7

1.7K 148 21
                                    


"jeslyn makin gede makin lucu yaa" kata renjun sambil memainkan pipi jeslyn. "molor nanti pipi anak gua" protes jaemin lalu menggendong jeslyn pergi.

di ruangan lain, "seoyeon" , "nana"

keduanya saling berjabat tangan, berkenalan. "abis honeymoon ya?" tanya nana sok akrab. "hehe iya baru pulang sekitar 4 hari yang lalu" jawabnya sedikit kikuk.

"gimana? udah?" tanya nana sambil tersenyum menggoda. seoyeon tersenyum malu lalu menunduk, "doain aja bisa punya ya, liat anak-anakmu tadi kayanya seru" , "aah iya," jawab nana.

hening. suara candaan 3 laki-laki di ruang tamu makin terdengar keras.

"kamu dateng kan ke acara nikahannya haechan sama nakyung?" tanya seoyeon memecah keheningan. "oh iya dateng, kamu juga?"

goblok kenapa nanya gitu sialan. kaya orang bloon tau ga sih na. —batin nana dalam hati.

"iya dateng, udah punya gaun buat kesana?" tanya seoyeon.

"udah dibeliin jaemin waktu itu" jawab nana.

"dibeliin? enak ya. . andai renjun perhatian kaya gitu"

"kok gitu?? renjun bukannya gak perhatian, dia tuh emang gak pekaan. jadi kalo kamu mau apa-apa bilang, kalo nunggu dia peka mah sampe jeslyn rambutnya putih gak peka-peka" jawab nana membela.

"gengsi"

satu kata lolos membuat nana tersenyum, "gengsi segala, daripada ngganjel di hati"

"apa mau aku bilangin? aku sama renjun udah kenal dari jaman sekolah" lanjutnya.

"eEEHH JANGAANN. aku bilang sendiri nanti" kata seoyeon ketakutan.

nana tertawa kecil, "kalian berdua kenal dimana?"

"di tantan"

"hAAAHHH?????"

"heh ya kaga lah nying. gue kenal sama dia di kampus. waktu itu temen gue yang ngenalin" , "eh? sorry jadi frontal" kata seoyeon.

"iya gapapa, kaya drama ye kenalnya di kampus" kata nana sambil sedikit tertawa.

seoyeon menjawab singkat, "ya gitu" , "mau makan ga?" lanjutnya.

"masih kenyang" jawab nana.

"halah makan apaan sih kenyang, gue punya pasta. mau dibikinin gak? sekalian suami sama anak-anak lo juga" tawar seoyeon.

"lo nawarin sambil ngejek ye, bajingannya luar biasa" kata nana tak mau kalah frontal.

"beberapa menit lalu aku kamu, senyumnya malu-malu, nundukin kepala mulu. sekarang toxicnya diadu" kata seoyeon sambil bersyair.

"anak sastra ya lo?"

"tau aja kambing"

"ga heran sih"

"jadi mau dibikinin kaga? kalo gak yaudah"

"nanti aja siangan"

"bunda" panggil jeslyn yang tiba-tiba muncul. "loh jeslyn? gak main sama ayah?" sela seoyeon ketika nana baru membuka mulutnya.

nana hanya mendecih pelan lalu membuat posisi duduknya lebih nyaman.

jeslyn tidak menjawab, "jeslyn kenapa?" tanya seoyeon. "anyanyaanya" katanya sambil memeragakan gerakan mulut yang sedang mengunyah.

"hah? anak lo kenapa na? gua bukan ahli baca ginian" seoyeon menoleh ke nana yang sedang selonjoran asik memainkan hp nya.

nana menoleh kepada anaknya lalu bertanya, "jeslyn laper sayang?" , jeslyn mengangguk.

"yeon, pasta seporsi" kata nana memerintah. "seenak jidat anjay, bikin sendiri" kata seoyeon lalu duduk dan menyalakan tv.

nana meletakkan hp nya di kursi lalu beranjak ke dapur, sementara jeslyn mengekor bundanya.

"jeslyn mau pedes?" tanya nana sambil membuka lemari gantung milik keluarga Huang.

"heeh" kata jeslyn.

nana mulai merebus pasta lalu menyiapkan bumbunya. jeslyn hanya melihat sambil sesekali berjalan-jalan mengelilingi dapur. dia menyentuh kulkas lalu membukanya.

matanya berbinar ketika menemukan sesuatu di dalamnya, "bunda jeslyn boleh bawa ini?" tanyanya dengan menenteng kaleng bir.

sontak nana berlari kecil lalu merampas benda buruk itu dari tangan anaknya, "hEHHH ini milik om renjun, nanti bunda beliin ya"

wajah jeslyn berubah sedih, seakan merayu bundanya ia menyayukan mata dan membuat garis sedih di bibirnya.

"nggak. nggak boleh jelsyn" titah nana. "lagian renjun nyimpen ginian kenapasi anjir, mentang-mentang gaada anak kecil"

"hmm bau apanih" kata jaemin yang muncul tiba-tiba. "masak pasta?" kata renjun yang berada di belakang jaemin.

"RENJUN NI ANJIR KALO GUE BERTAMU DISIMPEN DULU BIR NYA KENAPASIH. NIH HAMPIR AJA DIMINUM JESLYN"

renjun kaget begitupun jaemin. "aDUH SAYANG JANGAN BUKA KULKAS OM RENJUN. ISINYA HARAM SEMUA GABAIK BUAT PRINCESS" kata jaemin lalu menggendong jeslyn pergi.

nana menatap renjun sinis, renjun hanya cengengesan, "yamaap" katanya singkat.

"untung ga diminum ya hahaha" lanjutnya.

"yaelah maapin" katanya lagi sambil mencolek hidung nana.

"musnah lo anjir" kata nana lalu melanjutkan memasak pasta.

"sini gua bantuin" kata renjun lalu menyusul nana. laki-laki itu menyiapkan garpu dan sendok lalu meletakkannya di samping piring.

"awas panas" kata renjun yang sedang melihat nana memisahkan pasta dan airnya.

"bisiti" omel nana, "siapa?" tanya renjun, "lo" jawab nana singkat, "yang nanya" renjun tertawa lalu berlari meninggalkan nana yang makin kesal, "RENJ astaga tuhan sabar sabar" nana mengelus dadanya.

***

jam menunjukkan pukul hampir tiga perempat malam, dan keluarga Na baru pulang.

mereka seharian lebih bersenang-senang di rumah renjun, menghabiskan waktu bersama selagi tidak ada yang sibuk.

tadi ramai. jeno, baejin, guanlin, vivi, daehwi, kak taeyong, dan xiyeon datang. jeslyn dan glen bermain bersama keponakan xiyeon yang ia ajak.

saat pulang, glen dan jeslyn sudah terlelap. mungkin mereka lelah bermain seharian. nana dan jaemin juga lelah, mereka bergiliran mandi lalu tidur.

saat nana sudah menyelesaikan mandinya, giliran jaemin. cukup lama nana mengecas hp,  ia menghidupkannya. banyak chat dan telfon yang masuk semenjak sore tadi, jarinya sibuk men-scroll down riwayat panggilannya.

dengan alis bertaut, perempuan itu jelas terlihat bingung.

"kenapa sebanyak ini?" gumamnya.

"kok belum tidur, sayang?" tanya jaemin yang baru keluar dari kamar mandi.

"varo, telfonin aku terus dari sore"

[2] Baby -  Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang