Prolog

225K 8.4K 99
                                    

Kenangan kelabu, pembawa perasaan luka dan pilu. Sebuah kabar yang tidak menyenangkan, membuat pendengarnya menutup telinga enggan menerima fakta yang ada. Perasaan luka yang mungkin akan sulit diobati, menjadi alasan sebuah tangis menyayat hati di malam hari. Dia, seorang yang ditinggalkan, wanita tangguh yang dahulu kala tertawa bahagia, kini rapuh karena sejuta luka.

"Aku tau kau sangat bersedih, aku tau dia sangat membuatmu terluka. Tapi, aku mohon untuk tidak menolak permintaan terakhirnya," ucap seorang wanita dengan gaun hitam pekat.

"Egois." Air mata seorang wanita bernama Dela itu luruh. Bendungannya tidak lagi kuat menampung, hatinya cukup merasa nyeri kala melihat dua gundukan tanah yang tampak masih basah.

"Mengapa kalian menjebakku dalam posisi seperti ini?" Tubuh Dela merosot, lalu memukul tanah pemakaman itu dengan Isak tangis. "Mengapa sampai kematian kalian bahkan tetap saja melibatkan aku?"

"Del, aku duluan. Mas Ravi udah nungguin aku, nanti kamu jemput Axel ya." Suara itu, Dela membenci wanita itu. Dela tidak suka dengan wanita yang selalu tersenyum padanya itu, Dela tidak suka dengan dia yang selalu mampu menipu Dela dengan senyumannya yang tampak lugu.

"Hm."

Dela tidak mau menatap kepergian mantan sahabatnya itu, tidak lagi Dela mempercayai siapapun. Tidak lagi Dela tertipu oleh siapapun. Tidak lagi Dela dibodohi siapapun, Dela harus melanjutkan hidup dengan Dela versi lain. Dela yang bodoh dan mudah ditipu itu, akan lenyap mulai hari ini.

Lagi dan lagi, Dela menatap nisan dengan nama yang sama dengan nama yang terukir di hati Dela. Orang itu, beraninya meninggalkan luka untuk Dela yang sangat mencintainya. Lelaki itu, teganya membuat hati Dela hancur berkeping-keping setelah mengetahui fakta yang sulit untuk Dela cerna.

Dela mulai beranjak, melangkah menjauh dari dua gundukan tanah itu. Dela akan menerima takdir ini, Dela akan mengikuti skenario Tuhan untuknya. Jika kehilangan hari ini, maka Dela yakin akan mendapat sebongkah kebahagiaan di hari esok.

Dela menoleh ke belakang, menatap batu nisan itu dengan sendu. "Baik, aku akan mengikuti kemauanmu. Kau puas sekarang? Cukup sampai disini kau akan terus menyakiti aku. Cukup sampai disini saja."

Kaki jenjangnya melangkah lamban, pandangan matanya kosong, seperti tidak memiliki semangat hidup. Dibukanya pintu berwarna putih, hingga ia dapat mencium bau obat-obatan khas rumah sakit. Dela menatap sosok kecil yang menggeliat di dalam inkubator. Air matanya kembali menetes kala menatap makhluk kecil itu, hatinya kembali merasa nyeri.

"Halo iblis kecil, akan aku besarkan kau dengan baik. Tapi, nanti kau harus membalaskan dendam ku pada ayahmu di neraka nanti, kau mengerti?" Dela bermonolog, berharap makhluk kecil itu mengerti ucapannya.

Makhluk kecil itu menggeliat, seolah merasa terganggu akan sesuatu. Dela menatap pergerakan makhluk kecil itu, lalu tersenyum tipis.

"Apa kau yang bernama Dela Anjani?" Tanya salah seorang perawat.

Dela mendongak, mengalihkan pandangannya dari bayi kecil itu pada seorang perawat. "Iya, ada apa?"

"Bayimu sudah bisa dibawa pulang, tapi kau perlu menemui dokter terlebih dahulu," ucap sang perawat.

"Baiklah."

Dela beranjak, ia akan menemui dokter dan juga mungkin akan menanyakan beberapa hal yang harus Dela ketahui dalam hal mengurus bayi kecil itu.

Dokter memeriksa bayi kecil itu, memastikan bahwa bayi itu akan baik-baik saja tanpa selang apapun lagi. Bayi yang lahir secara prematur itu tampaknya sudah lebih baik daripada 3 hari yang lalu.

 Bayi yang lahir secara prematur itu tampaknya sudah lebih baik daripada 3 hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Semuanya tampak baik, kau bisa membawanya pulang. Dan jangan lupa untuk selalu mengecek suhu badannya, jika ada yang kau rasa tidak beres segera bawa dia kemari. Untuk hal lain mengenai dia, Kau sudah bisa mengatasi seperti yang sudah aku jelaskan sebelumnya," ucap dokter wanita itu memberikan arahan untuk Dela.

Hingga beberapa saat kemudian bayi dengan jenis kelamin laki-laki itu sudah berada dalam gendongan Dela. Bayi mungil itu seakan tengah mencari kehangatan dengan meringkuk di tubuh Dela. Perasaan yang asing itu datang, membuat Dela merasakan kehangatan dalam hatinya. Iblis kecil ini, apa yang telah ia lakukan hingga Dela merasakan perasaan sehangat ini?

"Kau benar-benar memikat seperti ayahmu. Dasar iblis kecil."

The Perfect Mom (PROSES PENERBITAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang