Karna ada kutu yang komen ceritanya ngegantung dan skrg author sedang berbaik hati yauda deh di lanjutin aja
-🌻-
Now Playing : I Need U - BTS
-🌻-
Jika ini akhir dari segalanya,pergilah. Aku akan mencoba belajar ikhlas.
-🌻-
Oke,hari ini adalah hari minggu dan tumben-tumbenan Vernon mengajak adik kesayangannya bersepeda keliling taman kota pagi-pagi.
" siapa yang nyampe di taman duluan dapet air gratis sama yang kalah " tantang Vernon pada Bintang
Bintang yang baru saja mengeluarkan sepedanya langsung heran mendengar ucapan Vernon, " maksudnya yang menang di traktir minum sama yang kalah? " tanya Bintang
Vernon memdenguskan napasnya, " polos sama bego beda tipis ternyata,iya gitu,Bii" balas Vernon sambil memutarkan kedua bola matanya malas
" oke! " balas Bintang dengan seulas senyuman
" biar aku yang itung! " ucap Bintang,Vernon tersenyum akhirnya Bintang bisa tersenyum lagi lebih baik melihat Bintang yang berlagak sok polos dan menyebalkan daripada melihatnya murung dan sesekali terlihat sedang menahan air mata.
Vernon mengangguk pelan sambil mengusap puncak kepala Bintang dengab lembut lalu kembali mengambil ancang-ancang
" satu... "
" dua.. "
" tig-- eh curang!! " teriak Bintang,belum menyekesaikan hitungan yang ketiga Vernon sudah melesat duluan sedangkan Bintang hanya bisa menyusulnya dengan tak kalah cepat dari Vernon. Vernon terkejut saat melihat Bintang sudah ada di sampingnya ia kembali mempercepat goesannya sampai akhirnya sampai di taman dan Vernon yang menjadi juaranya
Vernon tersenyum kemenangan lalu menggerakkan alisnya naik-turun bermaksud menggoda Bintang
" aduhh,haus nih! " ucap Vernon sambil mengelus lehernya
Bintang mendengus kesal lalu memutarkan bola matanya, " minum tuh air got! " ucapnya sambil melajukan sepedanya menuju warung yang sepi
Bintang memarkirkan sepedanya di tempat parkiran sepeda,ia memilih berjalan kaki ini lebih menyehatkan badan.
Bintang menghentikan langkahnya saat melihat Bulan berdiri beberapa meter di depannya,Bintang memandangi Bulan yang sedang berdiri di tengah jalan sampai-sampai ia tidak melihat kalau di sebelah kanannya sudah terdapat sebuah motor yang melaju dengan cukup kencang,
Bintang masih memandang Bulan dengan cemas sekaligus bingung,haruskah Bintang menolongnya? Menolong seseorang yang membuat Langit berbeda?
Di saat seperti ini dimana Langit? Apa ia lupa membawa Bulan?
Tidak berpikir panjang,Bintang berlari menuju Bulan,Bulan yang tidak sadar kalau tubuhnya dengan tubuh motor sudah dekat
Brukkk
Bintang berhasil mendorong Bulan,Bulan terhempas ke tanah dan lengannya mengenai batu besar,sebuah darah segar mengalir di sebelah tangannya dan keningnya
Langit yang terkejut,ia segera berlari sekencang mungkin menghampiri Bulan,raut wajah Langit sudah berubah menjadi cemas sesekali ia melirik ke depan untuk memastikan kalau ia benar-benar melihat Bintang sedang di krumuni pengunjung taman.
Bulan mengubah posisinya yang tadi berbaring menjadi duduk di tanah,sesekali ia meringis kesakitan sebelah tangannya membersihkan tanah yang menyisa dan mengusap kotoran luka yang ada di pinggirannya sesaat kemudian tatapannya menghitam,tidak ada suara lirihan Langit yang terus memanggilnya dan sorak-sorai dari pengunjung taman. Bulan tidak sadarkan diri
Dan Bintang yang terjungkal hingga mengenai pohon besar,pelipis dan lututnya mengalirkan darah segar,Bintang meringis kesakitan kini kepalanya benar-benar sakit di tambah lagi kakinya yang terkilir karna mendorong Bulan dengan menempatkan posisi kaki yang salah.
Langit menggendong Bulan dengan raut wajah cemas ia berlari meninggalkan taman menuju mobilnya dan langsung membawa Bulan ke rumah sakit terdekat
Bintang melihat raut wajah Langit yang cemas bahkan ia melihat Langit yang melemparkan tatapan sinis dan mematikan ke arahnya,padahal Bintang hanya menolong Bulan apa itu juga salah? Mengapa disini seolah Bintang yang jahat? Niatnya yang baik hanya di pandang sebelah mata.
Bintang mencoba berdiri di bantu dengan para pengunjung taman,lalu ia mengisyaratkan kalau ia baik-baik saja walau jauh dari hatinya ia sangat sakit bukan dari luka yang di tubuhnya melainkan yang di hati juga.
Ia mengambil ponsel dari sakunya,untung saja ponselnya tidak kenapa-napa,ia segera mengetikkan pesan untuk Vernon
Bintang Alana : bang,gue jatuh. Keknya gue gabisa beli air buat lo,lo kalo haus beli sendiri ya,kaki gue sakit nanti gue ganti deh.
Vernon Alexander : lo dimana? Jangan mikirin aer dulu woi!! Selow ama gue galon juga gue tenggak,lo dimana? Jangan kemana-mana gue kesana!
Tanpa basa-basi lagi,Vernon segera melesat ke lokasi yang Bintang berikan,tanpa waktu lama Vernon sudah bisa menemukan Bintang yang sedang duduk di bangku taman sambil menyembunyikan wajahnya dari tangannya dan menjadikan jok sepeda sandarannya.
" Bintang? Luka lo berdarah,kita pulang aja ya nanti gue yang jelasin ke Bunda " ucap Vernon,sambil menepuk bahu Bintang dengan pelan.
Bintang mendongakkan kepalanya lalu mengangguk pelan kemudian menaiki sepedanya dan melajukannya dengan perlahan sambil menahan sakit dan perih
Luka yang di lututnya mulai mengalirkan darah sampai ke kaus kaki yang di kenakan Bintang,Vernon bisa melihatnya karna posisinya memang di belakang Bintang kalau tau seperti ini Vernon akan membersihkan lukanya dulu tapi sudah pasti Bintang akan menolaknya,lagipula bagaimana caranya Bintang bisa terjatuh separah ini? Luka seperti ini lebih tepatnya sehabis keserempet motor,tapi Bintang enggan menceritakan itu kepada Vernon
Bintang memikirkan Langit yang mungkin sudah salah paham atas dirinya dan mulai membencinya karna sudah mendorong Bulan padahal ia hanya menolong Bulan dari tabrakan motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT [✔]
Teen Fiction[Beberapa Part Belum di Revisi] ❝ 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳, 𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶. ❞ [LANGIT] - 𝘖𝘰𝘩 𝘚𝘦𝘩𝘶𝘯 & 𝘉�...