Sepasang kekasih yang baru berumur satu bulan sedang berada di ruang depan. Tak ada yang spesial. Kegiatan mereka hanya ber-gabut ria. Mereka memang pacaran, tetapi tetap seperti teman. Tidak ingin yang selalu romantis. Hanya ingin selalu bersama dan terbuka satu sama lain. Tapi hal itu tidak Dara lakukan. Harusnya, Dara menceritakan masa lalunya kepada Aron. Namun hati Dara menolaknya. Jika dia jujur, bisa jadi Aron meninggalkannya. Dan itu tidak akan bisa diterima Dara dengan begitu saja. Secara, Aron adalah cinta nya. Lebih tepatnya cinta pertamanya. Pangeran kecil itu bukan lah cinta pertama Adara. Hanya pangeran yang membuat Dara berjanji dengan semesta, bahwa ketika dewasa akan menjadi satu satu nya kekasih Dara. Tapi, lagi lagi Dara ingkar janji.
"Napa Ra? Laper ya?" tanya Aron masih sambil bermain game pabji.
"Cape ngeliat orang ngegame mulu," jawab Dara berpura-pura ngambek.
Mendengar itu, Aron segera mematikan layar handphone nya. Dan beralih ke Dara.
"Ih ngambek nih ceritanya," goda Aron.
"Ga!"
"Duh cantik nyaaaaa!" seru Aron sambil menatap Dara.
Pipi Dara sudah memanas. Lalu, Dara putuskan untuk pergi begitu saja ke kamarnya. Daripada nanti dia di goda Aron kembali.
Sedangkan Aron hanya tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku gadis nya itu. Tinggal bersama Dara membuat Aron berubah. Kenangan akan masa lalu Aron sudah jarang dia pikirkan. Gadis nya itu berhasil memenuhi pikiran Aron. Bahkan Aron sampai lupa tujuan utamanya tinggal bersama Dara. Awalnya hanya penasaran, tapi lama kelamaan menjadi sebuah hubungan.
Sudah satu bulan mereka berstatus Pacaran. Tidak ada yang spesial memang. Bahkan bubble chat mereka berdua bisa dihitung setiap harinya. Berbeda dengan kebanyakan pasangan. Mereka relakan waktu mereka hanya untuk mengetikkan sesuatu yang cenderung tidak penting kepada pasangannya. Yang menurut mereka berdua itu tak perlu. Untuk apa mengirim sebuah chat, toh juga mereka tinggal bersama. Jika rindu langsung menemui , tanpa harus basa basi "Aku kangen" padahal sedang bersama wanita lain.
**
Aron, Delon , dan Moza sudah ada di singgasana mereka. Bangku pojok dekat ac memang sangat menggiurkan. Tetapi sudah ada yang menguasai nya. Para raja yang tampan dan kocak. Sebenarnya tidak masalah jika ada yang mau duduk sebentar disana. Tapi, tidak ada yang mau. Bahkan saat mereka bertiga membolos tidak ada yang men-duduki nya. Alasannya simpel. Jika duduk di pojok tidak akan menambah ilmu. Dasar anak-anak ambis. Kelas 12 Ipa 2 memang terkenal kelas dengan berjuta manusia berbakat. Bakatnya dalam akademik juga non akademik."Gimana sama Keyna?" tanya Aron kepada Delon.
"Huh gatau! Kayaknya Keyna gasuka deh sama gue!" jawab Delon nge-gas.
"Be calm bosq!" ucap Moza.
"Lo aja belum nyatain perasaan lo kan," ucap Aron menjitak kepala Delon.
"Sakit bego!" Delon meringis kesakitan.
"Aduh kalian ini jangan kdrt dong!" ucap Moza meniru gaya emak emak.
"Btw ya Za, lo cocok tuh sama kaleng rombeng," ucap Delon.
"Sapa tu?" tanya Moza.
"Tiara lah!" jawab Delon dan Aron bersamaan. Lalu tertawa.
"MASA IYA DEDEK GANTENK SAMA DIA SI!" Moza tidak terima.
"Halah jangan gitu. Ntar suka beneran tau rasa lo!" ucap Delon.
Di sela-sela percakapan mereka, Delon masih sempat memikirkan sesuatu. Sudah satu bulan dia menemukan-nya.
Sebenarnya, Delon sudah ingin mengungkapkan perasaan kepada Keyna. Tapi, dia masih terikat janji kepada seseorang. Seseorang yang sudah banyak membantu Delon dan keluarga. Dan ia akan menepati janji itu. Meskipun , Delon yakin bahwa dia tidak akan menjadi kekasih Keyna jika Delon menepati janji nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adara
Teen FictionSemua menganggap aku sempurna, padahal aku sangat tidak sempurna dan aku selalu merasa sendiri. Hingga suatu ketika ada seorang Pria mengetahui semuanya. -Adara Fradella Ulani Aku tidak suka menjadi tampan. Karena aku benci disukai banyak orang. Dan...