🍀Part Empat Belas: Lembayung

7.5K 639 35
                                    

Lelah tidak akan menyelesaikan apa-apa
Kamu hanya perlu memejamkan matamu
Lalu berpikir bagaimana harus mulai merancang rencana.

-WlN-

---------------------

Pagi itu Rizal kakak dari Taksa yang sedang mati-matian membuka tabir kebusukan Baskoro akhirnya akan segera berakhir dengan hati yang lega, sesuatu terjadi, Rizal menemukan bukti kuat bahwa ayahnya di bunuh oleh Baskoro.

Dengan wajah letih, kameja putihnya yang sudah berkeringat, kakinya yang terburu-buru, dia memasuki kantor polisi, dia memberikan satu buah Flash Disk dan beberapa berkas berisi bukti-bukti.

Puji syukur dan rasa lega kini mulai Rizal rasakan, setelah banyak sekali peristiwa menyesakan yang menghancurkan kehidupan keluarganya, yang membuat hatinya terus jatuh terasa sakit, hanya karena perbuatan satu manusia yang haus akan uang.

Dirinya kemudian pulang ke rumah dengan semua beban yang rasanya sudah setengah luruh, tinggal beban menunggu putusan surat penangkapan dan dakwaan persidangan. Rizal kini terduduk di bangku pojok halaman rumahnya, seorang wanita cantik, rambut tergerai berwarna hitam, kini memeluk Rizal.

"Kamu sudah berjuang Mas," Ucap Gardini istri Rizal yang kini sudah memeluknya dengan nyaman, rintik air mata kini tergerai di mata Rizal.

Sungguh penantian hari dimana semua terungkap adalah hal yang paling ampuh menyembuhkan sakit lara.

🍀🍀🍀

"Aa cepat dong, nanti ketinggalan pesawat," riang Akifah memanggil Taksa yang sedang mengganti pakaian.

Rencananya hari ini Akifah dan Taksa yang masih di hotel akan langsung berlibur di Bali, sembari melupakan semua luka yang dulu membelenggu di kehidupan Taksa.

"Oke sebentar, kamu jangan bawa apa-apa lagi yah, nanti keperluan baju kita sudah di atur di sana, sekarang kita tinggal pergi."

"Iya Aa, makanya cepat..."

Taksa kemudian keluar dari tirai, Taksa memakai kameja putih di balut jas berwarna hitam, dan kakinya yang panjang di balut oleh celana hitam yang sewarna dengan warna jas, Akifah sampai membuka mulutnya, "Subhanallah, ini suami ganteng banget."

"Ayo kita pergi, kasihan sopir sudah nunggu dari tadi," ucap Taksa kepada Akifah yang masih mematung takjub.

"Eh, iya A ayo..."

Setelah menguruskan semuanya, Akifah dan Taksa pun kini sudah duduk manis di kursi pesawat business class.

"A Tau gak Akifah baru banget naik pesawat ini pertama kalinya," Akifah terkekeh kepada Taksa.

"Pantesan dari tadi gak banyak tingkah, kamu tau gak Critical Eleven?"

"Emang Akifah kalem dari orok A, Critical Eleven? Apaan tuh, baru denger A."

"Critical Eleven itu adalah sebelas menit paling kritis saat kita ada di pesawat, yaitu tiga menit saat Take off dan delapan menit saat kita landing."

"Ohh, Jadi sekarang mau Take off berarti ini masa-masa bikin puyeng pilot dong A."

"Hahaha... iya Fah."

RADAR KEMBALI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang