4

2.2K 245 51
                                    


"Oh iya, besok ada murid murid gua dateng buat les"

"Terus?"

"Lu sama anak anak ke rumah mama lah"

"Buat?"

"Ini tuh mereka mau olimpiade. Jadi perlu konsen, ngerti gak sih"

"loh kok emosi?"

"Ha? Enggak tuh biasa aja"

Alis jaemin terangkat dengan mata yang sedikit terbuka lebar. Mimiknya mengatakan bahwa ia sekarang sedang berusaha meyakinkan lawan bicaranya.

"Kenapa? Takut ketauan udah punya anak?" tanya nana santai dengan tangan tertekuk yang menumpu pada pinggangnya.

"Iya. Enggak!"

"Kok labil? Yang bener yang mana yah?" tanya nana dengan menekan nada pada kata "yah".

"Ah gapenting. Udah malem tidur" kata jaemin lalu berjalan mendahului nana.

Nana hanya mengangkat alis kirinya lalu berjalan ke kamar mandi untuk menggosok gigi.

Ia melihat pantulan dirinya dari sebuah kaca cermin kecil yang ditempel di dinding kamar mandi.

Jaemin jaemin, lo terlalu egois. Kasian rena


◾◾◾


01 Mei 2019.

"aYO JAEMIN CEPETAN IH" teriak nana panik.

"IYA SABAR TAHAN DULU INI MASIH ADA PEJALAN KAKI NYEBRANG" jawab jaemin tak kalah panik.

"aK hshs-" lirih rena kesakitan.

Tak tega melihat rena kesakitan seperti itu, nana mulai berpikir keras.

"Ren tahan, tarik nafas pelan buang. Ayok tarik nafas, buang"

"haah huuh ah jaem-min cpeet" lirih rena lagi.

"Iya sayang sabar ini bentar lagi ya sabar" kata jaemin berusaha tenang.

Mobil mereka memasuki area rumah sakit, setelah mobil berhenti di sembarang tempat jaemin langsung berlari memasuki lobby dan memanggil beberapa perawat untuk,

membantu istrinya yang akan bersalin.

—·—

"sekarang jam berapa?" tanya jaemin.

"jam sepuluh malem, kalo kamu capek tidur aja biar aku yang jagain rena. nanti kalo rena udah mau lahiran kamu aku bangunin" kata nana.

"gapapa ya aku tidur? capek banget soalnya"

"iyah" nana tersenyum lalu mengusap bahu suaminya.

jaemin melihat rena sekilas lalu berjalan ke sofa, berniat untuk tidur.

"ren, sakit banget ya?" tanya nana cemas.

"sakit" jawab rena dengan keringat dingin yang terus keluar dari dahinya.

nana mengambil tissue lalu mengusapkannya pada dahi rena. lalu ia melihat sekilas perut rena yang besar.

"bentar lagi lahir, kira kira kembar cowo apa cewe ya. atau mungkin cowo cewe" kata nana menebak nebak.

rena menghela nafas pelan. "lain waktu, pasti dikasih lagi na"

"ah, itu karena gua yang ceroboh. gua lebih mentingin ujian sekolah daripada manusia yang ada di perut gua" kata nana lalu melihat perut ratanya.

rena tersenyum, tapi  "aKh NA SUSTER!"

nana panik, ia langsung menarik tangan jaemin hingga jaemin tersungkur di lantai.

"apa? GEMPA TOLONG!" teriak jaemin sambil menutup kedua telinganya.

"RENA LAHIRAN NJING!" teriak nana gemas.

"HA?! GEMPA SUSULAN?!"

nana berlari lalu menekan tombol hijau disamping kasur pasien. bahkan ia menekannya berkali kali.

beberapa suster dan seorang dokter berlari masuk ruangan dan langsung membawa rena menuju ruang bersalin.

"SUS BURUAN SUS ANAK SAYA SUS MAU KELUAR NIH ANJING" jaemin menggoyangkan lengan dokter yang berusia sekitar 40 tahun.

"mohon tenang pak" lalu dokter tersebut berlari kecil menuju ruang bersalin.




sekitar 3 jam nana dan jaemin menunggu proses bersalin rena. entah apa yang mereka lakukan didalam sana, tapi ini lama sekali pikir nana.

"kok lama sih" ucap jaemin tidak sabar.

nana hanya bisa melihat pintu ruangan lalu kembali melihat kedepan sambil menggigit kukunya berkali kali, cemas.

klek.

nana dan jaemin membalikkan badan, reflek setelah mendengar suara pintu terbuka.

terlihat dokter tersebut melepas sarung tangannya, dan menghela nafas. nana bernafas besar, ia memandang dokter tersebut dengan dahi yang berkerut.

"dok gimana istri sama anak anak saya dok" tanya jaemin antusias.

"selamat, anak anda kembar laki laki perempuan. maaf, tapi bu yoorena tidak bisa selamat"

yoorena tidak bisa selamat.

kalimat yang cukup menusuk dada jaemin, begitu pula nana.

air matanya menggembung, hanya dengan berkedip maka airnya akan jatuh.

"you're totally wrong. istri saya sehat. buktinya bayi saya selamat" kata jaemin dengan nada sedikit naik turun.

dokter tersebut menepuk bahu jaemin, lalu berlalu pergi.

tanggal 2 Mei, hari dimana suka dan duka keluarga kecil Na.

"aku gak akan lupain kamu, " jaemin mencium dahi rena yang pucat dan dingin.

"aku juga gak bakal sia sia in kamu" jaemin mencium dahi nana sayang.

"aku juga bakal berusaha jadi ayah yang baik buat kalian berdua" jaemin mengelus pipi kedua anaknya yang masih belum bisa membuka matanya.

◾➖◾

nana meletakkan sikat giginya, dan ia melihat pada cermin yang terletak tepat didepannya.

"jaemin egois jaemin pembohong"





◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽◽
mau jujur,
mood aku = liat komen

[2] Baby -  Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang