The Vow

5K 164 1
                                    

Sean POV (Point Of View)

Damn! Kenapa ia bersikeras pergi. Well, sebagaimana kerasnya kau mencoba, aku tidak akan membiarkanmu pergi. Aku tidak tau kenapa aku berbuat itu. Aku hanya ingin memastikan kau tidak pergi kemanapun.

Egois? Maybe.

Apapun akan aku lakukan agar Michele tetap disini. Di dekatku. Menikahinya pun akan aku lakukan. Garansi dia tidak akan pergi. Memikirkannya jauh dariku pun membuatku kesal.

Fuck. What is it all about? Kenapa aku begitu frustasi dengan gadis ini. Aku tidak yakin dengan apa yang terjadi padaku. Aku membutuhkannya di sisiku. Aku membutuhkannya di hidupku. Sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tidak pernah sedikitpun menginginkan seorang wanita, sebesar aku menginginkan Michele. Bahkan dari semenjak aku melihatnya. Gadis cantik yang terlihat tertekan, kalut, dan terpukul karena ia membutuhkan biaya untuk orangtuanya. Well, uang itu hanya cara untuk membuatnya menjadi milikku. Awalnya aku mengira ia hanya sebuah permainan. Yang apabila aku bosan, akan aku akhiri. How damn I am take that situation for my self. Memanfaatkan keterpurukannya. Ketidakmampuannya. Dan ketidakberdayaanya.

Sangat sulit bagiku melupakan bayang wajahnya sejak pertama kali bertemu denganbya. Dia selalu ada dalam pikiranku. Aku tidak ingin kehilangannya. Apapun yang terjadi. Aku akan melakukan semua agar ia tetap tinggal di sini. Bersamaku.

"Apa yang kau pikirkan sekarang?" Tanyaku pada Michelle yang duduk diam di sampingku.

"Well, kau sudah memutuskan semuanya sendiri menurut keinginanmu. Apa pedulimu dengan apa yang aku pikirkan?! Tidak penting akan perasaan dan keinginanku sendiri."

"Aku tidak pintar dalam bernegosiasi."

"Kau hanya ingin mempermainkanku."

Itu tidak benar, tentu saja. It's done along time ago. Dia bukan permainanku lagi.

"Mungkin menurutmu aku seperti perempuan-perempuan yang ada di masa lalumu yang bisa kau permainkan. Bisa kau gunakan dan kau manfaatkan."

"Well, aku tidak pernah memanfaatkan mereka. Mereka yang memanfaatkanku. Aku bisa memberikan segalanya untuk mereka. Except love and married."

"Lalu kenapa kau menikahiku?" Tanya Michele. "Perlakukan aku seperti perempuanmu yang lain kalau begitu."

"Aku tidak bisa."

Don't ask me why, please. Cause I don't have the answer.

"Kenapa?"

"Karena kau berbeda."

"Apa yang membuatku berbeda?"

"Untuk pertamakalinya dalam hidupku. Aku ingin bersama dengan seseorang. Menghabiskan waktu dengannya. Badly. Aku ingin kau menginginkanku. Membutuhkanku. Dan aku tidak ingin kehilanganmu."

"Aku tidak mengerti Sean..."

"Begitupun aku."

"Jadi apa gunanya kita menikah kalau begitu?" ucap Michele lagi.

Oh dear. Married is seal. Kau milikku setelah aku menikahimu. Kau tidak akan pergi.

"Lakukan apa yang aku perintahkan. Wedding planner akan menghubungimu untuk detailnya. Dia yang terbaik. Dia temanku. My mother also will help you."

"Oke. Terserah kau saja."

Michelle POV

What should I do? Apakah aku harus menyerah dan melakukan pernikahan ini? Pernikahan tanpa cinta. Hanya akan ada saling menyakiti di akhir. Aku ingin pernikahan yang satu kali untuk selamanya. Dengan pria yang betul-betul aku cintai. Mengerti akan keadaanku. Mencintaiku apa adanya. Apakah ini takdirku? Terjebak oleh keaadan? Keadaan yang seolah menarikku semakin dalam.

My Sex(y) DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang