Ujian berakhir 45 menit kemudian. Membuat para siswa menghirup napas lega tapi ada juga yang khawatir jika nilainya anjlok.
Bagi Natasya sih kerjakan kemudian lupakan. Bodo amat jika nilainya buruk dan berujung remidi. Paling-paling remidi disuruh mengerjakan LKS, baginya itu juga gampang. Tinggal buka HP membuka aplikasi bernama WhatsApp dan kirim pesan kepada salah satu temannya 'pap'. Mudah bukan?
"Kumpulkan lembar jawaban kalian, anak-anak!" perintah Bu Aini.
Semua siswa segera beranjak dari kursinya dan melangkah menuju meja guru.
Setelah mengumpulkan, Natasya membalikkan badannya untuk menuju kursinya. Tapi dari arah yang berlawanan seorang cowok dengan tatapan datarnya hampir menabrak tubuh mungil gadis itu.
"Astaghfirullah," pekik Natasya pelan sambil memegangi dadanya karena kaget.
Gadis itu pun menggeser badannya ke kiri tapi tanpa disengaja cowok itu pun menggeser badannya ke kiri. Saat Natasya ke kanan cowok itu juga ke kanan.
"Fero! Lo mau ke kanan apa ke kiri sih sebenarnya?!"
Fero mengedikan bahunya acuh tapi kemudian berbicara. "Kanan."
"Oke!"
Cowok itu segera menggeser badannya ke kanan tapi lagi-lagi gadis itu menghalangi jalannya.
"Ih! Katanya kanan gimana sih lo!" Natasya menatap Fero kesal.
"Kanan gue," jelasnya.
"Alah belibet banget sih lo. Mendingan lo duluan deh yang jalan," putus Natasya akhirnya.
"Yaudah."
Gadis itu berdecak sebal, setelah cowok itu berjalan melaluinya barulah ia melangkah ke mejanya.
***
Istirahat jam kedua berbunyi pukul 1 siang. Pada jam ini biasanya para siswa menunaikan ibadah solat dzuhur bagi umat muslim tapi tak sedikit juga yang malah pergi ke kantin. Seakan lupa dengan kewajiban mereka sebagai seorang muslim.
"Nat, ayo ke masjid," ajak Anna setelah guru mereka mengucapkan salam perpisahan.
"Gue halangan nih," jawab Natasya.
Anna berdecak. "Alah, palingan lo mau ke kantin kan?"
"Ye mana berani gue ke kantin sendirian, ke kamar mandi yang sepi aja gue minta temenin elo."
Ya, Natasya memang tidak berani kemana pun jika sendirian. Apalagi di tempat keramaian. Karena, menurutnya jika berjalan sendirian di keramaian maka orang itu tidak mempunyai teman. Entahlah darimana pemikiran Natasya berasal, yang jelas itu yang ada di otaknya.
"Oh iya ya, bisa-bisa lo malu-maluin lagi di kantin sendirian," ejek Anna diselangi tawa pecah.
Suatu hari, Natasya berjalan sendirian menuju kantin dengan terpaksa. Karena, teman sebangkunya itu kumpul anggota PMR dan perut gadis itu sudah tidak bisa diajak kompromi.
Saat ia berjalan dengan tergesa-gesa melewati penjual bakso kantin, ia tak melihat ada genangan air di tengah jalan karena tadi malam hujan mengguyur kota cukup deras dan membuat genteng kantin bocor.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGE GIRL [END]
Teen Fiction^o^Follow dulu sebelum baca^o^ [COMPLETED] Natasya Shafira. Cewek absurd, cewek jadi-jadian, banyak tingkah, aneh, mungkin sebagian orang akan mengira dia orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa jika ia sedang kumat. Tapi terkadang ia juga galak...