volume 4.7

1.1K 83 1
                                    

Vernon mengemudikan mobilnya sampai bandara kemudian berlari secepat mungkin untuk menemui petugas,keadaan bandara sedang tidak kondusif setelah kabar jatuhnya pesawat Wattpad Airplanes beberapa jam yang lalu

Semua orang berkumpul untuk mencari keluarga yang menjadi penumpang maskapai tersebut,sama seperti Vernon yang mencari Bintang.

" Pak,boleh saya lihat daftar penumpang pesawat Wattpad Airplanes? " tanya Vernon pada petugas di maskapai tersebut

Pria itu mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya dan memberikannya pada Vernon, " saya tau apa yang kamu rasakan,cari orang itu. Pasti dia sangat berharga untukmu. " sahut pria yang tak lain adalah salah satu petugas maskapai

Vernon bertemikasih banyak atas hal ini kemudian pria itu beranjak meninggalkan Vernon yang mulai mencari nama Bintang Alana di daftar tersebut

Kakinya mendadak lemas,perutnya memulas,keringat dingin mulai menjalar ke seluruh tubuhnya saat ia mulai merapalkan sederet nama yang membuatnya seperti ini, " Bintang Alana.. " ujarnya dengan nada gemetar,ia terkejut nama Bintang ada di sana,yanh artinya Bintang adalah salah satu korban dari jatuhnya pesawat itu

Vernon menggelengkan kepalanya dan berbalik meninggalkan bandara berniat mendatangi tempat kejadian langsung untuk mencari Bintang

" kamu dimana,Bintang.. " gumamnya sambil membanting setir,kecepatan mengemudinya tidak bisa di bilang di bawh rata-rata namun sebaliknya,selang beberapa menit tiba-tiba satu nama melintas di pikirannya,nama yang sudah jarang ia sebut,nama yang dulu sempat membuatnya kesal setengah mati,namun ia tak bisa menghindar bahwa dirinya mulai merindukan gadis itu

Aletta.

" apa Aletta tau tentang hal ini? " tanyanya yang hanya di balas hembusan angin

----

" jangan buat diri lo semakin menderita,jangan sakitin diri lo sendiri,karna.. sekeras apapun lo bertingkah gak akan ngeluluhin hati gue buat nerima lo masuk lagi kehidup Bintang,gak cukup lo sakitin dia karna undangan sialan lo itu? " murka Aletta,ia memandang jijik wajah Langit yang pucat di sampingnya ada Dion yang masih merangkul Langit

" kenapa lo gak maafin Langit aja sih Al? Bukannya itu lebih gampang ya? Dari pada lo ngomel-ngomel sendirian gini " sahut Dion yang mulai jengkel akan sikap Aletta yang suka semaunya

Aletta mendengus, " urusin aja sahabat lo dan bilang sama dia gak usah sok peduli sama Bintang selama ini gue anggep kebaikannya cuma omong kosong doang! " ujarnya kemudian berniat meninggalkan mereka namun langkahnya terhenti saat suara Langit menginterupsi langkahnya

" tolong untuk kali ini jangan meragukan niat gue,gue bener-bener pengen ketemu dia gue.. cuma pengen berdamai dengan dia karna bagaimana pun juga hidup yang akan gue jalanin setelah ini gak akan sebebas dulu dan sangat kecil kemungkinan gue buat ketemu lagi sama Bintang,jadi tolong bantu gue untuk kali ini aja Al " pinta Langit terdengar dari nadanya seperti lirihan

Aletta berbalik,ia menatap Langit tanpa ekspresi dan membuang pandangan ketika Langit berbalik meliriknya,ia tak bisa memberikan kesempatan untuk Langit karna Aletta takut Langit mengecewakan Bintang lagi,sungguh Aletta sangat menyayangi Bintang karna bagaimana pun juga Bintang adalah sahabatnya dan seterusnya akan seperti itu

Kring

Sebuah getaran mengalihkan pandangan Dion,ia mulai merogoh saku celananya untuk mengecek notifikasi yang muncul dari ponselnya sontak matanya melebar diikuti dengan mulutnya yang ternganga seolah sedang terkejut

Aletta yang melihat pergerakan Dion mengernyitkan alisnya, " lo kenapa? " tanyanya pada Dion,pertanyaan itu mampu membuat Dion mendongak dengan pandangan yang tidak bisa di jelaskan

LANGIT [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang