" Bintang,lo kenapa? " Aletta mendekat saat menyadari tingkah aneh Bintang yang terus-terusan memegang perutnya seperti menahan sakit
Bintang mengangkat dagunya menatap Aletta, " gak kenapa-napa kok,cuma sakit aja perutnya " ujarnya dengan senyum
Aletta menggelengkan kepalanya, " itu namanya kenapa-napa,hari pertama ya? "
Bintang mengerutkan keningnya, " enggak,gue gak lagi datang bulan kok " jawabnya
Aletta berpikir sejenak sebelum akhirnya ia mempunyai ide cemerlang untuk menahan rasa sakit Bintang, " gue pergi dulu ya,lo tunggu sini aja jangan kemana-mana " ujarnya yang hanya mendapat anggukan dari Bintang setelah itu Aletta berlari menuju keluar kelas
Bintang memutuskan untuk duduk di bangku yang kosong,menunggu Aletta kembali dengan harapan apapun yang Aletta temukan nanti dapat menahan rasa sakit di perutnya
Namun,tiba-tiba seseorang datang menaruh sebutir obat sakit perut yang biasanya ia konsumsi dirumah dan juga air mineral dalam kemasan botol,Bintang terkejut ia pikir Aletta akan memberikannya air hangat namun tidak
Saat Bintang mengangat kepalanya,ia lebih terkejut lagi setelah tahu yang memberikannya obat dan air mineral itu bukan Aletta melainkan Langit dengan tampang urakan dan keringat mengalir melalui pelipisnya,Langit tak tersenyum seperti biasanya melainkan ia menatap Bintang dengan datar dan tajam
" m-makasih.. " ucap Bintang dengan terbata,matanya tak lepas dari pandangan Langit
Langit mengukir senyuman miring, " udah mulai jatuh cinta ya? Kok matanya natap ke gue terus? " guyonnya
Bintang mengerutkan keningnya dan mengedipkan matanya berkali-kali, " apaan sih " elaknya
Langit tertawa,membuat seisi kelas hening karna terkagum dengan suara tawa dari wajah tampan Langit hal itu tentu membuat Bintang tidak enak, " udah sana ke kelas,ini kan bukan kelas lo "
Langit menghentikan tawanya, " di minum ya,terus kalo ada apa-apa ngomong aja ke gue jangan ke Aletta " ucap Langit
Perkataan Langit membuat Bintang tersadar bahwa Aletta juga pergi mencari sesuatu, " oh iya,Aletta mana? " tanyanya
Langit mengangkat bahunya, " tadi sih gue ketemu dia di ruang alat olahraga katanya mau cari ikat pinggang anak karate buat nahan rasa sakit perut lo,gila aja dia masa bidadari gue di lilit make gituan mendingan gue peluk,ya gak? " ujarnya sambil menaik turunkan alisnya,mencoba menggoda Bintang
Bintang mendatarkan wajahnya, " gak. " ucapnya,setelah itu ia meminun obat pemberian dari Langit dengan hati-hati,tanpa sadar ujung bibir Langit tertarik ke atas.
Kemudian hening sejenak,Langit menatap Bintang yang masih meneguk minumannya ia jadi semakin menggemaskan pikir Langit,
" jangan sakit lagi,ya? " ucap Langit tanpa sadarBintang mengerutkan keningnya setelah mendengarkan ucapan Langit,ia membalas tatapannya " kenapa? " tanyanya bingung
" yang disini juga ikut sakit soalnya.. " jawab Langit sambil menyentuh dadanya tepat di letak hatinya dan mengeluarkan ekspresi sok menyedihkan
Ujung bibir Bintang terangkat melihat sikap Langit, " lebay " balasnya singkat setelah itu ia kembali fokus pada buku Diary miliknya
Langit tersenyum masam, " emang gue doang dah yang kalah sama buku Diary,yang lain mah lewat " ujarnya sambil memutarkan bola matanya
Bintang mengadah, " lo ngomong sama siapa? " tanyanya dengan wajah sok polos
Langit menatapnya tanpa ekspresi, " sama gorbon " jawabnya santai
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT [✔]
أدب المراهقين[Beberapa Part Belum di Revisi] ❝ 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳, 𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶. ❞ [LANGIT] - 𝘖𝘰𝘩 𝘚𝘦𝘩𝘶𝘯 & 𝘉�...