Natasya duduk di kursi koridor depan kelas nya bersama beberapa teman nya yang lain. Ia akan mendaftar ekstrakurikuler jurnalistik sepulang sekolah.
"Hai," tegur Gery yang tiba-tiba datang dan duduk di samping nya.
Natasya hanya melirik kemudian memutar bola mata nya malas, ia masih kesal jika mengingat bahwa cowok di samping nya itu hanya mempermainkan nya. Walaupun belum tentu juga tapi Natasya sangat yakin dengan itu.
"Mau ikut jurnalistik ya?" tanya Gery.
"Lo pikir?"
"Ya gue pikir lo ikut jurnalistik."
"Kalau udah tau kenapa nanya?"
Gery menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, "ya basa basi doang, Nat."
Natasya diam tidak menjawab.
"Gue juga ikutan loh, tapi untuk hari ini gue belum bisa kumpulan. Nanti izinin ya?"
"Dih, males banget." Natasya melengos.
"Kok lo gitu sih sama gue," ucap Gery sambil menyenggol lengan cewek di samping nya.
Natasya melotot tidak terima, "senggol bacok!"
Gery tertawa melihat Natasya marah, menurutnya itu sangat lucu.
"Heh! Mau bikin baper anak orang lagi lo? Terus ditinggal pergi?"
Yang Natasya tau cewek yang berbicara tadi namanya Febi.
"Ikut campur aja lo, Pebong!" seru Gery galak.
"Pebong?" tanya Natasya heran.
"Iya, Pebong. Dulu di SMP ada temen gue yang cedal nggak bisa bilang Febi tapi Pebi, terus sama dia malah diganti jadi Pebong. Jadi, semua orang jadi kebiasaan panggil dia Pebong."
Gery menjelaskan dengan panjang lebar.
Natasya manggut-manggut tanda mengerti. Sementara Febi mendelik tak terima, pasalnya ia ingin saat SMA tidak ada yang memanggilnya Pebong tapi seperti nya keinginan itu tidak akan terkabul.
"Jangan baper sama dia, Nat. Gue hafal tabiat nya dari SMP," ucap Febi yakin.
"Emang gue waktu SMP kenapa?"
"Halah lo kan playboy, deketin cewek cantik terus ditinggal pergi."
"Gue? Nggak tuh," ujar Gery tanpa dosa sambil mengedikkan bahunya.
Febi berdecak, "ck, halah nggak usah ngelak lo."
Gery mengedikan bahu tak peduli.
"Pokoknya Nat, gue kasih tau deh lo sebelum suka sama dia." Febi melotot menatap cowok di depan nya.
"Apa sih lo! Pergi sana! Huss huss." Gery mendorong Febi dengan kakinya.
Febi yang kesal pun menginjak kaki Gery dengan beralaskan sepatu pantopel.
Mampus!
"Sakit bego!" ringis Gery sambil mengusap sepatunya, walaupun dia memakai sepatu tetap terasa sakit.
Febi memeletkan lidahnya.
Natasya menggeleng melihat kelakukan mereka.
"Eh, Bimo!" seru Natasya kemudian berlari menghampiri cowok berkacamata yang sedang melewati koridor.
Febi dan Gery menatapnya cengo, mereka sibuk bertengkar sampai lupa bahwa tadi ada Natasya.
"Bim, ikut jurnalistik kan?" tanyanya antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGE GIRL [END]
Teen Fiction^o^Follow dulu sebelum baca^o^ [COMPLETED] Natasya Shafira. Cewek absurd, cewek jadi-jadian, banyak tingkah, aneh, mungkin sebagian orang akan mengira dia orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa jika ia sedang kumat. Tapi terkadang ia juga galak...