"Eh calon istri mau pulang?" Tiba tiba seorang cowok menghadang jalan Natasya.
Natasya memutar bola mata malas.
"Apa sih! minggir!" ucap Natasya dingin.
"Iya nanti tapi sekarang foto bentar ya?"
"Ogah! Minggir lo!"
"Nggak akan, bentar aja ya?" Gery memohon.
"Lo kan udah minta waktu itu, masih kurang apa hah?!"
"Mumpung gue bawa kamera ini."
Tanpa mendengar jawaban Gery, Natasya berbalik arah dan berlari mengitari deretan meja siswa agar ia bisa menuju pintu kelas. Gery mengejarnya dan tak membiarkannya lolos.
Aksi kejar-kejaran terjadi di dalam kelas. Tapi akhirnya Natasya bisa lolos saat Gery lengah. Cewek itu segera berlari keluar kelas menuju parkiran.
"Bangke banget tuh bocah," umpat Natasya sudah sampai di parkiran motor dengan napas ngos-ngosan akibat aksi kejar-kejaran tadi.
Untung Gery kaga ngejar sampai sini, batin Natasya.
Ia segera menaiki motornya tapi ia baru sadar bahwa helm yang biasanya berada di atas motornya raib entah kemana.
"Astaga cobaan macam apalagi ini, ya Allah," desah Natasya pasrah.
Bagaimana ia bisa pulang tanpa memakai helm? Jika ia ditangkap polisi gimana?
"Masa iya ada yang maling helm gue sih." Saat Natasya masih kebingungan memikirkan siapa yang mengambil helm usang nya.
"Natasya Shafira," panggil seorang siswa dari belakang.
Natasya kaget menoleh kebelakang, dia Gery tersenyum jahil sambil membawa helm berwarna biru laut.
Kayak pernah liat helm itu dah, tapi dimana?
Gery berjalan mendekat dengan wajah masih tersenyum jahil.
Lah iya itu kan helm gue.
"Gery anjir balikin helm gue!" teriak Natasya.
"Foto dulu sama gue, nanti gue balikin helm nya."
"Suka maksa banget sih lo! Biarin hidup gue tenang tanpa gangguan lo!"
"Gue udah terlanjur tertarik sama lo, atau bahkan udah suka," ucap Gery santai.
"Bodo, balikin nggak?!" geram nya
"Foto bentar aja ya mumpung gue bawa kamera ini."
"Buat apa lagi sih Ger?"
"Buat koleksi."
"Lo kira gue apaan hah?! Balikin sekarang!"
Kesabaran Natasya sudah habis, ia maju lebih mendekat ke Gery. Tanpa pikir panjang ia mencubit pinggang Gery berulang kali.
"Aw aw ampun, Nat ampun," Gery meringis kesakitan tak tersadar bahwa helm biru laut itu terjatuh dari tangannya.
Natasya tersenyum menyeringai melihat Gery kesakitan, peduli amat dengan nya, ia mengambil helm nya yang terjatuh dan segera berlari menuju motornya.
Sebelum menjalankan motornya, Natasya menjulurkan lidahnya ke Gery bermaksut mengejek. Kemudian dia menjalankan motornya meninggalkan sekolah.
"Sialan," desah Gery sambil memegangi pinggangnya yang masih sakit.
***
"Samlaikum," teriak Natasya sambil membuka pintu rumahnya dengan bar-bar.
"Lah tumben sepi ni rumah."
"Pada kemana dah orang-orang," gerutu Natasya kesal.
Padahal tadi dia di jalan sudah berkhayal sampai rumah kemudian makan siang masakan sang Mama tercinta. Tapi khayalan nya itu tidak bisa menjadi nyata karena Mona raib entah kemana.
Dan Natasya baru ingat bahwa Mona tadi pagi bilang bahwa siang ini ia akan pergi ke rumah Nenek nya bersama Afran (Papa Natasya) dan Izam (Adik Natasya). Sekedar info, Izam berumur 7 tahun.
"Bang Zen kemana pula, katanya hari ini kaga ngampus," gumam Natasya sambil berjalan menuju kamar Abang nya itu dilantai dua tepatnya di samping kamar Natasya.
"Assalamualaikum ya ahli kubur." Natasya menggedor pintu kamar Zen dengan bar-bar.
Karena tak sabar, ia langsung masuk tanpa se izin yang punya. Dan betapa kagetnya dia melihat Zen yang sepertinya terjatuh dari kasur nya, Zen tidur dengan posisi telungkup di samping kasur nya.
"Bang, astaga bangun woe!" teriak Natasya tepat di telinga Zen.
"Dasar kebo! Jatuh dari kasur juga kaga bangun, Abang!"
"Apa sih, ganggu tidur siang gue aja," gerutu Zen.
"Abang, gue laper ke mall yuk cari makan!" ajak Natasya sambil menarik tangan Zen agar bangun.
"Makan sono, Mama pasti udah masakin."
"Belum Bang, Mama ke rumah Nenek sama Papa dan Izam."
"Nyusahin mulu deh lo jadi adik," gerutu Zen sebal, tapi ia segera bangkit dari tidur nya karena merasa kasihan dengan Adik perempuan nya itu.
"Yaudah, gue juga nggak mau jadi adik lo!" Kemudian Natasya keluar dari kamar Zen dengan tampang sebal.
"Ih jangan ngambek dong, gue cuma bercanda elah," teriak Zen kemudian berlari mengejar Natasya.
Zen segera memegang lengan adik nya yang akan keluar dari rumah.
"Maafin Abang deh, tadi cuma bercanda sumpah, maaf." Zen memohon sambil menatap mata Natasya.
"Katanya gue cuma nyusahin lo," suara Natasya persis seperti anak kecil yang ngambek.
"Nggak, gue cuma bercanda, maaf" ucap Zen tulus.
"Yaudah gue maafin tapi traktir makan di mall!"
"Iya-iya, ganti baju dulu sana," ucap Zen sambil mengacak rambut Adik nya pelan.
Tanpa di perintah dua kali Natasya segera berlari menuju kamar nya untuk berganti baju.
***
Kiyaa siapa yang pengen punya Abang kayak Zen?
Vote komen nya gaes, karena bikin cerita itu nggak mudah jadi hargai:)
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGE GIRL [END]
Teen Fiction^o^Follow dulu sebelum baca^o^ [COMPLETED] Natasya Shafira. Cewek absurd, cewek jadi-jadian, banyak tingkah, aneh, mungkin sebagian orang akan mengira dia orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa jika ia sedang kumat. Tapi terkadang ia juga galak...