volume 1.4

1.9K 123 0
                                    

'Bukannya gengsi,aku hanya tidak bisa memperlihatkan rasa peduliku secara terang-terangan untukmu'

-🌻-

Langit melangkahkan kakinya dengan cepat,tatapannya hanya lurus kedepan,ia tidak peduli dengan tatapan-tatapan menyelidik murid di sekitarnya entah mengapa semenjak kejadian tadi bayangan Bintang terus mengisi pikirannya,Langit menghentikan langkahnya di depan pintu kelas XII IPA 1 dan langsung masuk kedalamnya

Disisi lain, Bintang sedang bercerita tentang kejadian-kejadian hari ini kepada Aletta,Refa,dan Chaca. Seketika kelas yang ramai mendadak hening dan semua murid menoleh kearah satu titik ya. Pintu kelas,Aletta melihat pintu kelas lalu mengisyaratkan Bintang untuk menoleh ke arah pintu,Bintang mengerutkan keningnya lalu mengikuti arah pandang Aletta

Dan ternyata

Langit.

'Lah? Dia mau ngapain kesini?' Batin Bintang

Langit menghampiri meja Bintang tanpa apa-apa Langit menariknya keluar dari kelas,Bintang terkejut ia mencoba menjajarkan langkah kakinya dengan langkah cepat Langit

" Lang--Langit,ih-- kenapa sih? " tanya Bintang yang masih mencoba menjajarkan langkahnya

Langit menghentikan langkahnya dan melepaskan tangan Bintang,Langit menunduk sesaat. Bintang mengerutkan keningnya,heran

" kenapa sih,Lang? " tanya Bintang memecahkan lamunan Langit.

Sejujurnya Langit hanya ingin minta ID Line Bintang tapi Langit sangat gugup dan takut lebih tepatnya gengsi untuk minta ID Line Bintang biasanya cewek-cewek yang menginginkan ID Line nya tapi kini justru berbalik.

Langit mendongak, " i--itu " ucap Langit dengan terbata

Bintang menatap Langit dengan heran,
" itu apa? " tanya Bintang

" g-gue mau i-itu "

" apaan? Mau apa? "

Langit berdecak kesal,Bintang juga tidak peka akhirnya Langit merogoh ponselnya,membuka aplikasi Line dan menunjukkan ID Line miliknya kepada Bintang. Bintang mengangguk,ia mengerti apa yang Langit inginkan,Bintang mengambil ponsel Langit dan mengetikkan ID Line miliknya lalu mengirimkan pesan yang hanya satu huruf tak lama ponsel Bintang bergetar menandakan ada pesan masuk,pasti Line dari Langit. Bintang merogoh sakunya dan menyalakan ponselnya dan benar saja

Langit Alvaro : Bintang cantik

" udah gue add back " ucap Bintang

Langit mengecek ponselnya dan benar Bintang sudah menambahkan ID Line nya,Langit tersenyum

" lain kali kalo mau sesuatu langsung ngomong aja,gengsi banget sih! " ucap Bintang yang mendapatkan lirikan tajam dari Langit,Bintang terkekeh geli

Langit kembali melnatap ponselnya seperkian detik,lalu mendongak, " ko,Bintang cantik? " tanyanya

Bintang tersenyum sempul, " kenapa? Salah? "

Langit menggeleng kecil dengan tatapan datar

Setelah merasa tidak di butuhkan lagi,Bintang berbalik kembali ke kelas namun Langit menghalanginya

" kenapa? "

" gue ga minta yang aneh-aneh,gue cuma minta lo jauhin Mars dia ga baik buat lo "

" setelah Venus sekarang lo? Gue emang ga pantes ya bergaul sama siapa-siapa " ucap Bintang dengan tersenyum getir

Tidak. Bukan itu maksud Langit,maksudnya ia ingin Bintang baik-baik saja dengannya bukan dengan Mars. Langit takut nasib Bintang akan berakhir sama seperti wanita-wanita yang pernah bersama Mars nantinya

" bukan gitu maksudnya " Bintang sudah salah paham dan lagi-lagi Langit harus menjelaskannya

" gue gamau aja lo sampe disakitin sama dia,pokoknya jangan deket-deket sama dia. Ini perintah! " ucap Langit dengan setengah membentak

Bintang membulatkan matanya,lalu memutarkan kedua bola matanya,
" gue ga janji,gue mau ke kelas " ucap Bintang,lagi-lagi Langit menahan tangannya

" kenapa lagi? "

" gue anter,ayo. "

" hah? "

" kan gue yang ajak lo kesini,gue juga yang anter lo,ayo. "

LANGIT [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang