Saat aku menoleh ke belakang, ya tuhan rasanya aku ingin pingsan saja tapi untuk bergerak pun kenapa tidak bisa. Aku menatap dirinya, dia pelan pelan mendekati ku. Wajah nya yang tertutup oleh rambut panjangnya itu tidak terlihat sama sekali, tapi tetap saja itu mengerikan. Astaga dia sudah berdiri di depan tubuh ku, jarak kita saat ini hanya 1 cm saja. Mata ku saja tidak bisa ku tutup entah kenapa aku terus terus an menatap dia. Degg degg deg, suara jantung ku semakin keras. Dia mendekati wajah nya dengan wajah ku. Sampai akhirnya..
"PERGI DARI SINI!!" Ini suara yuta! Akhirnya dia datang. Kemana saja kamu ta, awas saja nanti setelah semua ini berakhir kau tidak akan ku kasih coklat karna sudah meninggalkan ku sendirian di rumah. Kuntilanak yang berada di depan ku pun menoleh ke yuta, dan apa kalian tau? Yuta menunjukan wujud asli dirinya. Dengan berwajah putih pucat, mata hitam, dan juga pipi yang retak. Sangat menyeramkan sekali. Perlahan kuntilanak ini pun berjalan mendekati yuta dan tiba tiba.. Dia memeluk yuta, aku pun yang melihat itu sontak kaget. Yuta menangis tapi dia tidak membalas pelukan nya itu. Akan tetapi dia marah, sangat sangat marah.
"Jangan sekali sekali lagi kau dekati dinda! Apa mau mu sampai kau membuat nya dia takut? Pergi dari sini!!" Tegas yuta kepada kuntilanak itu
"Yuta, kau baik baik saja nak? Apa kabar mu?" Jawab kuntilanak itu dengan berwajah sedih. Tunggu dia bilang nak? Apa jangan jangan yuta adalah anak kuntilanak ini?
"Kau tidak usah peduli lagi kepada ku! Sekarang cepat kau pergi dari sini! Apa kau mau aku panggilkan teman teman ku agar kau di usir paksa oleh mereka?!" Jawab dengan suara lantangnya sambil mengarahkan telunjuk nya ke arah keluar supaya dia pergi.
"Baik yuta aku akan pergi, tapi apakah aku boleh datang lagi suatu saat nanti? Karna teman mu sangat lah cantik. Aku ingin seperti dia mempunyai wajah yang cantik" Sambil menoleh kepadaku. Aku pun yang ketakutan saat itu langsung menutup mataku agar tidak menatap nya.
"Sudah aku peringatkan, jangan sekali lagi kau datang kesini! Paham?!"
"Aku tidak janji, aku pergi yuta. Sampai jumpa dan sampai jumpa anak cantik" Sambil melihat lagi kepadaku tapi dia tersenyum. Dan aku sudah tahu wajahnya sekarang, wajah nya benar benar rusak. Semuanya retak bahkan di matanya seperti nyaris keluar. Seram sekali aku benar benar takut. Tapi dia pun pergi, aku pun memeluk yuta "Yuta terima kasih banyak kau sudah menolong ku, aku benar benar sangat takut" Ucap ku sambil menangis dan memeluk yuta.
"Sama sama dinda, sudah aku bilang kan aku akan menjagamu dari segala bahaya" Jawab nya sambil tersenyum, dan kini wujud aslinya sudah berubah kembali menjadi tampan dan lucu.
"Oh iya ngomong ngomong dia siapa mu? Kenapa tadi dia bilang nak?"
"Nanti akan ku ceritakan dinda, sebentar lagi sepertinya teman teman mu akan datang kesini din"
Dan benar saja salwa, rivan dan adit datang ke rumah ku. Salwa memeluk ku dan mengatakan "Maaf saat tadi kamu menelfon ku guru sedang menjelaskan materi jadi aku tidak mengangkat nya, tapi setelah selesai aku telefon kamu eh malah tidak kamu angkat, aku khawatir sama kamu takut terjadi apa apa jadi aku langsung datang kesini"
Aku pun langsung cek handpone ku dan benar saja sudah ada 20 panggilan tak terjawab dari salwa. "Nanti akan ku ceritakan kepada kalian apa yang terjadi. Oh iya kalian mau minum apa?"
"Apa saja hehe" Jawab mereka kompak.
"Dinda?" Panggil rivan kepadaku, lalu aku menoleh "Iya ada apa?"
"Umm tidak jadi hehe"
Aku pun langsung berjalan kembali ke arah dapur.
"Van kalo suka ya ngomong aja langsung" Bisik adit
"Paan sih engga juga"
Setelah beberapa jam di rumah ku akhirnya mereka pulang, tapi tidak dengan salwa dia menemani ku di rumah.
"Kita pamit dulu ya, dan oh iya din banyakin istirahat oke bye"
Aku dan salwa melambaikan tanganku. Tunggu kenapa dia sangat peduli kepadaku? Padahal kita baru bertemu tadi pagi di kelas (tapi dinda siang nya pulang dan ngedapetin kejadian kaya gini deh). Bodo amat ah hehe.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di kamar"Hm din yuta mana?" Tanya salwa sambil celingak celinguk mencari yuta
"Tadi sih katanya keluar dulu, tapi oh itu dia" Aku melihat yuta berjalan ke kamar ku dengan memasang muka kesal
"Ada apa yuta, kenapa? Sepertinya kau tampak kesal"
"Tidak dinda, oh iya kau punya coklat tidak aku ingin ngemil nih hehe"
Sebenarnya aku punya tapi karna tadi aku kesal kepada dia sepertinya tidak akan aku beri karna dia tidak datang datang saat ada kuntilanak tadi
"Hm tidak" jawab sinis ku
"Bohong" ucap yuta sambil melihat ku dengan tatapan tajam
"Aku tidak akan memberimu Coklat karna tadi kau tidak cepat cepat datang saat ada kuntilanak tadi" Jawab ku kesal
"Maaf dinda, tadi teman teman ku ingin bermain bersama ku dan ingin main dengan mobil mainan ku, jadi yasudah lagipula tadi aku tidak tahu bahwa kau sudah pulang, saat aku pulang ternyata sudah ada wanita itu yang ingin mengambil dirimu, maaf dinda maaf" Yuta menundukan wajah nya
"Hm di maafin ga yaaaa"
Salwa yang tadi melihat adegan ku dengan yuta hanya bisa melongo karna melihat tingkah aneh ku. Sebenarnya salwa bisa melihat meskipun tidak terlalu jelas, bahkan sekarang pun dia hanya bisa melihat bayangan nya yuta saja jadi dia tau bahwa aku benar benar sedang berbicara dengan yuta.
"Dindaaa plisss maafin tata, tata janji deh kalo nanti dia ganggu lagi tata bakal cepet cepet dateng, plisss" Dia menunjukan wajah nya dengan sangat imut, berharap aku Memaafkan nya
"Ga" jawab ku singkat
"Dindaaaaa huaaaaaa yuta pengen coklat huaaa, yasudah kalau dinda tidak mau kasihin coklat nya yuta beli sendiri aja di alfamat" Kesal yuta sambil melipatkan kedua tangan nya di dada dan memajukan bibirnya. Uh gemas
"Emang punya uang?"
"Tidak hehe" Yuta nyengir
"Dasar kamu, yaudah ambil di kulkas, awas jangan semuanya"
"Yeee makasihhh, sayang dindaa" Dia pun lari keluar
"Kamu sama yuta nge gemesin, kasian tau yuta nya di jailin gitu hahaha"
"Lain kali sal aku jailin habisnya lucu sih dia kalo lagi ngambek haha"
"Hahaha, eh iya din tadi rivan care banget ya sama kamu, terus tadi pagi juga rivan kan yg anter kamu ke UKS, baik bgt dia ya"
Hm kenapa sekarang mesti rivan yang menjadi topik pembicaraan nya sih, aku pun hanya menjawab dengan singkat "Um"
"Din tadi juga di sampai panik pas kamu pingsan di wc, apa jangan jangan dia~"
"Suka? Ga mungkin sal, udah ah aku pengen tidur"
"Din kamu tuh bersyukur di sukain dia. Udh dia tuh ganteng, baik, care pokonya semuanya ada di dia"
Aku tidak peduli dengan bacotan nya salwa. Aku menutup telinga ku dengan bantal. Salwa terus saja membicarakan rivan di sampingku.
Dan kita pun tidak merasa bahwa ada yang memperhatikan kami berdua di dekat lemari. Entah siapa itu, yang jelas bukan yuta.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada 'Dia' 👻
TerrorDi dalam cerita ini ada dari sesuai pengalaman aku dan ada yg engga juga ya:) Silahkan yang berani boleh baca, yang ga berani juga baca ya hahaha. Dan di cerita aku ini ga sepenuhnya horror ko, ada kisah cinta, sedih nya juga ada hehe. Jangan lupa...