Baru Awal

2.5K 169 23
                                    

Datang dan menghilang

Seperti senja yang datang lalu hilang
Seperti pelangi yang tidak selalu datang
Seperti jelangkung yang datang tak di undang
dan pulang tak diantar
Begitulah perumpamaan untuk dirimu sekarang

Aku sudah menduganya sejak awal
Kamu , hanya akan menjadi sebuah kapal
Yang hanya singgah sebentar
lalu melanjutkan berlayar

Tapi anehnya aku masih saja mengharapkan dirimu
Berharap agar kita bisa bersatu
Walaupun aku tahu , kamu hanya menghargaiku
Dan kamu tidak pernah mengharapkan diriku.

Sudahlah, aku sudah rela kamu pergi
Aku tidak akan memaksa lagi
Cinta memang begini
Selalu datang lalu pergi
Tanpa ada kesan yang berarti

20 Maret 2019

Tiara sedang membacanya. Sebelum di rekam di kamera milik Dara. Tiara meminta untuk latihan sekali saja. Perlu di akui, Tiara sangat bagus membacanya. Meskipun baru latihan.

"Dah siap Ti?" tanya Dara.

Hanya dengan anggukan kepala dan senyuman Tiara. Itu menandakan bahwa dia sudah siap.

"Oke, 123, ACTION!" teriak Keyna mengaba aba.

Dengan segala talent yang dimiliki Tiara, dia membacakannya dengan penuh emosi yang membara.

Puisi yang berhasil dibacakan dalam durasi 6 menit.

"Akhirnya , bangga juga punya kawan begini," ucap Keyna dengan menepuk pundak Tiara.

"INGIN KU TERIAK, INGIN KU MENJERIT~" balas Tiara.

"Ga jadi bangga," jawab Dara kesal.

"OKE FINE!" teriak Tiara lalu melangkah menuju kasur miliknya.

Lalu kegiatan selanjutnya adalah berghibah ria. Dari yang menggibah teman sekelas, guru, hingga kakak kelas. Berbicara tentang kakak kelas, Dara teringat Aron. Lalu Dara menceritakan semuanya , tentang dia duduk bersama di taman. Kedua sahabat Dara itupun tak percaya. Aron si manusia es satu antero sekolah, duduk beruda bersama Dara, dan berbicara kepada Dara. Walaupun itu singkat.

"GA PERCAYA RA , SUMPAH DAH! SAMPE DIRIKU JADI ISTRI SOOBIN KALO BELUM ADA BUKTI GA BAKAL PERCAYA." teriak Tiara histeris.

"Iya Ra, harus ada bukti. Baru kita percayaa!" seru Keyna tidak kalah histeris.

"Terserah kalian, ga peduli juga sih sama dia wkwk," ucap Dara dengan tertawa.

"YA AMPUN RA, COBA DEH SUKA SAMA COWO, SEKALI AJA," jawab Tiara dengan nada kesal dan ngegas nya itu.

"Aku kan dah bilang, ga bakal suka sama cowo selain 'DIA' ! '' jawab Dara dengan memberi kata penekanan di kata dia.

"Serah Ra serah, yang penting dirimu bahagia," sambar Keyna dengan nada tidak kalah kesal.

Dara hanya tertawa. Menanggapai kedua sahabatnya. Sebenarnya , Dara takut. Takut jika Dara tidak bertemu dengan 'DIA'. Ya , Dara sudah pasrah sekarang.

**
Tin..Tin..
Suara klakson mobil milik ayah Dara.

"Pulang dulu ya Ti. BABAY SULTIN, JANGAN KANGEN YEU!" teriak Dara

Dara segera masuk ke mobil. Ternyata bunda Dara juga ikut menjemput.

"Ra, kita mau langsung menjemput anak tante Mira. Tadi anak tante Mira yang menelpon bunda, katanya dia setuju untuk menemani kamu di rumah," kata bunda Dara menjelaskan.

Dara tertegun. Segampang itu kah anak tante Mira mau menemani Dara?. Dara jelas jelas tidak mengerti. Mengapa dia menerima syarat dari ayah Dara dengan ringan hati. Tapi sekali lagi, Dara hanya bisa pasrah.

Tapi disini ada yang aneh. Katanya mau menuju rumah anak tante Mira, tapi ini kan jalan pulang ke rumah Dara?

"Bun, kita ngga jadi ke rumah anaknya tante Mira?" tanya Dara.

"Jadi dong, rumah anak tante Mira kan satu perumahan sama kita, cuma dia ada di blok yang berbeda," jelas bunda Dara.

"Ini kan bun rumahnya?" sekarang ayah Dara yang bertanya.

"Iya yah, yuk masuk , ayo Ra," ajak bunda Dara.

Dara hanya tersenyum. Lalu kemudian melangkah pergi mengikuti ayah dan bunda nya.

Bunda Dara segera memencet bel yang ada tepat di atasnya. Beberapa detik kemudian muncul seorang pria dengan tubuh tinggi, putih, hidung mancung dan tentu juga membuat Dara tidak bisa berkata-kata.

"Hai , tante Sera, Om Nando, dan  Dara. Mari masuk," ucap pria itu dengan sangat ramah.

Dara dan kedua orang tuanya segera memasuki rumah dengan nuansa warna monokrom. Rumah yang indah.

"Nanti Aron langsung ikut saja ya. Soalnya tante sama om balik ke Singapore nanti malam. Sudah packing kan?" kata bunda Dara yang diakhiri pertanyaan.

"Sudah tante. Mau minum apa nih?" tawar Aron.

"Tidak usah Ron. Udah ganteng, baik lagi, idaman banget sih kamu," ayah Dara menanggapi.

"Om ini bisa saja, mau langsung aja om, tante? Sebentar ya, mau ambil koper dulu," ujar Aron

"Iya langsung saja. Silahkan ambil barang barangnya. Butuh bantuan? Dara siap membantu katanya." jawab bunda Dara dengan nada bercanda.

"Tidak usah tante, kelihatannya anak tante masih kaget," balas Aron dengan tertawa di akhirnya.

Aron benar. Dara masih tidak percaya. Anak tante Mira ternyata adalah Aron. Kakak kelas Dara yang terkenal akan sifat dingin nya. Tapi baru saja Dara melihat sisi lain dari Aron. Dia baik , ramah , dan sopan kepada orang yang lebih tua. Atau itu hanya sebuah pencitraan belaka? Mungkin saja Aron hanya ingin menjaga image nya di depan orang tua Dara, karena Aron tidak ingin membuat mamahnya kecewa.

5 menit kemudian. Aron menuruni anak tangga dengan membawa 3 koper berukuran besar dan satu tas sekolahnya yang tergolong kecil.

"Dara bantu Aron!" perintah Ayah

"Oke yah," jawab Dara dan segera menghampiri Aron.

"Misi kak, sini saya bantu," ujar Dara.

"Boleh, nih bawa yang ini." jawab Aron dengan menyerahkan satu koper berwarna biru.

"Btw jangan manggil aku 'kak' ," ujar Aron menambahi.

Dara tidak menjawab. Dia gugup. Dara sudah berjalan untuk menuruni anak tangga selanjutnya.

**
Ayah Dara dan Aron sedang meletakan koper milik Aron di bagasi mobil.

Lalu , tiba tiba Aron duduk di sebelah Dara. Dan mereka sempat saling tatap. Tapi tidak lama, karena Dara segera memalingkan muka.

Selama perjalanan tidak ada yang bicara. Karena ini hanya perjalanan singkat dari blok D menuju blok A.
Dara masih heran, mengapa aron mau tinggal bersama Dara?Apakah tante Mira yang memaksa? Tapi logikanya, jika tante Mira memaksa Aron, itu membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan ini hanya dua hari, dan Aron hanya punya kesempatan untuk memikirkan ini di hari kemarin. Karena hari keduanya , Aron sudah bersama Dara duduk di mobil milik ayah Dara.

Dan disnilah awal dari kisah mereka.

**
Haloo gaess, ini baru aja dimulai. Jadi kalo tertarik ya dibaca, vote, comment. Jika belum membaca seluruh kata jangan di vote, karena jika hanya vote tapi tidak membaca percuma saja :)

AdaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang