Kali Kedua

2.1K 124 19
                                    

Keesokan harinya

Sejak kejadian kemarin sore, Dara terus saja memikirkan Aron. Entah kenapa, tapi ada rasa yang aneh di benak Dara. Rasa yang belum pernah Dara rasakan.

"Dara kenapa si Key? Tumbenan dia diem, ngalamun gitu?" tanya Tiara.

"Gatau weh, dari tadi pagi dah gitu ya kan," jawab Keyna.

Memang, jika Dara sedang diam dan banyak melamun, Tiara dan Keyna tidak berani mengganggu Dara. Ketika Tiara dan Keyna sedang memperbincangkan Dara, Aron datang.

"Nih , pesan dari tante Sera," ucap Aron sambil menunjukan sebuah pesan panjang dari handphone nya.

Lalu, Dara membacanya dengan cermat.

"HAH? YA GABISA DONG RON!" bentak Dara kepada Aron.

"Bunda lo yang minta, bukan gue!" jawab Aron tegas.

"Gamau ron gamauuuuuu!!!!" ucap Dara dengan nada sedikit mengeras disertai air mata yang semakin deras.

"Kenapa ngga mau? lo gasuka kalo harus terus sama gue? atau lo takut cowok lo cemburu?" tanya Aron sekaligus.

Dara tidak berbicara. Dia hanya menangis. Baru kali ini dia menangis di depan seorang pria. Dara takut. Dara takut melanggar janjinya pada semesta. Dara tidak ingin mencintai Aron. Dia ingin mencegah semua itu. Tapi, takdir berkata lain. Dara harus selalu bersama Aron. Kapanpun. Itu permintaan Bunda Dara.

"Jangan nangis, nanti gue bilang tante Sera," ucap Aron dengan nada sedikit lembut.

Disisi lain, teman sekelas Dara ikut menyaksikan dan menonton drama Aron dan Adara.

"Gausah, aku mau." jawab Dara berusaha mengiyakan.

"Yaudah." jawab Aron dan langsung pergi begitu saja tanpa pamit sekalipun.

Semua penghuni kelas mipa 8 terheran heran. Dara memanggil Kak Aron tidak menggunakan kata 'Kak'? Dan mengapa Aron mau berbicara dengan seorang wanita? Dan satu lagi, mengapa mereka terlihat sangat dekat?.

"GAS TERUS RA, GAS!!" teriak Tiara yang kemudian di lanjutkan dengan ucapan selamat, meminta traktir makan, dan tentu saja kata tak percaya dari teman sekelas Dara.

Dara terlalu irit bicara. Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Dara setelah Aron pergi meninggalkannya.

**
Sebuah instrumen lagu Sayonara terdengar di setiap penjuru SMA Negeri Dua. Yang sangat ditunggu tunggu para siswa tentunya.

Dara segera pulang. Untuk kedua kalinya Dara pulang bersama Aron. Tidak ada percakapan apapun di atas roda dua yang berputar cepat itu. Dara yang sedang melamun dan Aron yang sedang fokus berkendara. 10 menit kemudian mereka sudah sampai di rumah. Tempat tinggal Dara yang sekarang sudah menjadi Tempat tinggal Aron juga.

"Jangan ganggu ya Ron, lagi pengen sendiri. Makasih." ucap Dara lalu pergi.

Aron hanya menatap punggung gadis itu dengan tatapan datar. Aron juga sebenarnya sedang merana. Dia bingung lantaran perasaannya kepada Dara. Apa mungkin ini cinta pertama Aron? Tapi , belum Aron dekati, Dara sudah menjauhi. Aron takut jika diteruskan malah Dara yang merasa tidak nyaman. Mungkin jalan satu satunya adalah mengikuti jalannya takdir dan menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan segalanya.

Di kamar nya, Dara sudah berganti pakaian santai. Dara menulis sesuatu di buku hitam miliknya. Buku yang berisi sajak atau kata kata karya Dara.  Buku yang selalu menjadi tempat curhat Dara yang diolah menjadi kata kata yang lebih tertata.

BIMBANG

Sebuah perahu yang entah menuju kemana,
Mengunjungi beberapa pelabuhan ternama.

Perahu itu sedang memilih,
Dimana ia akan singgah,
Atau malah akan diam tak berpindah?
Terombang ambing ombak lautan yang sedang marah.

Perahu yang kehilangan tujuan utama.
Yang selanjutnya,
menemukan sebuah tempat yang cocok baginya.
Tapi, dia sudah berjanji kepada semesta.
Bahwa ia akan tetap pada tujuan utama,
meski belum jelas akan kemana.

Perahu itu adalah Dara. Tujuan utamanya adalah Dia. Dan tempat yang cocok itu adalah Aron. Jika Dara tidak memilih salah satu, dia hanya akan menyesal. Seperti perahu yang tenggelam di tengah lautan. Dara harus bagaimana? Dia sudah benar benar tidak bisa berpikir. Energi yang semestinya tidak terbuang sia sia, ini malah digunakan untuk memikirkan hal yang baru untuk Dara. Hal yang tidak pernah Dara hadapi sebelumnya. Dan tentunya , ini yang pertama kali dalam hidup nya. Yang melibatkan 3 orang. Dara , Aron , dan Dia.

Ternyata, bimbang juga bisa membuat seseorang menjadi tumbang. Bukan sakit. Tapi , Dara tertidur lalu ada suatu mimpi yang memberikan petunjuk bagi Dara.

"Nanti kalo kita udah sama sama menjadi orang besar, pasti kita ketemu," ucap laki laki bertubuh kurus itu.

"Kenapa kamu bisa ngomong sepelti itu?" tanya Dara.

"Karena kamu adalah jodohku Dala," ucap lelaki itu sambil tertawa.

"Jodoh itu yang seperti ayah bunda ya? Dala mau kok kalau jadi jodoh kamu," ucap Dara serius.

"Janji?" jawab lelaki itu kembali.

"Janji."

"Pakai gelang ini ya , nanti kalo kita ketemu lagi, kita akan sama sama pakai gelang ini . Terus nanti kita berjodoh deh,"

"Makasih ya, udah nolonin Dala,"

"Iya,"

"Oya , aku kan belum tau nama kamu?" tanya Dara

"Nama aku....-"

Drtttt...Drtttttt
Dara terbangun. Getaran telepon itu sangat mengganggu Dara.

"Arghhh, dasar operator!" gumam Dara kesal.

Dara hampir saja mengingat namanya. Tapi operator mengganggunya. Tapi sudah ada satu petunjuk yang didapat. Dara harus menemukan lelaki yang memakai gelang yang sama dengan Dara. Yaa, walaupun itu memang sulit. Tapi setidaknya, perahu sudah menemukan sinyal untuk menuju ke tujuan utamanya. Dan perahu itu akan terus mencari sinyal berikutnya dan menghadapi segala rintangan yang ada untuk sampai pada tujuan utama.


**
Pendek banget ya part nya? Maapin author ya gengs :>

Jangan lupa komentarnya, karena masih butuh kritik dan saran dari kalian semua❤.




AdaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang