----------------
Akifah dengan khimar berwarna biru muda senada dengan warna gamis keluar dari rumahnya, berjalan menuju garasi dengan terburu-buru, mobil merahnya dikeluarkan lalu melesat menembus jalan menuju bar tempat Taksa berada.
Akifah memarkirkan mobilnya lalu masuk ke dalam bar, saat Akifah masuk semua mata menatap Akifah, Akifah kini menjadi pusat perhatian karena pakaiannya yang sangat tertutup, suara jazz klasik yang mengalun menambah suasana canggung di bar.
Akifah lantas berjalan ke ruangan VIP tempat suaminya bermaksiat, dibukanya pintu ruangan yang dituju Akifah, terlihat suaminya, dan dua sahabatnya itu mendekap masing-masing seorang perempuan.
"Subhanallah Istri si setan cantik bener," pekik tiba-tiba suara sahabat dari suaminya yang bernama Jaya.
Akifah pun berjalan gontai, menarik paksa perempuan di sisi Taksa untuk menjauh, "Jangan lagi kamu sentuh suami saya!" Sarkas Akifah dengan raut wajah tegas.
"Biasa aja kali mba, orangnya aja gak nolak saya gelayoti." Balas sinis perempuan penghibur dengan pakaian dress mini berwarna merah menyala.
Tiba-tiba tamparan keras dari tangan Taksa kini mendarat di pipi Akifah, semua yang ada di dalam ruangan tiba-tiba terdiam, Taksa menatap kejam kepada istrinya, "Kamu kenapa kemari hah?!" tanya Taksa dengan nada khas mabuk.
"Woy setan kasihan istri lo! Anjing bener sih lo!" Teriak marah Jaya.
"Diam lo Jaya! Gak ada urusannya sama lo!" raung Taksa sembari menunjuk laki-laki yang dipanggilnya Jaya.
"Seno, ayo seret si setan keluar dari sini," ucap Jaya kepada Seno, karena merasa prihatin kepada Akifah.
"Saya mohon jangan panggil nama terkutuk itu kepada suami saya, panggil dia dengan nama Taksa saja, bisa yah?" sergah Akifah.
Sudah berapa kali Akifah menangis tiga hari ini, sudah begitu sering hingga kekesalannya sekarang tidak sampai meneteskan air mata.
"Iya bisa, Taksa sekarang lo ikut kita." Ajak Seno sambil menyeret Tubuh Taksa.
"Gue masih mau main sama cewe itu." dan kalimat yang baru saja dilontarkan Taksa, sukses membuat Akifah tertegun,
"Astagfirullah, Jaya, Seno, bisa bawa Taksa sekarang ke mobil saya?" Ucap Akifah, mereka berdua pun segera menarik paksa Taksa keluar dari bar, setalah itu dimasukkan Taksa ke dalam mobil.
"Terima kasih, semoga kalian sehat dan tetap dalam lindungan Allah," Kata Akifah kepada Seno dan Jaya.
"Iya sama-sama, terima kasih atas doanya, kami pergi dulu yah ukhti."
"Iya hati-hati."
Mobil pun melaju menyusuri jalanan, yang ditemani lampu jingga, Taksa sedari tadi meracau tentang pekerjaannya, tentang kekesalannya mengenai perjodohan dan masih banyak lagi hal buruk yang keluar dari mulut Taksa, Akifah berusaha menutup telinganya dengan rapat, tentang cacian dari mulut Taksa tentang dirinya, tentang Akifah yang mau menikahinya karena harta dan lain-lain.
"Akifah kamu sempurna dan aku hanya seorang yang cacat, aku tidak pantas untuk seorang perempuan sepertimu..." kalimat mabuk yang barusan diucapkan Taksa membuat hati Akifah melengos merasa aneh.
"Aku menyakitimu karena aku mencintaimu sejak pandangan pertama setelah ijab qobul, aku hanya tidak ingin menyusahkanmu dan terus menyakitimu dengan kekuranganku saat kita sudah bersama." Taksa laju tertidur.
