Be the One

5.2K 173 1
                                        

"Michelle, Mrs. Margaret ingin berbicara denganmu."

"Oh ya."

Well, Mrs. Margaret adalah pimpinan di yayasan tempatku bekerja. Aku memasuki ruangannya. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan tentu saja bijaksana. Ia hampir mendedikasikan seluruh dirinya pada sekolah ini.

"Michelle.. melihat dedikasimu selama ini, kami menawarkan beasiswa untuk melanjutkan study S2 mu. Apakah kau berminat? Saya lihat kaulah yang paling potensial untuk kesempatan ini. Saya tau kau ingin masuk ke universitas ini sejak lama. University of Washington."

Wow.. ini yang aku inginkan selama ini. Melanjutkan study-ku. Untuk kemajuan pendidikan dan karirku ke depan. Tapi... Apa bisa aku pergi???

"Aku ingin sekali pergi Mrs. Margaret... Tapi bolehkah aku memikirkannya terlebih dahulu?"

"Oh ya tentu saja. Ini kesempatan bagus untukmu. Kau harus memikirkannya dengan matang."

"Ya Mrs Margaret. Terimakasih atas kesempatannya."

Ini mimpiku. Apa yang aku impikan. My big opportunity.

But... Bagaimana aku harus menyampaikan ini pada Sean. Apakah dia akan menerima ini? Apa ia akan membiarkanku pergi begitu saja? Bagaimana aku melunasi uang yang sudah dia berikan untukku? Harus pindah ke kota yang baru bukan hal yang mudah. Apa aku siap untuk itu? Apa aku siap jauh darinya? Siap kehilangannya?

Ketika aku keluar dan berjalan menuju halte, aku lihat Sean sudah ada di depan pre-school. Ia menjemputku.

Seperti biasanya ia terlihat tampan dan menawan. Dengan menggunakan setelan yang mahal, sudah pasti, ia terlihat maksimal. Tanpa cela. Minus sikap dan tingkah lakunya saja yang kadang tidak manusiawi. Sudah pasti.

"Well Sean, ada yang harus aku katakan." Ujarku agak gugup.

"yes, Apa itu?" Tanyanya datar

"Mrs. Margaret, ketua yayasan di tempatku mengajar, menawarkan beasiswa full untuk melanjutkan study-ku di Washington." Tutur Michele. "Aku berharap aku dapat meneruskan apa yang aku cita-citakan selama ini."

"Well, dia harus menyimpan atau mengalihkan beasiswa itu untuk orang lain karena kau tidak akan aku izinkan untuk pergi." Sahutnya dengan wajah datar cenderung kesal.

"Tapi ini apa yang sangat aku impikan selama ini Sean." Tukasku

"Kalau kau mau kau tidak perlu pergi ke kota lain hanya untuk melanjutkan kuliah. Kau bisa lanjutkan disini."

"Tapi beasiswa yang ditawarkan ini hanya untuk University of Washington."

"Bila kau mau di sini Kau tidak perlu memikirkan biaya yang harus kau keluarkan. I'll cover it!"

"Tidak usah. Kau sudah memberiku banyak uang. Aku bisa pakai itu jika aku memang mau di sini. Tapi ini University of Washington... It's hard to resist. Aku bisa pulang pergi dua atau tiga kali dalam satu minggu. Atau setiap weekend aku pulang. Jarak 3-4jam tidak masalah."

"Aku tidak akan mengijinkanmu pergi. Diskusi selesai."

"Aku bukan siapa-siapamu, Sean. Kau tak berhak untuk melarangku pergi dan menahanku. Uang tidak bisa membeliku agar aku tetap di sini. Dan lagi pula kau tidak betul-betul mencintaiku. Entah hubungan apa yang kita jalani selama ini. Kau tidak berhak atas hidupku. Aku bukan istrimu."

Ia terus memacu mobilnya dengan sangat kencang. Michele sadar Sean masih kesal dengan apa yang aku sampaikan. Tapi ia harus tahu apa yang aku rasakan dan aku inginkan. Aku tidak mau menjadi budak sex-nya lagi. Aku tidak mau menjadi bonekanya lagi. It's enough.

My Sex(y) DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang