Hai its choco (again)
Meskipun viewer dan bintang buku ini belum sebanyak yang choco harapkan, tapi choco sangat menikmati proses penulisan chapter-chapter di buku ini. Setiap chapter seolah membawa aspirasi (baca: halu) choco tentang bagaimana sebuah hubungan dengan karakter dengan sifat tertentu. Haha. Bacod. Yok lah mulai halu lagi aja sama kapten Nekoma 😉
.
.
.
"Kau belum pernah mencoba main voli?" Lev bertanya dengan suara nyaring. Perhatian tim inti Nekoma yang sedang beristirahat dari latihan rutin mereja teralihkan pada lelaki berambut putih dan seorang perempuan yang duduk di bench dengan sebuah buku yang terbuka di pangkuannya."Kuroo-senpai! Masa kau tidak pernah mengajak pacarmu main voli? Iih membosankan!"
Kuroo hanya melambai sambil tertawa ringan. Lelaki itu sama sekali tidak khawatir saat Lev mendekati pacarnya. Bocah ingusan yang cuma ingin jadi ace itu tentu tidak akan menjadi ancaman. Dia hanya bocah berisik dan barbar. Y.N tidak akan berpaling dari Kuroo sang kapten Nekoma yang penuh kharisma, berjiwa pemimpin, tapi tetap humoris dan supel.
Kuroo tak tahu, kalau percakapan kecil barusan menghantui benak sang gadis.
.
.
.
"Buku apa yang kau baca belakangan ini?" tanya Kuroo.Seminggu belakagan mereka jadi jarang bertemu karena lelaki itu sedang mengurusi pertandingan persahabatan dengan Karasuno. Kuroo jadi sering pulang malam dan dia tidak ingin membuat gadisnya menunggu. Padahal, salah satu waktu dimana mereka bisa berbincang lama hanya ketika istirahat makan siang dan perjalanan pulang dari sekolah.
"Haruki Murakami"
"Oh! Aku tahu bukunya. Naruto?"
"Ya. Dan baru-baru ini dia menulis ceritanya saat memutuskan berlari. Haruki Murakami menyadari bahwa kebiasaan merokok dan minum kopinya tidak sehat. Jadi dia memutuskan untuk berolahraga, untuk berlari. Mengikuti maraton, menaklukkan rekornya sendiri, dan merenungkan banyak hal tentang berlari
Ah! Maaf. Aku seharusnya tidak cerita hal membosankan saat kita bahkan jarang bertemu" Y.N menutup mulutnya saat sadar ia bercerita tentang hal tak penting. Bukankah seharusnya ia mencoba membincangkan hal tentang mereka. Seperti, kapan Karasuno akan datang, atau apakah Y.N boleh melihat pertandingan persahabatan itu.
"Kau cantik saat kau membicarakan hal yang kau suka" ujar Kuroo, memancing semburat kemerahan muncul di pipi Y.N.
"Ngomong-ngomong, kenapa tanganmu?"
Y.N refleks membetulkan lengan bajunya. Jangan sampai Kuroo tahu apa yang ia coba lakukan seminggu belakangan. Setidaknya, jangan sekarang.
"Tanganku terbentur ujung meja" jawab Y.N mencoba berbohong.
"Sungguh? Apa ada orang yang sengaja mendorongmu? Atau ada yang memukulmu?"
Y.N menggeleng sembari tersenyum. Kuroo masih memasang wajah tak percaya, juga khawatir. Setelah berulang kali mencoba meyakinkan, akhirnya Kuroo memutuskan percaya dengan penjelasan Y.N.
"Apa aku boleh menonton pertandingan Nekoma dan Karsuno?"
Kuroo tampak berfikir cukup lama. Dia ingat libero dan wing spiker Karasuno yang mesum. Dia tidak mau ambil risiko.
"Yaa. Tapi cobalah datang terlambat" jawab Kuroo. Setidaknya kalau Y.N datang saat pertandingan sudah dimulai, duo mesum Karasuno itu tidak akan punya waktu untuk menggoda pacarnya.
"Baiklah" jawab Y.N masih setengah bingung.
.
.
.
Pertandingan persahabatan Nekoma dan Karasuno berlangsung sengit. Y.N terkaget-kaget dengan duo nomor punggung 10 dan 11 yang menyerang secara acak. Namun, Kuroo da tim Nekoma yang lain masih bertanding dengan tenang. Pengalaman telah membentuk mereka menjadi petarung di lapangan."Kita adalah aliran darah. Kita perlu tetap bersirkulasi supaya oksigen tersalurkan ke seluruh tubuh kita.
Selama bola belum menyentuh lantai, selama kita masih terhubung, kita masih bisa menang"
Y.N memegangi dadanya menyaksikan pertandingan itu. Kuroo jauh lebih keren saat dia berdiri di lapangan.
.
.
.
"Kau lelah?" tanya Y.N sambil menyodorkan handuk kecil dan minuman isotonik. Pertandingan telah selesai. Anggota tim Nekoma dan Karasuno sedang mandi dan berganti pakaian. Kuroo masih tinggal di lapangan untuk melaporkan hasil pertandingan pada kepala sekolah."Aku senang" jawab Kuroo tersenyum. Senyum itu menular pada perempuan di sampingnya.
"Apa kau masih kuat untuk satu pertandingan lagi?"
Kuroo tampak bingung. Namun, saat Y.N menservice bola ke arahnya, secara spontan ia memasang kuda-kuda receive. Service amatir itu diterima Kuroo dengan mudah. Bola melambung tinggi ke langit-langit.
"Kau tahu, kau tidak bisa 1 lawan 1 saat bermain voli" tawa Kuroo. Tawa yang menular lagi pada gadis yang sama.
"Pantas saja susah sekali saat aku mencoba sendiri"
Kuroo mendekati gadis itu. Bola yang menggelinding tak jauh dari mereka diabaikan begitu saja. Kapten Nekoma mengulurkan tangannya, menyentuh lebam kebiruan di tangan Y.N. Lebam yang baisa muncul saat seorang yang baru belajar memukul bola voli.
"Ah! Menjengkelkan. Aku jadi sangat ingin menciummu"
.
.
.
[Omake]
"Ngomong-ngomong, jangan dengarkan lagi ucapan Lev."
YOU ARE READING
Anime One Shots: Chara X Reader
FanfictionVarious chara x reader dari berbagai anime ❤ Akan ada beberapa couple OTP author juga SasuHina, OkiKagu, SeshouRin, dll Selamat membaca. Plot sangat sangat ringan. Hanya untuk selingan dan hiburan 😉 Rate T