*24

13.3K 1.6K 368
                                    

Part 24.
Dont Forget Vote and Comment.

2 Years Later.  .  .

Taeyong berjalan dikoridor ia tidak memperdulikan apapun saat ini. Meskipun dia mendengar setiap orang yang ia lewati sedang membicarakan dirinya.
Sesuatu yang buruk tentunya, mereka sudah pasti membicarakan sesuatu yang buruk tentangnya.

Ia sudah terbiasa dengan ini semua. Ia sudah mendapatkan perlakuan buruk entah itu bullying atau tidak jarang di tambah dengan kekerasan fisik dari awal awal masa sekolahnya disini.

Sepertinya Taeyong sudah bisa mengatasinya. Ayolah ini sudah memasuki tahun ketiga dirinya berada disekolah ini dan menerima perlakuan seperti ini. Rasanya Taeyong benar benar sudah kebal.

Biasanya Taeyong dikunci dikamar mandi dengan kondisi basah kuyup yang mengakibatkan ia harus tidak masuk berhari hari karena sakit.
Tumpukan sampah yang mengotori lokernya. Dan jangan lupakan pukulan pukulan mulai dari yang kecil hingga yang bisa megakibatkan mulutnya berdarah atau bahkan kakinya pincang ia terima setiap hari.

Tidak ada yang bisa melakukan apapun. Para guru? Tentu mereka tau, tapi apa yang bisa mereka lakukan jika dalang dari semua ini adalah cucu pemilik saham terbesar disekolah ini. Mereka memang tidak tega melihat Taeyong tapi mereka lebih sayang pada pekerjaannya. Tidak lucu jika mereka kehilangan pekerjaan karena membela seorang Lee Taeyong.

Ten dan Doyoung? Sudah pasti mereka selalu berusaha untuk membela Taeyong . Tapi tidak banyak yang bisa mereka lakukan. Tentu saja mereka berdua tidak ada apa apanya dibanding dengan Jaehyun dan hampir seluruh siswa disini yang membencinya.
Taeyong juga tidak ingin kedua sahabatnya itu masuk dalam masalahnya. Taeyong tidak ingin mereka berdua ikut diperlakukan buruk sepertinya. Ia hanya meminta Ten dan Doyoung untuk selalu ada di sampingnya.

Kekuasaan Jaehyun terlalu besar. Dn Taeyong tidak menyangka jika Jaehyun akan membncinya sampai seperti ini.

Bahkan Taeyong yang sudah tidak diragukan lagi bakat menarinya ,tidak pernah sekalipun dia merasakan kompetisi yang sering dilakukan oleh sekolah antar high school yang kerap diadakan tiga kali dalam setahun. Jangankan kompetisi untuk acara pensi disekolahnya pun Taeyong tak mempunyai kesempatan.
Padahal semua anggota dance dan juga guru dance mereka benar benar sudah tau kemampuan Taeyong yang tidak main main.
Tentu semuanya tidak lain dan tidak bukan adalah berkat kekuasaan Jaehyun yang melarang Taeyong.

Tapi tak masalah bagi Taeyong. Dia tidak membutuhkan pengakuan apapun tentang kemampuannya. Tidak akan ada yang peduli, dan tidak akan ada yang bangga pada dirinya pikir Taeyong.
Taeyong melakukan ini karena dia merasa senang, ada perasaan berbeda ketika dia melakukan tarian. Dia seperti bisa mengutarakan perasaanya yang selama ini ia pendam dan tak bisa ia ucapkan melalui kata, tapi ia bisa mengungkapkan nya melalui gerakan yang ia lakukan.

Dan juga, Taeyong selalu mengingat janjinya pada adiknya jika mereka akan melakukan Tarian bersama suatu aaat nanti. Taeyong terus mengasah kemampuannya dengan harapan suatu saat nanti jika ia bisa bertemu dengan adiknya mereka bisa melakukan dance bersama sama. Taeyong tetap yakin jika ia pasti bertemu dengan adiknya lagi.
Ini juga merupakan salah satu alasan ia bertahan di sekolah ini. Dia bisa belajar dance disini. Ia sudah cukup puas dan merasa senang ketika Ten bisa memenangkan kompetisi. Baginya semua sudah cukup melihat sahabatnya bahagia.

Dan untuk perasaan nya kepada Jaehyun entah kenapa, sebesar apapun Jaehyun menyakitinya sama sekali tidak mengurangi perasaan nya kepada Jaehyun. Taeyong rela disiksa setiap hari oleh Jaehyun asalkan ia masih bisa memandang paras tampan lelaki tersebut.

.

.

.

.

Angel LEE ( Jaeyong ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang