Bel pulang sekolah berbunyi beberapa detik yang lalu, membuat para siswa IPA 3 ricuh dan ingin segera pulang ke rumah tapi keinginan itu tidak bisa terkabul dengan cepat karena sang guru yang terus menjelaskan tentang rangka-rangka manusia. Beliau pernah berkata 'Teori ini sangat penting'
Yah walaupun katanya penting, tapi metode pembelajaran yang itu-itu aja pasti membuat para siswa bosan dong. Ah, jadi kesal sendiri.
"Tuh guru mulutnya nggak berbusa ya ngomong mulu?" bisik Natasya pada Anna yang sedang terkantuk-kantuk.
"Huss mulutnya, kualat baru tau rasa lo, Nat."
"Amiinnn."
Anna menepuk dahinya. "Sakit jiwa bocah."
"Oke hanya ini yang bisa Ibu sampaikan, sampai jumpa di pertemuan selanjutnya. Selamat sore anak-anak." Guru itu pun melenggang keluar dari kelas.
"Hanya ini? Panas telinga gue denger dia ngomong." Natasya mengusap-usap telinganya.
"Ye ni anak, gue pulang dulu ya, bye." Anna menepuk bahu Natasya yang sedang membereskan bukunya.
"Yoi! Awas digondol om-om lo!" teriak Natasya.
"Semoga balik ke yang ngomong!" balas Anna juga dengan teriakan. Natasya hanya tertawa ngakak mendengar jawaban itu.
Gadis dengan rambut dicepol asal itu berjalan keluar kelas dengan bersenandung kecil.
"Eh, ada Fero. Rajin banget sih," puji Natasya saat melihat cowok itu menyapu di dekat pintu.
Cowok dingin itu hanya memutar bola matanya malas.
"Minggir!" titah Fero pada gadis itu. Pasalnya Natasya berdiri di lantai yang masih kotor.
"Ih galak banget sih sama cewek! Kualat lo!"
"Emang ada?"
Natasya melipat tangannya di depan dada. "Ada lah, dan lo jadi yang pertama."
"Amit-amit." Ekspresi jijik cowok itu membuat Natasya tertawa, lucu.
"Hai, Natasya," sapa Gery saat berjalan di depan kelasnya.
"Apa lo?!" ketus gadis itu. Sebab, jika ia mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat kerah bajunya ditarik cowok itu membuatnya kesal.
"Galak amat, Neng." Gery bersender pada pintu kelas sambil melipat tangannya.
Natasya memutar bola matanya malas, andaikan dia bisa jurus melenyapkan seseorang maka ia akan pakai itu sekarang juga.
"Cowok kok nyapu, kayak cewek aja," sindir Gery yang jelas itu tertuju untuk Fero.
Sedangkan Fero yang sebenarnya peka tak ingin menanggapi itu karena dia malas ribut. Lebih baik diam.
"Eh, emang elo?! Cowok kok bisanya mainin hati cewek, belum pernah di sentil ya paru-paru lo?" Natasya tersulut emosi.
"Kok lo yang marah?" tanya Gery.
"Iyalah, lo nyindir calon suami gue kan? Iya kan?"
Fero menatap gadis itu bingung, calon suami?
Gery pun tak kalah bingung mendengar ucapan absurd gadis di depannya ini. Intinya dua laki-laki ini menatap Natasya bingung.
"E–eh kalian kenapa malah natap gue gitu sih?" tanya Natasya gugup. Siapa sih yang nggak gugup saat di tatap dua lelaki tampan sekaligus?
"Lo aneh sih, Nat." Gery akhirnya membuka suara.
"Kenapa? Lo nggak terima dia jadi calon suami gue?" tanya gadis itu sambil menunjuk Fero.
Urat malu ini cewek benar-benar udah putus, batin Fero.
"Hah? Ya sok atuh nggak papa," ucap Gery sedikit bingung dengan kelakuan gadis itu. "Yaudah, mending sekarang lo pergi deh! Ganggu aja lo! Kita lagi berduaan nih," usir Natasya.
Gery yang masih loading hanya berdiri sambil menatap cewek itu takjub. Spesies manusia apa yang ada di depan gue?
Natasya yang tidak sabaran, mengambil sapu yang di pegang Fero dan hampir melayang mengenai kepala Gery.
"Woi! Selow dong!" pekik Gery sambil berlari menghindari gadis itu.
"Pergi lo! Dasar hama pengganggu!" seru Natasya sambil mengejar cowok itu yang sudah berlari menjauhinya.
Sedangkan semua siswa yang berada di koridor menatap cewek itu aneh.
"Apa liat-liat?!" bentak Natasya sambil mengacungkan sapunya kepada siapa pun yang menatapnya.
Semua siswa bungkam tidak menjawab. Mereka malas berurusan dengan cewek aneh seperti Natasya.
Gadis itu segera kembali ke kelas sambil merapikan bajunya yang berantakan karena aksi tadi.
"Loh, kok lo udah mau pulang sih?" tanya Natasya yang melihat Fero keluar dari kelas lengkap dengan tas di bahunya.
"Emang gue mau tidur disini?"
"Iya lah harus tuh, kita pecahin misteri-misteri sekolah ini bersama," jawab Natasya serius.
"Lo aja kali, gue ogah." Cowok itu melenggang pergi meninggalkan gadis itu sendirian.
"Ih, Fero!"
"Fer!"
"Fero!"
Cowok itu membalikan badannya malas. "Apa?"
Natasya tidak menjawab tapi ia melayangkan ciuman jauh untuk Fero kemudian membuat bentuk love dengan jarinya.
"Naudzubillah min zalik. Entah apa yang merasuki mu," ujar Fero sambil menggelengkan kepalanya.
©©©
Wohoo... I'm Back!
Mood nulis aku lagi bagus banget nih, wkwkwk. Aku nulis ini ketawa-ketawa sendiri, entah ini bikin kalian ketawa atau nggak. Kalau aku sih yang ngebayangin ini ngakak sih, wkwkw.
Oh iya, aku mau ngucapin terimakasih banget buat 1K nya. Aku hanya sebutir debu tanpa kalian. Love you all😘
Vomen guys!
6 Oktober 2019
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGE GIRL [END]
Teen Fiction^o^Follow dulu sebelum baca^o^ [COMPLETED] Natasya Shafira. Cewek absurd, cewek jadi-jadian, banyak tingkah, aneh, mungkin sebagian orang akan mengira dia orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa jika ia sedang kumat. Tapi terkadang ia juga galak...