"Ma-ma-mam," Axel mencoba berbicara meski tidak juga membuat Dela paham. Anaknya terus saja melonjak-lonjak kegirangan, dengan sisa bubur yang ada di sekitar bibir bayi mungil itu.
"Sayang, apa yang membuatmu senang hari ini? Apa bubur ini enak?" Tanya Dela sembari menyuapi bayi mungil yang menggemaskan itu.
"Ma-ma-mam."
"Anak mama sangat menggemaskan." Dela mencium pipi gembul bayi mungil itu.
"Dela kau tidak pergi bekerja?" Tanya Ibu Dela sembari menyiapkan sarapan untuk anaknya.
"Aku sedang libur ibu, mungkin nanti malam harus pergi ke restoran." Dela kembali menjahili anaknya, mencium pipi dengan aroma bubur itu.
"Iblis kecil, aku akan terus bermain dengan mu hari ini. Apa kau puas, Sayang?" Tanya Dela dibalas dengan senyum girang anaknya.
Dering ponsel menginterupsi Dela, wanita itu menggendong anaknya sembari mengangkat telpon dari dosen pembimbing nya dulu.
"Halo, selamat pagi, Prof. Apa ada yang bisa Dela bantu?" Tanya Dela dengan sopan.
Di ujung sana dosen yang membimbing Dela kala skripsi itu tersenyum tipis. Merasa kagum dengan salah satu mahasiswi nya ini. Sangat bersemangat, selalu belajar, dan selalu optimis melakukan segala hal.
"Dela, aku sudah merekomendasikan mu di sebuah perusahaan besar. Bisakah kau datang ke perusahaan itu 3 jam lagi? Dan bawa semua berkas mu untuk wawancara." Dosen yang membimbing Dela kala kuliah itu tampak bersemangat, memiliki kepuasan tersendiri kala bisa menyalurkan mahasiswi terbaiknya ke perusahaan sebesar R Corporation.
"Astaga, kau sangat baik, Prof. Terimakasih atas semuanya, perusahaan mana yang akan mewawancarai saya, Prof?" Tanya Dela dengan bersemangat, senyumnya mengembang sempurna. Sangat tidak terduga, dosen pembimbing nya itu sangat baik hati sekali. Jika ia bekerja di perusahaan yang besar, maka dia bisa menghidupi Axel dengan layak.
"R Corporation. Aku hanya bisa membantu mu sampai di sini, Dela. Aku harap kau tidak akan mengecewakan ku, aku tau kau adalah orang yang pekerja keras. Semoga wawancara mu berhasil, Dela."
"Terimakasih banyak, Prof. Aku tidak akan mengecewakan mu, aku akan melakukan yang terbaik. Sekali lagi terimakasih, Prof." Dela sangat bersemangat, merasa sangat bahagia. Jika dia bekerja di perusahaan besar, maka ia tidak perlu lagi menjaga toko, mencuci piring, atau membuat kue di malam hari. Selain melelahkan, itu juga membuat ia kehilangan waktu untuk bermain main dengan Axel.
Hingga sambungan telepon terputus, Dela bersorak. Membawa sang anak merasakan kebahagiaan yang ia rasakan pada saat ini. "Sayang, mama merasa sangat bahagia."
"Ma-ma-mam."
Dela tertawa geli kala anaknya tampak terkekeh bahagia. Terasa membahagiakan melihat senyum Axel, anak yang ia rawat saat ini. Axel adalah hidupnya, kali ini ia baru mengerti seperti apa bahagianya sosok ibu. Kebahagiaan sederhana yang mampu tercipta karena senyum bahagia anaknya. Dela sangat menikmati kehidupannya saat ini.
"Sayang, ayo kita mandi. Dan kau harus bersama nenek nanti ya, iblis kecilnya mama gak boleh nakal. Kau mengerti?" Tanya Dela sembari menoel ujung hidung anaknya.
Axel kembali tertawa, mampu meluruhkan perasaan Dela. Mampu menenangkan jiwa Dela dalam hitungan detik.
2 jam berlalu dengan cepat. Dela sudah siap dengan stelan formal, dan berkas yang diperlukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Mom (PROSES PENERBITAN)
Romance~Completed~ #1 - in LoveStory [14-10-20] Seorang wanita tangguh dengan jiwa besar membesarkan bayi laki-laki seorang diri. Apapun pekerjaan ia lakukan, bukti kasih seorang ibu yang mampu menggenggam dunia untuk kebahagiaan anaknya. Anak itu, sangat...