Sepanjang jalan tak kuasa Akifah menahan bahagianya. Ucapan Alhamdulilah terus keluar dari mulut Akifah.
Setelah sampai di garasi rumah, Akifah turun dari mobil dan membantu Taksa untuk berjalan, bau alkohol sangat menyengat membuat Akifah sedikit menahan napasnya.
Membantu Taksa menaiki tangga satu demi satu, setelah sampai di kamar, Taksa bergumam tentang impiannya bertemu sang ayah, "Bapak, aku salah, aku yang salah biarkan aku ikut mati."
Akifah membulatkan matanya, sangat menakutkan jika Taksa mengucapkan kalimat itu. Taksa kemudian menyelusupkan wajahnya di pelukan Akifah, tidak ada yang lebih menenangkan Taksa selain pelukan Akifah.
"MasyaAllah, kamu tidak usah Khawatir A, Akifah akan tetap di sisimu," ucap lembut Akifah sembari mengelus rambut kecokelatan Taksa, "Aku mencintaimu Akifah," gumam pelan Taksa, hingga suaranya samar terdengar oleh Akifah.
Taksa tidak sadar muntah di khimar Akifah, tanpa ada rasa jijik sedikit pun, Akifah malah menepuk pundak Taksa dengan sabar membiarkan Taksa terus muntah, setelah berhenti, Taksa langsung berbaring di ranjang, Akifah lantas ke kamar mandi untuk membasuh khimarnya dan menggantinya.
Dilain sisi, terlihat Taksa sedang membuka kemejanya lalu melemparkan ke sembarang arah, Tangannya kemudian menanggalkan celananya, dan yang tersisa kini hannyalah boxer sepaha dan kaki prostetik yang masih menempel, tangannya sangat bersusah payah melepaskan kaki prostetiknya, setelah lepas, Taksa kembali tertidur hanya dengan boxernya.
Akifah keluar dari kamar mandi, "Allahuakbar!" Pekik Akifah, saat melihat Taksa kini berbaring hanya dengan boxer sepaha.
Akifah kemudian berjalan ke arah lemari, membawa kaos hitam Taksa dan memakaikan kaos di badan Taksa, setelah itu Akifah turun dari kamar Taksa mengganti pakainya yang sudah kotor, dan membersihkan diri, dan berwudhu.
Akifah kemudian naik lagi ke kamar Taksa, membersihkan bekas muntahan yang bercecer dilantai, setelah bersih Akifah duduk diranjang Taksa, membenarkan selimut Taksa. Kemudian diam memperhatikan wajah suaminya, tangan Akifah terus mengelus rambut Taksa.
"Kamu berharga A." Tiba-tiba tangan Akifah ditarik kencang oleh Taksa, tubuh Akifah ikut tertarik hingga kini tubuhnya menyentuh dada Taksa, Taksa kemudian mengalungkan tangannya erat ke tubuh Akifah.
Akifah mencoba bangkit dari pelukan Taksa, tapi Tangan Taksa lagi-lagi menarik tubuh Akifah dan menguncinya erat.
Wajah Akifah kini memerah bak kepiting rebus, hati Akifah berdegup kencang, tubuh Taksa begitu hangat, tanpa sadar Akifah tertidur karena lelah yang dirasakannya beberapa hari ini, bahkan tidur Akifah tidak teratur.
Mereka berdua pun tertidur dalam gelapnya malam, dalam lindungan Allah, dan nikmat Allah yang diberikan kepada hambanya yang baru saja menikah.
Meski ujian terus mencerca, yakinlah akan selalu ada hasil memuaskan yang selalu diselipkan Allah dalam kehidupan kita, meski hasil nikmat dari Allah, jarang disadari dan tidak memunculkan nikmat syukur.
---------
🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
RADAR KEMBALI [SELESAI]
RomanceAkifah mempunyai kekasih spesial, fisik kekasihnya yang tidak lengkap dan psikis yang sudah terlukai, membuat Akifah harus lebih bersabar menghadapi suami spesialnya. "Ini adalah kisahku, seorang istri yang sedang berjuang dengan imam bipolarku dala...