TIGA SATU

3.8K 136 6
                                    

Jangan pergi, jangan membuatku cemas.
Tetap disini bersamaku.




Matahari bersinar terang masuk malu malu ke dalam kamar gadis cantik yang masih nyenyak dengan mimpinya.

"Eunghhh"

Tok..tok

"Sayang ada temen kamu dibawah"

"Emmhss, siapa mah pagi pagi gini?"

"Gatau cepet turun"

"Hm iya Mah, Dira mandi dulu sebentar bilangin"

Adira berjalan sempoyongan untuk membuka jendela kamar nya dan menghirup udara pagi di balik jendela nya sebentar sambil mengumpulkan nyawa nya yang masih tidak terima untuk dibangunkan.

"Siapa pagi pagi gini kerumah" Gumam nya sambil meraih handuk dan bergegas mandi.

"Sayang cepetan, itu loh temen kamu kaya mau Buru Buru gitu" Teriak mamah Adira dari luar.

Adira yang sedang mengeringkan rambutnya menggunakan hair dlayer langsung bergegas kebawah menemui tamunya.

Dari belakang Adira bisa menebak siapa tamunya itu.

"RESTI?!" Syok Adira.

"Lo kemana aja? Gue dari kemarin nyariin lo. Tapi lo gak ada"

"Gue khawatir, apalagi Agam. Nomer lo gak aktif. Lo kemana?"

Adira bertanya tanpa henti membuat Resti tersenyum merasa bersalah.

"Ehmh maaf Kak"

"Duduk dulu" Titah Adira.

"Mm Kak, bisa kita ngobrol ditaman aja?"

"Oke bentar gue ambil tas dulu" Pamit Adira.

Adira nampak senang dengan kehadiran Resti, tapi ada apa dengan raut wajah Resti? Membuat Adira sangat penasaran.

Jarak taman dan rumah Adira cukup dekat, jadi Adira dan Resti memutuskan untuk jalan kaki.
Sepanjang perjalanan menuju taman tidak ada yang mulai berbicara. Mereka saling diam dan menatap jalan yang cukup sepi.

"Kita duduk disana aja Kak" Resti mengajak Adira duduk di kursi taman yang bawahnya pohon besar, begitu nyaman.

Adira hanya mengangguk menuruti perintah adik kelasnya itu.

Lima menit Adira menunggu Resti berbicara, tapi Resti hanya diam.

"Jadi apa yang buat lo tiba tiba nemuin gue? " Tanya Adira memecah keheningan.

"Resti mau nitip ini buat Kak Agam, Kak"

Adira menatap kotak berbentuk persegi berwarna merah muda di tangan nya.

Resti tau dengan tatapan mata Adira .

"Resti nggak bisa ngasih langsung ke Kak Agam, mangkanya Resti titip ini ke Kak Adira. Maafin Resti ya Kak kalo Resti sering bikin kakak repot Resti juga minta maaf udah buat Kak Agam jauh dari Kak Dira. Sekarang Resti pamit"

"Maksud lo apasih? Pamit? Lo mau kemana?"

"Resti harus pergi Kak, sebentar lagi pesawat take off "

Adira mematung melihat Resti yang masuk ke dalam taxi yang sadari tadi menunggunya sambil berlari.

"RESTI TUNGGU!!!" Jerit Adira sambil berlari mengejar taxi yang di tumpangi Resti.

" Huh..hu..huh Sial!"

Adira meraih ponsel nya untuk menghubungi Alexi.

"Jemput aku di taman deket komplek rumah, nanti aku jelasin sekarang!"

Resti memutarkan tubuhnya kebelakang, Adira bursaha lari mengejar dirinya. Sungguh rasanya Resti tidak tega. Tapi ini demi kebaikan dirinya dan semuanya.
Resti harus pergi sekarang, entahlah kapan dirinya kembali.

Saat inu Resti butuh waktu untuk kembali lagi kesini, tapi nanti.

"Maafin Resti Kak"

***

Tin tin.
Klakson mobil menyadarkan Adira dari lamunannya.

"Cepet ke Bandara sekarang!"

Alexi hanya menuruti perintah Adira tanpa menanyakan ada apa sebenarnya, Alexi tau jika Adira sedang panik sekarang.

"Bisa lebih cepat nggak?" Tanya Adira khawatir.

"Sabar sayang, ini aku udah secepet mungkin. Jalanan macet juga"

"Arghh!!"

"Aku tau jalan pintas"

Alexi mengendarai mobil nya sekencang mungkin untuk menuju Bandara.

Setelah sampai, Adira langsung berlari ke dalam untuk mencari keberadaan Resti. Adira tidak tau Resti akan terbang ke mana. Karena Resti tidak memberi tau Adira kemana dirinya akan pindah.

"RESTI!!" Teriak Adira.
Masa bodo dengan tatapan aneh orang orang, yang Adira inginkan sekarang adalah bertemu dengan Resti dan menjelaskan semuanya.

"Gimana?" Tanya Adira kepada Alexi.

"Nggak ada, aku udah cari"

"Resti.." Lirih Adira merasa bersalah. Kakinya lemas karena hampir satu jam mencari Resti dan berharap jika pesawat yang Ia tumpaki belum berangkat sambil berlari.

Alexi yang melihat Adira menangis langsung mendekapnya.

"Udah sayang"

"Hiks..Resti Lex, aku ngerasa bersalah hikss" tangis nya sesengukan.

"Ini bukan salah kamu, jangan nangis. Yaudah yuk kita pulang" Ajak Alexi namun di tolak oleh Adira

"Aku gamau,aku mau cari Resti sampe ketemu"

"Dia udah pergi, kamu mau nunggu dia sampe kapan? Sekarang kita pulang ya" Bujuk Alexi lembut.

Adira hanya diam.

"Ayo sayang" Ajak Alexi.

Sungguh Adira sangat merasa bersalah kepada Resti saat ini, bagaimana untuk memberi tau Agam jika Resti sudah pergi meniggalkan dirinya.

Sepanjang perjalanan Adira tidak berhenti menangis, Alexi sudah membujuk Adira berbagai macam cara tapi hasilnya nihil.

"Udah dong Dir jangan nangis"

****

Disisi lain Agam sedang merintih kesakitan di atas kasurnya.

Kemarin tanpa sepengetahuan keluarganya Agam kabur dari rumah mencari Resti.
Seharian Agam menunggu Resti dirumahnya, tapi Resti tidak ada.
Sampai hujan turun, Agam masih menunggu Resti di depan rumah nya berharap Resti pulang.
Sampai bibir Agam berubah ungu pucat.

Agam sedang meringis menahan sakitnya.
Dari kemarin Agam tidak bisa tidur memikirkan keberadaan Resti.
Ponsel Resti masih tidak di aktifkan.
Agam sangat takut dan khawatir kepada Resti.

"Sayang"

"Mm.. Masuk mah"

"Aduh kamu kenapa, tiduran jangan di paksa buat duduk kalo sakit"

"Agam gapapa kok"

"Gapapa gimana?!"

Akhirnya Agam menurti perintah ibunya, Agam tidak ingin menyusahkan orang tuanya.

Padahal perasaan nya sedang tidak karuan, Ingin sekali Agam pergi dari rumah untuk mencari Resti.
Tapi nyeri di perutnya akibat kemarin membuat Agam tidak bisa bergerak bebas.







Yah Resti pergi:")

Sad ending atau happy?

Jangan lupa vote dan comment yaaaa

Jumat, 29/3/19

My Cool Boyfriend [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang