Pukul 14.00. Rasanya baru saja Dara menutupkan mata. Tapi ternyata sudah hampir 5 jam Dara terlelap. Dara merasa senang di perjalanan tidur kali ini. Yang biasannya mimpi buruk itu yang datang, kini ada mimpi lain yang menemani Dara sepanjang tidur. Ini aneh. Biasanya kalo tidak mimpi buruk, Dara tidak pernah bermimpi apapun. Ada apa dengan Dara?
Dara segera mengambil barang kesayangannya. Gitar. Gitar yang sudah lama dibelikan ayah Dara. Gitar yang selalu bersama Dara ketika ia kesepian.
Dara mulai memetik senar gitar berwarna coklat miliknya. Dan Dara mulai menyanyikan salah satu lagu favoritnya.
Epiphany - Kim Seokjin BTS
Cham isanghae bunmyeong na neoreul neomu saranghaetneunde
Mwodeun neoege matchugo neol wihae salgo shipeotneunde
Geureolsurok nae mamsoge pokpungeul gamdanghal su eopge dwae
Utgo itneun gamyeon soge jinjja nae moseubeul da deureonaeIm the one I should love in this world
Bitnaneun nareul sojunghan nae yeonghoneul
Ijeya kkaedara so I love me
Jom bujokhaedo neomu areumdaun geol
Im the one I should loveHeundeulligo duryeowodo apeuro georeoga
Pokpung soge sumgyeodwotdeon jinjja neowa manna
Wae nan ireoke sojunghan nal sumgyeodugo shipeotneunji
Mwoga geuri duryeowo
Nae jinjja moseubeul sumgyeotneunjiIm the one I should love in this world
Bitnaneun nareul sojunghan nae yeonghoneul
Ijeya kkaedara so I love me
Jom bujokhaedo neomu areumdaun geol
Im the one I should loveJogeumeun mungtukhago bujokhalji molla
Sujubeun gwangchae ttawin an boilji molla
Hajiman idaeroye naega got nain geol
Jigeumkkeot saraon nae palgwa dari shimjang yeonghoneulSaranghago shipeo in this world
Bitnaneun nareul sojunghan nae yeonghoneul
Ijeya kkaedara so I love me
Jom bujokhaedo neomu areumdaun geol
Im the one I should loveIm the one I should love
Im the one I should love"Dara, ayo siap siap, satu jam lagi kita pergi!" teriak bunda Dara.
"Iya bun." jawab Dara.
Setelah mendengar perintah bunda nya, Dara segera mengembalikan gitar ke tempatnya, dan beralih ke kamar mandi.
--
Saat ini, ayah Dara, bunda Dara , dan Dara sedang berada di mall daerah pondok indah. Tadinya mereka berniat untuk pergi ke dufan, tapi karena cuacanya sedang mendung , mereka tidak jadi kesana. Tapi tak apa lah hanya ke mall, tapi bersama ayah dan bunda, Dara merasa sangat senang.
"Sudah lama ya bun, kita tidak kesini. Terakhir satu tahun yang lalu." ucap ayah Dara mengawali pembicaraan.
"Iya, lagian kita ini sudah tua yah, paling ke mall hanya waktu lebaran." jawab bunda Dara dengan tawa di akhirnya.
Dara hanya menikmati perbincangan sepasang suami istri di sebelahnya. Mendengar mereka bahagia saja Dara sudah bahagia. Memang, Dara sering tidak bersama kedua orang tuanya. Tapi, Dara tahu mereka pergi meninggalkan Dara untuk memenuhi semua kebutuhan Dara, sehingga kini Dara hidup dengan sangat berkecukupan. Itu sekarang, jangan tanyakan dulu. Dulu waktu nenek Dara baru saja meninggal, Dara seperti orang yang bisa disebut 'tidak waras'. Dara sering menangis tiba tiba, dan tertawa setelahnya. Kejadian itu berlangsung selama 1 bulan, karena tante Diana (mamah dari Keyna) segera menyembuhkan trauma Dara. Tapi sayangnya, trauma saat Dara berumur 5 tahun, tetap ada di dalam pikiran Dara. Kejadian yang sempat membuat keluarga Dara hancur. Dan kejadian yang menemukan Dara dengan 'DIA'.
"Dara, jangan melamun gitu." ucap bunda yang mengagetkan Dara.
"Eh , iya bun. Maaf ya." jawab Dara.
"Makan dulu yuk, ayah laper." ajak ayah Dara.
"Boleh, di ujung sana ada restoran baru yang enak yah." jawab Dara
Tanpa menjawab Dara, mereka bertiga langsung pergi menuju ke restoran baru itu.
Mereka memilih sofa dengan warna coklat yang berada di sebelah papan dengan menu singkat.
"Permisi, ini buku menunya, silahkan dipilih. Jika sudah tulis di kertas ini, lalu pencet bel yang ada di pojok meja , saya akan kembali ke sini." ujar sang pelayan sembari menyerahkan buku menu berwarna abu-abu.
"Oke mbak, terimakasih." jawab Dara.
Mbak pelayan hanya tersenyum, lalu pergi menuju meja lain.
Dara dan kedua orang tuanya segera memilih makanan yang ada di restoran itu. Sudah beberapa kali ayah Dara terlihat sedang membolak balikan buku menu. Mungkin ayah Dara sedang bingung, karena dia sudah lama tidak berada Indonesia.
"Dara rekomendasikan ini saja yah, ini makanan favorit Dara di restoran ini." ujar Dara sambil menunjuk gambar nasi goreng dengan udang di atasnya.
"Wahh, boleh tuh. Ayah sudah lama ngga makan nasi goreng udang. Ayah mau satu yang extra pedas ya." jawab Ayah bersemangat.
"Bunda juga mauu, tapi pedasnya sedang saja Ra." bunda Dara ikut menyahut.
Lalu dengan cepat Dara menulis di kertas yang sudah di sediakan tadi.
"Minumnya apa yah, bun?" tanya Dara.
"Lemon tea." jawab ayah dan bunda Dara di waktu yang sama.
"Masih sama kayak dulu, selalu lemon tea." jawab Dara dengan tertawa.
Dara segera menulisnya di kertas. 5 detik setelahnya Dara sudah memencet bel yang ada di pojok meja.
"Permisi, boleh saya ambil kertas dan buku menunya?" tanya mbak pelayan yang tadi.
"Ini mbak , silahkan." jawab bunda Dara sambil menyerahkan kedua barang yang disebutkan tadi.
"Terimakasih, saya pesankan dulu, jika sudah nanti ada yang mengantar kesini, dan bayarnya jika sudah selesai saja." jelas mbak pelayan.
"Oke mbak." jawab Dara
Lalu mbak pelayan pergi, dan tidak lupa sebelum pergi mbak pelayan kembali melemparkan sebuah senyum yang sangat ramah.
Setengah jam kemudian. Tidak ada obrolan berat di meja mereka. Hanya bercanda dan bernostalgia. Lalu seorang pria menghampiri meja mereka.
"Permisi, ini pesanannya , saya sebutkan lagi ya. Tiga nasi goreng udang, yang satu extra pedas dan yang dua sedang dengan minum 3 lemon tea ice. apakah betul?" tanya mas pelayan.
"Betul mas." jawab ayah Dara.
Mas pelayan segera meletakan makananya di meja.
"Ini bon nya dan jika sudah selesai langsung menuju kasir yang ada di dekat pintu utama. Selamat menikmati." ujar mas pelayan dengan senyum nya lalu melangkah pergi mengantar pesanan lainnya.
"Bagus tempatnya, pelayannya ramah semua." ucap bunda Dara memberikan komentar.
Sepersekian detik setelahnya sudah tidak ada lagi yang angkat bicara. Mereka sedang menikmati cita rasa nasi goreng udang yang telah dipesan. Ditemani pemandangan langit yang menurunkan hujan , ramainya kota jakarta, dan tak lupa sepasang suami istri yang sedang menikmati hidangannya tanpa berkomentar. Itu semua sudah cukup untuk Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adara
Teen FictionSemua menganggap aku sempurna, padahal aku sangat tidak sempurna dan aku selalu merasa sendiri. Hingga suatu ketika ada seorang Pria mengetahui semuanya. -Adara Fradella Ulani Aku tidak suka menjadi tampan. Karena aku benci disukai banyak orang. Dan...