Our Love

4K 142 1
                                    

Entah berapa kali ia menghempaskan tubuhku di atas tempat tidurnya. Dengan pelukan hangat ia melingkarkan pelukannya. Merengkuh tubuhku. Bersatu dengan tubuh kekarnya. Seolah ia takkan melepaskanku lagi.

Ia berbisik pelan di telingaku. Desah nafasnya terdengar memburu. Gairah yang tertahan beberapa waktu terakhir ini seolah tersampaikan malam ini.

"You're so beautiful

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You're so beautiful. I'm so lucky to have you." Bisik Sean

"Kau salah. Aku yang beruntung memilikimu." Sahutku

Ia mengecup bibirku lagi. Kali ini tanpa hasrat sexual seperti sebelumnya. Kali ini yang terasa yaitu 'Cinta'. Betulkah? Apakah ia benar mencintaiku?

Pagi itu, kami bangun dari tempat tidur
aku buatkan dia sarapan. Setelah itu aku bawa makanan itu ke dalam kamar dan membangunkannya dari tidur. Ia masih sedikit terlelap. Ia membuka matanya perlahan-lahan menyapaku dengan senyumannya yang menawan. Ya Tuhan begitu tampannya dia. Aku begitu beruntung mendapatkan suami setampan ini.

Aku menaruh sarapannya di sisi tempat tidur. Ia lalu menarik tanganku
membawaku jatuh lagi ke dalam pelukannya. Ia mendekap erat tubuhku
menarikku ke dalam selimutnya.

"Apa kau tidak akan pergi ke kantor?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau tidak akan pergi ke kantor?"

"Aku ingin di rumah seharian. Bersamamu."

"Tapi sayangnya aku harus pergi kerja. Aku tidak mau kalau sampai aku dipecat gara-gara membolos."

"Aku ingin menyuruhmu berhenti. Tapi kau pasti menolak. I can give you the world. Kau tidak perlu bekerja."

"You know me so well. Aku bukan tipe yang hanya duduk diam menunggumu pulang. Mungkin aku akan berhenti andai aku... Aku tidak tau kau memikirkannya atau tidak. Lupakan saja."

"Katakan apa itu."

"Bukan apa-apa. Waktunya belum pas aku mengatakan ini."

"Soal Anak?" Tanyanya.

"Apa kau menginginkan seorang anak?"

"Tentu saja aku ingin, Sayang. Tapi bukan sekarang. Aku ingin berdua denganmu. Menghabiskan waktu denganmu. Memanjakanmu dan membahagiakanmu. Dan aku masih sibuk dengan urusan pekerjaan. Kau masih meminum pil-mu kan?"

My Sex(y) DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang