"Apapun yang dicintai akan erat menggenggam hati. Akan selalu ada yang membuat hatimu khawatir, akan selalu ada yang membuat pikiranmu terhambat. Kamu akan takut kehilangan objek yang kamu cintai. Itulah yang membuatmu berat untuk mengakhiri sebuah hubungan, meski pun kamu tahu hubungan itu salah."
________
__________
Aku menunduk. Tatapan Umma, abu, Mas Langit dan Mbak Sofie sudah menghujam kepadaku. Kembali mengingatkanku pada memori bertahun-tahun lalu saat aku diinterogasi karena sudah memukul anak lelaki yang mengganggu Ilya saat di sekolah. Aku dinasehati panjang lebar bahwa tidak semua kekerasan harus dibalas dengan kekerasan lagi. Namun, Ilya itu adikku, kembaranku. Separuh dirinya adalah diriku, untuk itulah aku tidak terima saat Ilya dianiaya seperti itu.
Kini masalahnya berbeda.
Apa yang baru saja aku ucapkan di hadapan Ilham dan Abu tadi, bukanlah hal sederhana yang dapat diselesaikan dengan beberapa nasihat saja.
Aku tahu.
Berpacaran adalah dosa besar dan keluargaku tidak pernah memaklumi hal seperti itu, dan aku sudah melakukan hal besar karena telah mengakui sesuatu yang sebenarnya tidak aku lakukan.
Tidak, aku tidak berpacaran.
Aku hanya sedang jatuh cinta.
"Lea, liat gue." Mas Langit menginterupsi agar aku menoleh ke arahnya. Dengan jemari yang berkeringat, aku mendongak. Mas Langit sampai harus pulang dari rumah sakit demi mendengar adik perempuannya sudah memiliki pacar.
Oh Allah, maafkan kebohonganku.
"Lea sudah semester berapa sekarang?" tanyanya dengan nada lembut seperti biasa. Namun kini aku mulai merasakan aura yang berbeda.
"Enam," jawabku sekenanya.
Mas Langit menganggukkan kepala. Wajahnya sudah benar-benar tidak enak dilihat. Tatapan Mas Langit bahkan mampu membuat bulu kudukku meremang. Bahkan rasanya, sewaktu-waktu tatapan itu bisa saja menelanku hidup-hidup.
"Sudah punya nyali buat dorong Abu ke neraka. Iya, Lea?"
Tubuhku sempurna bergetar. Mas Langit hanya melontarkan satu kalimat, tetapi benar-benar berhasil membuatku merinding ketakutan.
"Maaf...."
Aku ingin mengatakan yang sebenarnya, aku ingin menjelaskan bahwa aku hanya tak ingin berurusan dengan Ilham lagi. Aku ingin mengatakan bahwa wanita yang sudah beranjak dewasa ini hanya sedang jatuh cinta. Namun bibirku terkatup, rasanya sulit sekali bahkan hanya untuk mengeluarkan satu kalimat. Sehingga yang terlontar dari bibirku hanyalah sebuah kata maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Langit |Revisi-On Going|
Spiritual🗣️SEDANG REVISI, HARAP BERSABAR & MEMAKLUMI JIKA ADA BEBERAPA HAL YG BERUBAH DARI ALUR CERITA SEBELUMNYA. Jodoh. Adalah salah satu hal di bumi yang menjadi rahasia semesta. Tidak ada cara yang pasti untuk membuatnya datang mendekat juga tak ada ca...