Michelle tidak paham dengan apa yang dipikirkan pria ini. Kenapa ia begitu marah ketika melihatnya bertegur sapa dengan teman lamanya. Sebegitu pemarahnya kah ia?
"Aku tidak suka dengan apa yang kau lakukan tadi. Mengekang bukanlah suatu hal yang baik. Aku tidak paham maksudmu apa. Lebih baik kita perjelas. Sebenarnya hubungan kita seperti apa. Aku tidak suka diatur seperti itu. Aku siapamu?" Ujar Mitchell dengan kesal.
"Aku berhak atasmu. You owe me" ucap Sean terlihat dengan penuh amarah.
"Yeah, I know. Tapi tolong perlakukan aku dengan baik. Aku bukan barang." Ujar Michelle lagi. "Tolong hargai aku."
"I just.. aku tidak suka melihat kau akrab dengan lelaki lain."
"Aku sudah bilang kami cuma teman lama. Tidak lebih." Seru Michelle. "Kalau kau seperti ini aku tidak yakin aku sanggup untuk bersamamu."
"Okay. Kita lupakan. Jangan pernah kau hubungi pria itu lagi."
"Okay. Ofcourse. I won't. Trust me" ia merengkuh tangan Sean di dadanya.
Sean memeluk tubuh Michelle erat. Di rengkuhnya. Ia membelai rambut Michelle. Menatap kedua matanya. Kilatan mata yang beberapa menit yang lalu penuh amarah berubah menjadi tatapan yang hangat.
Dikecupnya bibir indah Michelle. Ia labuhkan ciuman lembut. Berbeda dengan yang ciuman pertama mereka. Kali ini lebih terasa natural. Ia mengelus pipi Michelle dengan jari-jarinya.
"Janji satu hal padaku." Ucap Sean
"Ya. What is it?"
"Jangan izinkan siapapun menciummu. Bibir ini milikku." Ia mengecup lagi bibir Michelle lembut.
"Yeah, Tentu saja aku tidak akan melakukannya dengan oranglain."
"Let's take a shower"
**
Ia menuntunku ke kamar pribadinya. Di lepaskannya bajuku satu persatu hingga semua terlepas. Kecuali celana dalam dan bra-ku. Semua Berjatuhan di lantai kamarnya. Ia menciumku. Membuatku terbuai. Ciuman yang begitu dalam dan penuh hasrat. Salah satu tangannya menangkup payudaraku. Meremasnya. Tangan satunya lagi tenggelam dileherku. Ia melepaskan kaitan bra milikku. Hingga terlepas. Ia mengelus dadaku dengan lembut. Tangan yang satu lagi menuruni bawahku. Menyentuh dan membelainya. Aneh yang kurasa.
"What do you feel?" Tanya Sean sembari melakukan aksinya. Mempermainkanku. Ia menyelinap ke dalam sisi sensitifku.
"Aku tidak tau.. Tidak pernah ada yg menyentuhku seperti ini."
"Beritahu aku..." bisiknya
"It's just feels so good.."
"Apa kau suka?"
"Yes." ujarku takberdaya
"Damned. Your fucking hot, babe" ujar Sean.
"Aku tidak seperti itu"
"Ya." Ucap Sean. "Kamu begitu basah dan siap."
"Lakukan, Sean" pintaku
"Apa kau yakin?"
"Yes" jawabku pelan
"Okay."
Ia melepaskan CD yang Michelle kenakan. Diturunkannya ke bawah. Ia menyentuh kewanitannya. Ia memainkan. Meraba dan menekannya dengan jari-jarinya.
Sean melepaskan pakaian yang dikenakannya satu persatu. Hingga tinggal boxer yang melekat. Ia menurunkan penutup tubuhnya yang terakhir. Menyingkirkannya. Hingga semua tampak nyata di hadapan Michelle.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sex(y) Doctor
RomanceWell, Sean Evans, the most handsome doctors on earth. Muda, tampan, kharismatik dan tentu saja berasal dari keluarga billionaire. Ayahnya adalah pemilik perusahan international yg bergerak dibidang penerbangan. Sementara, Michelle Abraham, seorang...