhnya setiap inchi seperti serigala yang akan menerkam buruannya.
"Tunggu aku di kamar. Kau bisa pakai guest room. Pilih saja yang kamu mau."
"Okay. Thank you."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.