I Want You

7.8K 195 4
                                    

Semalam adalah suatu yang tidak mungkin bisa aku lupakan sampai kapanpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semalam adalah suatu yang tidak mungkin bisa aku lupakan sampai kapanpun. Ketika ia menyentuhku. Menciumku. Mendekapku. Everything. Walaupun masih terasa aneh dan nyeri di tubuhku, tapi semua terasa begitu indah. He treats me well last night. Like a gentleman.

Ketika kami melangkahkan kaki menuju mobil, seorang wanita, berusia kisaran 22-24th, berambut merah sebahu menghentikan langkah kami. Ia begitu mencolok dengan warna lipstik yang merah mengikuti warna rambutnya. Ia mengenakan dress yang menempel ketat di badannya. Menampilkan dengan tegas lekukannya. Ia menghampiri Sean.

Sean nampak kaget dan tidak senang akan penampakan wanita itu.

"Oh please.. what are you doing here?!" Ujar Sean terlihat kesal.

"I've been text you and called you thousand times but your not answer that." Seru wanita itu begitu sampai dihadapan Sean.

"I am busy. Like I said before. I am done with you."

Wanita itu melirik ke arahku sebentar lalu berkata sinis "Is she your new bitch?"

Shock!! Who the hell she is.. Siapa perempuan ini. Kenapa ia disini? Kenapa dia menghampiri Sean dan melihat sinis ke arahku? Oh common, I don't want to hear those things.

"Stop it! Get out of here. Don't come near me!"

"Call me. Please... "

"No." Jawab Sean. "I am done with you. You know the reason. I am not doing fucking 'love'."

"You can't do this to me. Why did you left yesterday? It was three days of fun. With u.."

Well, tiga hari kemarin itu mereka bersama. So they are having relationship. What kind of relationship is it? Seperti yang aku dan Sean lakukan sekarangkah?

"Kau sudah tau konsekuensinya." ujar Sean lagi pada wanita yang belakangan aku tau bernama Vanessa.

Ia baru saja mencampakkan seseorang di depan mataku. Betapa bodohnya perempuan yang mencintai pria seperti Sean. Wake up! It's also warning for me. Do all the damned 'business' and not doing love.

"Masuk ke mobil." Ujar Sean padaku.

Okay.

So, this is the rules.

No love. At all.

Merencanakannya pun tidak.

Begitu perempuan itu pergi, Sean memasuki mobilnya. Duduk dikemudi dan tak bersuara. Aku pun tak mengharapkan penjelasan apapun darinya. Tidak berniat malah. It's his problems. Not mine.

Dia mengendarai mobilnya dengan dingin. Ia masih terlihat kesal. Raut wajah yang sukar ditebak. Terkadang dia lembut, kadang dia begitu dingin. Entah yang manakah Sean yang sebenarnya. Apakah karena kemunculan Vanessa moodnya berubah??

"Bisa kita bicara tentang ini?" Tanyaku pada Sean

"Tentang apa?"

"Siapa gadis itu??" Tanyaku penasaran

My Sex(y) DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang