Pengakuan Moza

1.5K 104 6
                                    

"Ayo ikut aku sekarang!" perintah Keyna.

Keyna pergi menuju ruang ICCU. Hati Dara sudah panik tak karuan.

"Moza," rintih Aron pelan.

Disanalah Moza. Terbaring lemah dengan dokter dokter di sekelilignya.

"MOZA KENAPA?!" suara Aron meninggi.

"Tenang Ron tenang, biar aku yang jelasin," jawab Keyna.

"Tadi, pas kita habis nganter kalian ke rumah, ada 2 orang pria yang ngehadang mobil Tiara. Dan mereka nyuruh si pemilik mobil keluar. Tiara. Orang itu ternyata suruhan teman papah nya Tiara. Jadi, dia ingin usaha papah Tiara jatuh. Nah balik lagi ke kejadian itu, Tiara turun.  Dia turun sendirian dari mobil. Kita tau Tiara cerdik. Tapi dia gabisa bela diri. Disitu Tiara keliatan biasa aja, sampe satu orang di depan Tiara menembakkan peluru dengan pistolnya. Moza yang ngeliat itu langsung keluar dan memeluk Tiara. Jadi, Moza kena peluru itu. Dia langsung jatuh. 2 orang tadi pergi kabur. Aku sama Delon turun dari mobil. Moza masih sadar. Dia tampak kesakitan. Dan Moza sempat bilang ke Tiara kalo sebenar nya Moza suka sama Tiara. Tapi, setelah pengakuannya dia ga sadar lagi," jelas Keyna.

"INI SEMUA SALAH GUE, INI SEMUA SALAH GUE!," tangis Tiara semakin pecah.

"Tenangin diri dulu Ti, jangan kayak gini. Kalo kamu kayak gini Moza juga bakal sedih. Cukup doa aja yang terbaik buat Moza," ucap Dara menenangkan Tiara.

"Aku salah Ra, aku salah," ucap Tiara dan menangis sejadi jadinya di pelukan Dara.

Keyna yang melihat itu tidak tega. Diantara mereka bertiga memang Keyna yang paling perasa. Keyna pergi. Dia sesak jika melihat sahabatnya menangis.

"Moza bakal baik baik aja kan Ron?" tanya Delon.

"Moza sahabat kita, pasti kuat, dia bakal baik baik aja," ucap Aron sok tegar. Padahal jauh di dalam lubuk hatinya, dia sedih.

Hening. Hanya suara isakan Tiara yang masih terdengar. Sahabat mereka sedang berjuang di dalam. Moza yang selalu ceria, selalu bercekcok dengan Tiara, dan Moza yang selalu ada untuk mereka. Moza yang ternyata berkorban demi cintanya. Mereka tahu, Moza adalah orang yang baik. Tapi, dia tidak tahu bahwa Moza mencintai Tiara. Sejauh ini, mereka berdua selalu saja bertengkar. Benar memang, bahwa cinta bisa berasal dari benci. Walaupun bukan artian benci yang sesungguhnya.

"Moza gimana Ron, Lon?" tanya seseorang yang membuat mereka menoleh.

"Masih ditangani dokter om. Yang sabar aja om ,tan, doain yang terbaik buat Moza. Moza pasti kuat," jawab Aron.

Mamah Moza hanya bisa menangis. Dia selalu melihat ke celah kaca lubang ICCU.

"Maafin saya om, tante. Anak om sama tante bisa begitu karena nyelamatin saya," ucap Tiara dihadapan mamah dan papah Aron. Tiara menunduk dan diam diam meneteskan air mata.

"Walaupun tante belum menerima semua ini, tapi ini bukan salahmu nak. Ini semua sudah takdir," ucap tante Chyntya memeluk Tiara.

"Tante sama om ngga marah?" tanya Tiara polos.

"Sama sekali tidak, jadi jangan menyalahkan dirimu terus," jawab om Nino.

Setelah beberapa menit, Dokter keluar dari ruangan itu.

"Gimana keadaan Moza dok?" tanya Tiara panik.

"Pelurunnya sudah berhasil dikeluarkan," jawab dokter.

"Makasih dok, makasihhhh," seru Tiara bahagia.

"Ini semua berkat doa dari kalian," jawab dokter itu.

AdaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang