-------------------------
Akifah terbangun dari tidurnya saat suara Adzan subuh berkumandang, mata Akifah membulat sempurna, karena pemandangan yang pertama kali terlihat adalah wajah Taksa.
Tubuhnya terkunci karena pelukan Taksa. Dada bidang Taksa sukses membuat Akifah untuk sejenak menyelusupkan kepalanya. Mencium wangi Vanila, aroma khas suaminya. Berpikir tentang begitu terlukanya menjadi seorang Taksa. Begitu beratnya beban yang dia pangku dibahunya.
"Aa bangun sholat subuh." bisik Akifah ditelinga Taksa. Taksa hanya menggeliat sambil mempererat pelukannya tanpa mau untuk membuka matanya.
Akifah hanya mematung dengan jantung yang terus berpacu, seperti ada desiran hangat ditubuh Akifah, bahkan setiap Taksa mempererat pelukannya seperti ada sengatan listrik.
"Aa bangun," ucap Akifah dengan volume yang lebih kencang.
Taksa akhirnya membuka matanya, mata keduanya mengunci, saling tatap dengan canggung, Taksa merasakan hangat dan tenang yang terus membuatnya semakin tidak ingin jauh dari Akifah.
"Aa mau jadi imam sholat subuh Aku?" tanya Akifah. pelukan Taksa masih melingkar di perutnya.
"Tidak pantas aku jadi imam kamu, aku tidak sempurna," jawab Taksa dengan sorot matanya yang teduh.
Akifah tersenyum seakan mengatakan semua hal yang baik kepada Taksa, tangan Akifah mengelus rambut dari Taksa.
"Kesempurnaan hanya milik Allah, aku juga tidak sempurna, aku tidak pintar berhitung, sedangkan kamu jenius dalam berhitung kita bisa melengkapi, perkara anggota tubuhmu yang tidak lengkap, biar aku yang akan melengkapimu, aku yang akan jadi kaki tanganmu A, terkadang semua cerita yang mungkin tidak kamu terima bisa punah berganti keceriaan. Biarkan aku membantu Aa pulih, boleh?"
Tangan Akifah mendadak dipegang oleh Taksa, posisi mereka yang saling berhadapan kini membuat Taksa semakin leluasa untuk menatap wajah dari istrinya tersebut.
"Jika kamu menyerah dan lelah menghadapiku, aku tidak akan memaksamu untuk bertahan di samping-Ku, terima kasih sudah ingin memahamiku. Maaf."
Taksa menarik tubuh Akifah, lantas memeluknya dengan posesif.
"Subhanallah terima kasih Ya Allah, Aa bangun kita sholat yuk."
Taksa bangun dari tidurnya, matanya mencari kaki prostetik, biasanya Taksa menyimpan di nakas, tapi matanya melihat kaki prostetiknya ada di dekat lemari lengkap dengan tempatnya.
"Akifah," panggil Taksa.
"Iya A?"
"Tolong ambilkan Kaki prostetik milikku."
Akifah berjalan ke arah ruangan pakaian Taksa, Taksa mengernyitkan wajahnya. " Kaki prostetik di dekat Lemari."
Akifah tidak mendengarkan Taksa, Akifah masuk ke ruangan ganti dan saat keluar Akifah membawa kursi Roda, "Aa pakai kursi roda yah."
KAMU SEDANG MEMBACA
RADAR KEMBALI [SELESAI]
RomanceAkifah mempunyai kekasih spesial, fisik kekasihnya yang tidak lengkap dan psikis yang sudah terlukai, membuat Akifah harus lebih bersabar menghadapi suami spesialnya. "Ini adalah kisahku, seorang istri yang sedang berjuang dengan imam bipolarku dala...