8

1K 96 3
                                    

"lagi ada butuh mungkin?"

"besok aja, cape"

dialog terakhir yang mereka lakukan, nana dan jaemin tertidur pulas. menjelajah di dalam dunia mimpi masing-masing.

klinting

suara lonceng ikan di kamar glen dan jeslyn berbunyi tertiup angin, loncengnya tidak terlalu keras tetapi bunyinya kali ini mengusik tidur jeslyn. ia terbangun.

matanya cerah, tandanya ia tak mengantuk lagi. andai ia tau apa itu kutukan, ia akan mengutuk lonceng tersebut karena telah mengganggu tidurnya.

ia tak tau harus melakukan apa, ia pun memutuskan keluar kamar.

mengintip dari balik pintu kamarnya, ia merasakan kesunyian pekat di dalam rumahnya. seisi rumah sudah tidur.

kaki kecilnya pun melangkah keluar, berjalan menaik-turuni tangga, duduk di sofa, membuka tutup gorden, berjalan di karpet, dan lain-lain.

sampai akhirnya seperti ada yang menuntunnya menuju dapur, ia menutup hidung rapat-rapat.

baunya tak sedap namun ia tetap ingin ke dapur.

___

pagi harinya, alarm di kamar jaemin dan nana berbunyi nyaring memecah gendang telinga.

nana merabah nakas asal lalu menekan jam nya kasar hingga alarm mati.

mata cantiknya mengerjap beberapa kali lalu tangannya beralih pada pipi jaemin. ia menepuknya berkali-kali, "bangun" katanya.

jaemin tak mau bangun bahkan ia hanya menganggukkan kepalanya.

nana bangun lalu melakukan sedikit peregangan, ia berjalan menuju kamar anak-anaknya.

aneh, pintunya terbuka. nana masuk dan hanya melihat glen yang tertidur dengan atletisnya. hanya glen? jeslyn dimana? ,batinnya.

"glen bangun, sekolah" teriaknya.

tak ada pergerakan, nana menggaruk telapak kakinya. "bUNAAAA" ucap glen rewel.

"bangun glen, sekolah" kata nana lalu melipat selimut, "eh adekmu mana?" lanjutnya.

glen menggeleng dengan mata tertutup dan mulut menganga kecil.

nana hanya menghela nafas, selesai berberes ia berjalan ke dapur untuk membuat sarapan.

"jes—LYN???? JAEMIN JESLYN BERDARAH!!!!"

mobil putih itu melaju kencang di jalanan, suasana panik sangat kental di dalam sana. darah merah pekat sudah mengering di dahi jeslyn. ntah apa penyebabnya

"padahal dapur nggak berantakan" gumam jaemin. "nana tenang ya ini kecelakaan kecil" sambungnya.

"mau tenang gimana?! ini kepalanya jeslyn berdarah! kecelakaan kecil?! mama mana yang tega nilai ini kecelakaan kecil?!" sentak nana.

jaemin hanya diam tak menanggapi nana, ia takut salah kata lagi.

jaemin memang bisanya hanya menghitung dan menemukan rumus bukan menjadi obat penenang.

tangan jaemin memutar stir ke kiri lalu mobil itu masuk halaman rumah sakit, rumah sakit kelahiran jeslyn

dimana ia menjadi piatu.

nana menggendong jeslyn keluar mobil, tak menunggu lama para suster berdatangan lengkap dengan tempat tidur berodanya.

--13.50--

tepat 5 jam sudah nana disini, mengelus tangan anaknya. jeslyn tak kunjung membuka mata, namun degup nadinya cukup membuat nana tenang.

"jeslyn ayo bangun... kamu lagi apa nak..." nana bermonolog, lagi.

berulang kali ia melakukan itu hanya untuk mengusik anaknya agar ia terbangun dan menangis.

lebih baik jeslyn menangis dan berteriak daripada harus tidur lama dan diam.

tiba-tiba seseorang datang dan mengelus bahu nana, "cape banget ya? biar mama aja.."

nana menatap orang itu tak percaya, "loh mama?", wanita tua itu mengelus rambut panjang anaknya, "kamu pasti belum makan, mama bawain nasi dari rumah."

nana melihat di belakang mamanya, tidak ada siapapun. "mama kesini sama siapa?"

"sendiri, naik taksi online" , "nih makan dulu" katanya lalu memberikan bingkisan yang sedari tadi ia bawa.

mereka duduk bersebelahan, saling diam dan membiarkan nana menghabiskan makanan yang sangat ia rindukan. "kakak kamu berantem sama istrinya."

nana menoleh kaget, "kenapa?"

"kakak minhyun gak tahan mau punya anak, tapi bona ngundur-ngundur terus katanya gak siap." jelas mama.

nana menghela nafas, "emang punya anak kan lumayan repot ma, apalagi kalo kaya aku."

"sst kamu gaboleh gitu, yang salah jaemin bukan kamu."

nana menatap hambar makanannya, "ayo dimakan lagi dong" suruh mama.

"iya. eh mama mau aku suapin?" tawar nana.

mama tersenyum, "boleh". nana menyuapkan satu suapan kepada mamanya, "jadi orangtua itu super sibuk, apalagi jadi ibu. harus siap fisik sama mental ya ma?" katanya.

"bener, lebih susah lagi kalo berkeluarga. harus timbang-timbang mateng gaboleh saling salah-salahan gaboleh saling gamau kalah, kamu jangan sering berantem sama jaemin ya? bahaya buat anak-anak kamu. bisa-bisa mereka trauma.." tutur mama.



to be continued

2020.

[2] Baby -  Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang