Maaf kalau ada kata yang masih typo,ini belum di revisi sama sekali jadi mungkin ada beberapa yang masih ga jelas krn blm di edit ulang TvT maaf yaaaaa:(
--o0o--
Setelah kejadian kemarin,Langit bersikap biasa saja seolah kejadian kemarin adalah hal yang tidak penting dalam hidupnya.
Langit berjalan santai menelusuri koridor menuju kantin untuk menyusul teman-temannya yang sudah di sana lebih dulu,
Mudah saja untuk Langit menemukan teman-temannya karna tempat favorite mereka ada di pojok kantin karna hanya di tempat itu ia bisa dengan bebas melakukan hal apapun termasuk merokok terkecuali Langit,walaupun ia brandal tapi percayalah dia adalah laki-laki anti asap satu-satunya jika di bandingkan dengan teman-temannya yang brandal.
"Woi Lang,dari mana aja? " ujar salah seorang laki-laki yang sepertinya orang pertama yang melihat kedatangan Langit,Langit hanya melirik sekilas
Langit menghela napasnya,ia menunduk. Bukan,lebih tepatnya ia sedang memperhatikan langkah kaki orang-orang yang berlalu lalang sambil berpikir,
" Alezardo gak bakal tinggal diam setelah ini " ujarnya pelan,namun sepertinya teman-temannya berusaha mencerna kata-kata yang Langit ucapkan
Dion menggeser tubuhnya, " kita harus gimana Lang? " tanyanya
Langit mengadah,mata tajamnya menatap teman-teman satu persatu, " kalo mereka berusaha mendekat.. " Langit sengaja menghentikan ucapannya,kemudian ia berdiri hendak meninggalkan teman-temannya untuk memesan makanan dan minuman
" ...sambut mereka dengan sebuah kejutan. " lanjutnya bersamaan dengan langkah kakinya semakin menjauh
Baru beberapa langkah sudah beberapa pasang mata yang menatapnya dengan memuja,lagi-lagi Langit tidak menghiraukannya tatapannya hanya lurus kedepan,kedua tangannya ia masukan kedalam saku celananya menambah kesan cool dalam dirinya yang sudah terlahir kece.
Ia berjalan menuju warunt Bakso Pak Ujang yang sudah menjadi langganannya itu,semua orang langsung menatapnya dan mempersilahkan Langit untuk memesan bakso duluan,suasana yang ramai mendadak hening ketika Langit datang
" Pak,mie ayam satu sama es teh " ucap Langit dengan suara dinginnya,seorang gadis yang berdiri tepat di sampingnya hanya melongo menatap wajah Langit yang sangat sempurna,Langit meliriknya
" kenapa? " tanya Langit,gadis itu langsung salah tingkah di buatnya benarkah seorang Langit bertanya pada gadis itu? Semua orang langsung menjerit,ingin berada di posisi gadis yang tadi Langit tanyakan
Setelah memesan,Langit duduk di bangku sembari menunggu pesanannya selesai di buat,setelah sekian menit akhirnya pesanannya sudah datang dan akhirnya Langit bisa bebas dari tatapan para gadis yang membuatnya risih,
Langit berdiri untuk mengambil pesanannya baru saja ia berdiri seorang gadis dengan membawa bakso berjalan tepat di depannya sehingga membuat mereka bertabrakan dan kuah baksonya mengenai seragam Langit,Langit melotot begitu juga dengan Bintang yang terkejut akibat Langit yang tiba-tiba berdiri dan menabraknya
" ko ga minta maaf? " tanya Bintang dengan polos,bukannya minta maaf karna sudah berdiri mendadak dan menjatuhkan baksonya Langit malah melipat kedua tangannya di dada dan menatapnya dengan tatapan tajam,sama sekali tidak membuat Bintang merasa takut
Langit menaikan sebelah alisnya mulutnya masih tidak bersuara,Langit menatap gadis ini dari bawah ke atas bak detektif profesional
" bakso gue jatuh dan kuahnya juga lo gak minta maaf karna udah berdiri mendadak? " tanya Bintang dengan wajah polosnya
Langit masih menatapnya, " seragam gue basah karna kuah bakso lo di tambah lo udah berani bentak gue di depan umum,lo ga minta maaf? " sarkas Langit masih dalam keadaan tenang
Bintang mengerucutkan bibirnya, " kalo lo ga berdiri mendadak juga kita ga nabrak! " balas Bintang dengan sedikit membentak,Langit menaikan sebelah alisnya sedangkan Bintang langsung melangkah pergi,
Namun sebelum Bintang pergi Langit meraih tangannya dan menggenggamnya dengan kencang sehingga membuat Bintang meringis
" siapa nama lo? " tanya Langit dengan dingin
" kalo lo minta gue tanggung jawab karna seragam lo,jangan harap! Selama lo ga minta maaf,kalo gue kehilangan bakso gue,lo juga kehilangan seragam kering lo! " ucap Bintang lalu menepis tangannya yang di genggam Langit namun tidak bisa,Langit terlalu erat menggenggamnya
" gue nanya siapa nama lo,bukan minta lo buat nyuci ataupun ngeringin baju gue! " bentak Langit,sial.. ia terbawa emosi.
" gausah ngebentak bisa ga sih? " tanya Bintang dengan kesal
" oke,siapa nama lo? " tanya Langit yang kini berubah nada menjadi rendah dan tepatnya datar.
Bintang merasakan genggaman tangan Langit pada tangannya sudah tidak seerat tadi,Bintang langsung menghentakkan tangannya dan benar saja genggamannya terlepas begitu saja,setelah terlepas ia langsung berlari masuk ke kelas
Langit menatap punggungnya dengan alis terangkat,lalu beralih mengambil pesanannya yang mungkin sudah dingin karna meladeni gadis itu,lalu berjalan menuju meja pojok kantin yang sudah di isi teman-temannya dari tadi.
" kenapa,Lang? " tanya Alex setelah sadar Langit menghampirinya dengan membawa pesananya,Langit menatapnya dengan datar
" kayaknya ada tugas buat kalian " ucap Langit kepada teman-temannya,dengan siap teman-temannya langsung mendengarkan permintaan Langit.
Langit menceritakan kembali kejadian beberapa menit yang lalu kepada teman-temannya sejujurnya ia malas jika harus menceritakan lagi,tapi entahlah ada dorongan dari diri Langit untuk mengetahui gadis itu.
" oh,gampang gue liat ko orangnya " ucap Alex dan dengan di balas anggukan oleh teman-temannya
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT [✔]
Teen Fiction[Beberapa Part Belum di Revisi] ❝ 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳, 𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶. ❞ [LANGIT] - 𝘖𝘰𝘩 𝘚𝘦𝘩𝘶𝘯 & 𝘉�...