Dunia hari ini terlihat begitu hiruk dengan segala pikuk. Banyak yang terjadi sehingga terasa amat berisik. Manusia memang makhluk sosial. Mereka berteman, bertegur sapa dengan tetangga, dan tak sedikit pula yang berbagi hal penting satu sama lain.
Tapi aku tidak cukup banyak memiliki keberanian seperti mereka. Pada awalnya aku adalah sama, tumbuh menjadi gadis remaja seperti pada umumnya. Akan tetapi sebuah pengkhiantan, perceraian, kekerasan, ketidakpercayaan dan semua cemoohan orang terlalu menyakitkan untuk tidak apa-apa. Bisik-bisik mereka dibelakangku membuatku menjadi berbeda.
#
Kenalkan namaku Alissa Meikayla. Aku salah satu siswi SMA baru di Malang. Hari pertamaku disekolah, aku terlambat. Jangan tanya kenapa aku terlambat? Itu semua karena hobiku adalah bergulung dengan selimut dan berbaring dengan empuknya kasur.
Di sekolah aku pun sering tidur disaat tidak ada hal menarik yang membuatku harus bangun. Oh ya, karena hari itu aku terlambat, hanya tersisa bangku paling depan, paling pojok kiri yang posisinya pas sekali menghadap meja guru. Yah apa boleh buat itu satu-satunya tempat kosong. Hari demi hari banyak teman-teman sekelasku yang mengetahui hobi tidurku, karena itulah mataku yang selalu sipit kebanyakan tidur membuat mereka menjulukiku banyak hal. Salah satunya, Amei. Julukan itu bahkan sudah tersemat sejak aku SMP.
"Mei!!" Seorang gadis dengan pipi chubby melambaikan tangan ke arahku.
"Emm... kayak kenal siapa ya?" Aku menoleh kepadanya dan bergumam pada diriku sendiri. Gadis itu kemudian berlari ke arahku.
"Mei, kamu sekolah disini juga? Kita barengan lagi dong!" Tanya gadis itu dengan antusias. Belum sempat aku membalas ia mulai menanyaiku kembali.
"Eh kamu masuk kelas sepuluh berapa? Aku ada di x2, kapan-kapan kita main ya!" Kemudian aku mulai teringat sosok dihadapanku ini.
"Tsa.. Tsana?" Tebakku dengan ragu-ragu.
"Astaga iya itu namaku. Kamu pangling sama aku?"
"Waah kamu beneran Tsana?! Ya ampun Tsaaann lama nggak ketemu, kamu makin chubby aja. Makanya aku ragu-ragu tadi" Aku sangat terkejut dia adalah Tsana teman sekelasku waktu kelas satu SMP. Aku masih ingat dia orang yang lucu yang pernah ngajak aku main ke rumahnya dulu.
"Chubby? Bilang aja kalau aku tambah gendut. Kmu masih sama ya Mei sekali ngomong nyelkit tapi suka bener, wkwk"
"Haha maaf maaf udah lama ngak ketemu sih. Jadi pangling aja, kamu tambah cantik deh"
"Dih habis ngatain malah gombal. Nggak mempan. Oh ya kamu tadi belum jawab, kamu masuk ke kelas apa?"
"Aku di x1 Tsan. Eh rumah kamu bukannya dulu deket-deket sini ya?"
"Wah kelas kita tetanggaan dong! Iya deket sini. Kamu kapan-kapan main lagi dong ke rumah. Udah lama juga nggak main"
"Hehe iya iya. Gampang deh"
"Gimana rasanya di sekolah ini menurut kamu?"
"Biasa aja sih Tsan. Masih baru belum ada hal yang nggak aku sukai atau hal yang membuat aku suka"
"Eh ngomong-ngomong masalah suka, di kelasku sumpah cowoknya ganteng-ganteng Mei. Rejeki banget aku masuk kelas itu"
"Oh ya? Bagus dong buat vitamin sehari-hari biar nggak kena penyakit mata. Haha"
"Iya beneran deh.." Belum sempat meneruskan kalimatnya, Tsana mencolekku untuk melihat anak laki-laki yang lewat dengan mengendarai sepeda yang aneh.
"Tuh tuh liat deh, Mei! Ganteng banget kan!"
"Yang naik sepeda aneh itu?" Tanyaku sembari memandangi bentuk setir sepeda menyerupai huruf U yang besar.
"Iya. Itu salah satu cogan di kelas namanya Bima. Gimana menurut kamu?"
"Aku nggak munafik, itu emang ganteng sih. Terus kamu suka sama dia?"
"Aku mah suka lihat yang seger-seger begitu. Tapi di kelas masih banyak jenisnya. Entar deh kamu main ke kelasku"
"Dasar kamu nggak bisa ada cowok ganteng sedikit. Nggak deh aku lagi males sama begituan nih"
"Ah Amei gak seru nih. Yaudah ke kelasku jengukin aku aja ya? Ya? Ya?"
"Hmm iya deh ntar gampang." Akhirnya aku mengiyakan permintaan Tsana. Sebenarnya aku sekarang ini tidak terlalu tertarik tentang kisah cinta di SMA. Gimana mau tertarik, orang hatinya masih kecantol yang lain. Eh.
Kemarin pas lulusan SMP aku putus sama pacarku. Hehe kelihatan kecentilan banget ya aku masih SMP udah ada adegan putus. Tapi hubungan itu gak berlangsung lama karena sifatku yang es ini juga pencemburu tingkat tinggi. Maklum masih ABG labil ngerasain pertama pacaran. Karena tidak tahan bantingnya aku melihat pacarku komen-komen di medsos sama cewek lain akhirnya aku putus, meski aku masih sayang. Lagipula sekarang aku hidup di asrama sekolah yang banyak aturan yang tidak boleh dilanggar, tak terkecuali pacaran. Jadi aku memtuskan move on dan menjalani masa SMA ku dengan menjadi anak yang baik serta tidak merepotkan orang lain.
Ngomong-ngomong siapa tadi, Bima ya namanya. Itu anak buat aku salah fokus sama sepedanya yang aneh. Di pikir-pikir kok dia nekat banget ke sekolah cuma naik sepeda? Padahal hampir 99% semua anak di sekolahku selain asrama menggunakan sepeda motor. Mungkin baru dia aja yang pakai sepeda. Mulai menarik hari ini. Entah bagaimana besok.
Di luar sana banyak takdir mengikat tak terduga
Apakah kamu salah satunya?
#
Kita lanjut besok-besoknya ya. Semoga suka!😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Isyarat
RomanceKisah roman biasa. Kisah tentang seorang siswi SMA yang memiliki krisis percaya diri akut. Amei begitu tertutup akan tetapi ia berusaha terlihat normal seperti gadis seusianya. Apa yang terjadi ketika ia bertemu dengan seorang player kelas kakap yan...