11

729 61 2
                                    

"bunda." panggil jeje.

nana menoleh dan mendapatkan anaknya berjalan guntai dengan raut wajah lelah, "kebangun?" tanya nana.

jeje mengangguk kecil, "bunda kok udah bangun?"

"bunda lagi bungkus kado, jeje mau bantu?" tanya nana.

nana menyingkirkan beberapa barang untuk anaknya duduk, "kado buat— oh anaknya om renjun?" tanya jeje.

nana mengangguk, "pilih coba dek, bunda ngasih yang mana enaknya?"

jeje mengamati antara sepatu, jam tangan, dan jaket di depannya. "ini aja deh kayanya." kata jeje lalu memberikan jam tangan ke bunda-nya.

renjun mempunyai seorang putra tunggal bernama langit yang ber-usia 4 tahun lebih muda dari jeje.

jangan tanya nama panjangnya, terlalu indah soalnya.

nana membiarkan kepala jeje bersandar di bahunya, "ngga tidur lagi?" tanyanya sambil mengelus lembut rambut coklat jeje.

jeje melirik jam dinding, "nanggung bun abis ini jam 7 pagi."

"bunda pulang jam berapa?" tanya jeje. "jam 5 tadi." jawab nana.

"belum tidur dong?" tanya jeje. nana menggeleng pelan, "bunda gak bisa tidur."

"kenapa?" tanya jeje. "gak bisa aja sayang, jeje kalo masih ngantuk tidur lagi aja nanti bunda bangunin." kata nana.

"enggak, hari ini jeje mau bantu masak. boleh ya?"

nana tampak sedikit terkejut, "emang bisa?"

"potong-potong doang bunda, gapapa kan?"

"jangan ah, nanti kena pisau."

jeje menegakkan punggungnya, "nanti kalo aku kuliah gimana masaknya ih bunda mah."

nana tertawa kecil lalu mengangguk, "yaudah nanti bantuin bunda, tapi kalo takut gausah nekat, ya?"

"GLEN! BANGUN ASTAGA UDAH JAM SEPULUH!!" teriak jeje dari luar kamar glen.

"udah bangooooooooooon." seru glen dari dalam kamar.

mendengar itu jeje membuka pintu kamar glen dan mendapati saudara kembarnya itu sedang mengeringkan rambut dengan handuk.

"ih sini gue bantuin." kata jeje. mendengar itu, glen langsung mendudukkan dirinya di pinggir kasur dan memberikan handuknya ke jeje.

jeje memasuki sela-sela kaki jenjang glen lalu ia mulai mengusap rambut saudara kembarnya.

"gak pegel?" tanya glen.

"gausah modus, gue saudara lo sendiri bodoh." tukas jeje.

jeje paham betul dengan jalan pikiran glen, pasti saat ini glen ingin agar jeje mau duduk di pahanya.

"siapa suruh lo cakep." kata glen.

"protes ke bunda sana."

"ehm."

"kenapa pa? iri ya?" goda glen kepada jaemin yang sedang mengawasinya dari luar.

"kalian ini." kata jaemin.

"marahin aja glen! ngeringin rambut aja gabisa, bisanya mainin cewe doang!" teriak jeje.

"gak mainin ya anjir, sembarangan." sanggah glen.

"terus clara kok nangis-nangis pas curhat ke gue katanya lo main di belakang sama cewe lain?" tanya jeje.

"yaelah je clara lo dengerin, nih ya waktu i—"

[2] Baby -  Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang