Gadis berseragam putih abu-abu itu berjalan di trotoar dengan wajah bersungut-sungut.
Zen–Abangnya itu tidak bisa menjemputnya karena katanya ada keperluan, Hara–sepupunya itu juga tidak bisa karena pulang sekolah ke rumah temannya untuk kerja kelompok, dan Fero adalah harapan satu-satunya untuk ia tebengi tapi kenyataan nya?
"Awas aja lo Fero! Gue cabik-cabik besok di sekolah!" seru Natasya sambik terus berjalan, membuat orang yang berlalu lalang menatapnya ngeri mendengar perkataan gadis itu.
"Lo Natasya kan?"
Tiba-tiba ada seorang cowok seumuran Zen menghampirinya saat ia berjalan melewati sebuah minimarket.
Natasya pun menatap cowok itu sambil pasang kuda-kuda takut jika cowok itu menyerangnya, karena jalanan cukup sepi hari ini.
Cowok itu malah tertawa renyah melihat gadis didepannya yang menurutnya sangat lucu.
"Santai-santai, gue Gege lo lupa?" tanyanya disela-sela ia tertawa.
"Gege?" Natasya berusaha mengingat.
"Oh iya Abangnya Salsa kan?" tanya nya sambil menjentikkan jarinya senang, akhirnya dia bisa mengingat lelaki di depannya itu.
"Iya, lo kok udah jarang ke rumah Salsa semenjak nggak satu sekolah?"
"Biasa sibuk, Bang."
Gege hanya terkekeh pelan, teman adiknya itu memang sudah biasa dengannya karena dulu saat Natasya dan Salsa masih satu SMP, Natasya sering bermain kerumahnya untuk menemui Salsa–adiknya.
"Btw, lo ngapain disini?" tanya Gege heran.
"Bang Zen tuh nggak bisa jemput katanya, sebel banget," gerutu Natasya sebal.
Gege memang mengenal Zen, karena mereka saat SMA satu sekolah, bahkan satu kelas.
"Lah kenapa nggak naik angkot aja?"
"Duit gue abis, Bang."
"Yaudah gue antar mau?" tawar Gege.
"Boleh tuh, sekalian irit tenaga, hehe."
Cowok berjaket hijau army itu pun segera mengambil motornya yang berada di parkiran minimarket itu.
Dan mereka pun melaju menuju rumah Natasya.
®®®
"Thanks Bang," ucap Natasya setelah mereka sampai di rumah gadis itu.
"Yoi santai aja," jawab Gege.
"Oi! Ge!" seru seorang cowok tiba-tiba membuat Natasya terlonjak kaget dan menoleh ke arah belakang.
Ternyata Zen yang memanggil tadi.
"Loh? Katanya nggak bisa jemput kok di rumah sih Bang?!" bentak Natasya sebal sambil menatap Zen bengis.
"Yee tadi emang ada acara, baru aja balik."
Natasya mencibik, "bohong."
"Dih malah nggak percaya, sono tanya Mama," ketus Zen, "apa kabar lo?"
Zen menatap teman lamanya itu, tak menghiraukan adiknya yang mencak-mencak karena di cuekin.
"Kayak yang lo liat," jawab Gege sambil melepas helm hitamnya.
Natasya yang melihat itu pun melengos pergi karena pasti dia akan di kacangin jika disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGE GIRL [END]
Teen Fiction^o^Follow dulu sebelum baca^o^ [COMPLETED] Natasya Shafira. Cewek absurd, cewek jadi-jadian, banyak tingkah, aneh, mungkin sebagian orang akan mengira dia orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa jika ia sedang kumat. Tapi terkadang ia juga galak...