UWAW TERIMAKASIH BANYAK BUAT YANG KOMEN DI PART SEBELUMNYA. SAMPAI ADA YANG SPAM LOH, SUKAAAA BANGEEET WKWK. ITU YANG JADI SEMANGAT AKU, TUNJUKKAN SEMUA KE ABSURD AN KALIAN. ITU BISA BIKIN AKU TERMOTIVASI. STAY HEALTHY YA KAWAN KAWAN. SELAMAT MEMBACA, DAN GIMANA MENURUT KALIAN PARTI INI KOMEN DIBAWAH☺️
"Selidiki semua cctv yang ada disekitar sana, temukan dia secepatnya dan serahkan padaku." Adamson mematikan panggilan ponselnya setelah orang kepercayaan-Veron- mengerti dengan semua perintahnya, sedangkan Dela tampak masih ketakutan bahkan saat mobil Adamson melenggang menjahui area rumahnya. Berkali-kali wanita itu mencium pipi Axel dan mengucap syukur.
"Kau tidak mungkin tidur di rumahmu, pelakunya belum ditemukan. Bisa saja dia datang ke rumahmu lagi." Adamson menatap jalanan kota, sesekali melirik wanita di sampingnya yang beberapa kali menghela nafas.
"Kau ada kerabat?" Tanya Adamson.
Dela kembali menghela nafas, lalu menggeleng pelan. Ia tidak memiliki kerabat di kota ini.
"Sahabat?"
Gadis itu kembali menggeleng, bahkan saat kuliah dirinya tidak banyak bergaul. Karena ia sibuk dengan pekerjaan paruh waktunya. Ada salah satu teman, bukan mungkin lebih tepat dikatakan mantan teman, yang sudah lama tidak lagi berkontak setelah menyerahkan Axel beberapa bulan lalu.
"Apa kau sebenarnya manusia goa?" Adamson mendengus, baru kali ini ia mendapati seorang wanita tanpa memiliki teman dekat. Biasanya wanita memiliki banyak teman dan bergerombol untuk bergosip.
"Oh ya, apa yang kau lakukan di daerah rumahku tadi? Sangat kebetulan, aku bersyukur bisa selamat." Dela menatap Adamson berbinar.
"A-aku, ta-tadi kenapa kau sangat ingin tahu, itu bukan urusanmu!!!" Adamson melengos memilih fokus pada kemudinya.
"Huh, sensitif sekali. Aku hanya bertanya!!" Dela berpaling, dilihatnya jalanan kota pada malam ini. Axel sudah terlelap, tapi kotak susu milik Axel tertinggal di rumahnya. Uangnya juga sudah tidak cukup untuk membeli susu.
"Lihatlah betapa menyedihkan nya aku, sudah banyak hutang, ekonomi sulit, sekarang juga dikejar orang asing. Dosa apa yang kubuat, Tuhan." Dela menggerutu sembari menempelkan pipinya pada kaca mobil.
"Kau sungguh menyedihkan." Adamson terkekeh.
Dela melirik Adamson bengis, lalu menghela nafas kasar. "Aku tahu itu. Tidak usah diperjelas!!!"
Beberapa menit perjalanan, mobil mewah milik Adamson memasuki sebuah pekarangan rumah yang luas. Dela dapat melihat betapa ketat penjagaan di rumah itu, beberapa orang berbaju hitam tampak berdiri tegap di depan gerbang. Itu hal yang wajar untuk pria kaya seperti Adamson, tapi itu adalah hal yang menakjubkan untuk gadis sederhana seperti Dela.
"Ini rumah siapa?" Tanya Dela saat ketiga manusia itu keluar dari mobil.
"Rumahku. Kau bisa menginap di sini, sampai orang yang mengejar mu ditemukan," ucap Adamson sembari melangkah masuk, disambut beberapa orang yang dipekerjakan pria itu.
Dela mengikuti langkah Adamson, sembari mengagumi rumah megah ini. "Adamson!!" Cicit Dela.
Adamson menatap Dela dengan mengangkat salah satu alisnya. Gadis itu mendekat, mencoba berjinjit untuk membisikkan sesuatu. "Apa jika aku menginap di sini, ini akan bertambah di jumlah hutangku?"
Hutang lagi hutang lagi, Adamson memutar bola matanya malas di pikiran Dela hanya ada hutang, hutang, dan hutang. Sebegitu buruk kah perekonomian wanita itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Mom (PROSES PENERBITAN)
Romance~Completed~ #1 - in LoveStory [14-10-20] Seorang wanita tangguh dengan jiwa besar membesarkan bayi laki-laki seorang diri. Apapun pekerjaan ia lakukan, bukti kasih seorang ibu yang mampu menggenggam dunia untuk kebahagiaan anaknya. Anak itu, sangat...