🍀Part Dua Belas: Rendra

6.8K 669 17
                                    

The strongest hearts have the most scars.
–Unknown
----------------

–Unknown----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------------

Seorang lelaki berperawakan tinggi berkulit putih datang ke kediaman Gusla, dirinya di sambut dengan hangat oleh seluruh keluarga, terutama Dara yang sangat antusias dengan kedatangan lelaki tersebut.

Dara sebenarnya sudah sangat suka dengan Rendra, Rendra ini sebenarnya sudah menjadi kandidat kuat untuk di jadikan calon mantu oleh Dara untuk Akifah.

Pagi ini Taksa yang duduk di kursi roda, di dorong  oleh Akifah menuju ruang tamu,  "Assalamu'alaikum, Taksa, Akifah, bagaimana ada keluhan tentang Taksa?" Ucap lelaki itu.

"Wa'alaikumsallam Rendra, lebih baik di bicarakan di kamar saja, tidak baik kalau di bicarakan di sini," Akifah berucap dengan pandangan menunduk.

"Ya sudah, sekalian saya mau mengantarkan kaki prostetiknya," Rendra menepuk box di sisinya, "Ya sudah mari semuanya."

Akifah lantas mendorong kursi roda masuk ke dalam kamar. Setelah sampai di kamar Akifah pun meninggalkan mereka, laju berjalan dan duduk di ruang tamu, pandangan Gusla dan Dara tertuju pada Akifah yang sedang memijat keningnya dengan tangan.

"Ada apa teteh?" Tanya Gusla.

"Tidak Abi," akifah lantas tersenyum.

"Ada masalah yah Teteh? Abi lihat waktu malam kamu hujan-hujanan sama suamimu," lembut Gusla kepada Akifah.

"Biasa bi, Aa lagi kambuh," jawab Akifah dengan tangan yang masih memijat keningnya dengan lembut.

"Ishhh, greget Ummi lihatnya teh, sini biar Ummi pijitin."

Dara pun beringsut duduk lalu tanganya dengan lembut memijat kepala Akifah.

"Syukron Ummi."

"Kalau Abi-Mu itu jujur kepada pernikahanmu teh, mungkin kejadianya gak bakal kayak gini, mungkin sekarang Teteh udah nikah sama Rendra, dia sehat, dia sekarang seorang dokter, meski kekayaanya lebih banyak punya Taksa, tapi kesehatan gak bisa di bayar sama uang," sarkas Dara menyindir Gusla.

"Ummi! Tolong jangan ungkit masalah itu, teteh saja sudah ikhlas tentang pernikahan ini, kenapa Ummi masih belum ikhlas?" Tanya Gusla dengan kening yang mengkerut dan suara yang tetap tenang namun tegas.

"Iya Abi, Ummi khilaf."

"Sudah jangan bertengkar, Ummi juga harus bersyukur bahwa anakmu ini bisa lebih bersabar, bisa dengan mudah melihat semesta raya lebih luas lewat A Taksa."

🍀🍀🍀

Di dalam kamar terlihat Taksa yang sedang duduk di ranjang tanpa bergerak, pandanganya fokus menatap sebuah titik fokus dengan pandangan yang kosong.

RADAR KEMBALI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang