[Sinbad] Tantangan

333 32 3
                                    

Hai semua. Mohon maaf atas hiatusnya choco yg tidak terduga. Semoga buku ini masih mengambil tempat di hati kalian semua
Terimakasih buat yang udah kasih bintang dan komen-komen di buku ini. Love you all.
.
.
.
Sinbad hanya bisa tertawa saat YN membuang muka untuk kesekian kalinya. Tadi pagi ia tidak sengaja membuat gadis kesayangannya itu marah karena hal sepele yang tak ia sangka akan merembet sejauh ini. Padahal Sinbad hanya ingin menjahili. Ada banyak pria di luar sana yang juga menjahili perempuan yang ia suka kan? Kenapa YN lambat sekali memahami hal ini.

"Kau harus minta maaf, Sin" komentar Ja'far. Ia telah lelah seharian melihat drama antara Sang Raja dan Calon Ratu Sindria.

"Tapi ini menyenangkan" balas Sinbad. Lewat bantuan Yamraiha ia bisa melihat YN dari sebuah cawan berisi air.

"YN akan tambah marah kalau tahu kau memata-matai nya lewat sihir" tambah Ja'far. Setumpuk berkas bertambah di meja kerja sang raja. Sinbad masih fokus pada perempuannya dan mengabaikan celoteh Ja'far.
.
.
.
YN menggerutu sepanjang koridor. Dia berencana ingin kembali ke kamar dan menghabiskan waktu menulis buku.

YN hanya seorang gadis kecil tanpa kekuatan sihir atau pun keterampilan bertarung. Satu-satunya hal yang bisa ia banggakan dari dirinya adalah kemampuannya membaca, menulis, dan mengingat sesuatu. Dia besar tanpa keluarga dan hidup berkat kasih sayang seorang saudagar yang memperkerjakannya sebagai penjaga toko.

Suatu hari ia bertemu dengan Yamraiha dan penyihir itu langsung merekrutnya untuk jadi sekretaris pribadi. Yamraiha memang terkenal jenius, namun dia lebih senang menyimpan sendiri di kepala ketimbang menuangkannya di atas kertas. Oleh karena itu, saat Shinbad memintanya menuliskan semua hal tentang sihir, Yamraiha yakin YN bisa membantu.

Siapa sangka pekerjaan yang ia sangka bakal menyenangkan itu berubah menjadi sangat menyebalkan semenjak ia bertemu dengan Sang Raja Sindria. Lelaki itu tak henti-hentinya menjahili YN mulai dari tahap paling receh hingga ke hal-hal yang kadang membuat perempuan itu menangis diam-diam.

"Aku menantangmu, Shin. Kalau kau gagal menemukanku sebelum matahari terbenam, kau harus berhenti mengamatiku dari cawan sihir"

Shinbad terheran-heran saat gadis pemalu yang ia kenal sebagai sosok yang tenang datang dengan langkah menghentak. Serta merta keduanya saling tatap. Satu dengan tatapan penuh tekad, dan yang satu dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Bagaimana kalau aku menemukanmu?" balas sang raja. Dia seorang yang lihai dalam berbisnis. Jika tantangan ini bisa mendatangkan untung baginya, kenapa tidak?

"Aku aman memenuhi satu permintaanmu" jawab YN yakin.

"Baiklah, bagaimana aturannya?"

YN menatap wajah sang raja dengan sedikit penyesalan. Laki-laki di hadapannya adalah seorang alpha murni.
.
.
.
Tanpa sihir, YN yakin Shinbad tidak akan bisa menemukannya. Apalagi ketika ia bersembunyi sangat jauh. Perempuan itu pernah membaca sesuatu seperti menyembunyikan daun di dalam hutan. Jika dia adalah daun, maka hutan yang paling tepat baginya adalah kerumunan rakyat Sindria itu sendiri. Dia lahir di Sindria, memiliki identitas fisik seperti kebanyakan rakyat Sindria, dan berpakaian seperti seorang Sindria asli.

"Lama tak melihatmu YN" sapa seorang perempuan yang dulu pernah menjadi temannya bekerja di gudang saudagar gandum. Mereka berdua saling bertukar kabar, dan YN melanjutkan perjalanannya di perkotaan.

Masih ada waktu kurang lebih setengah jam sampai matahari terbenam. Tidak ada aturan bahwa ia hanya harus bersembunyi di satu tempat. Dia bisa berkeliling kota sambil mengenang kehidupan normalnya sebelum datang ke istana.

YN yakin dia bisa menang. Tidak! Dia telah menang. Raja Sindria tidak mungkin menemukannya dalam waktu yang tersisa di tengah keramaian ini.

Gadis itu mengarahkan langkah nya menuju pantai. Tempat paling tepat untuk merayakan kemenangannya. Langit telah kemerahan. Sang surya bergerak menuju sisi lain bumi.

Hal yang tidak disangka YN, adalah sosok pemuda yang ia sangka seorang nelayan, ternyata adalah Raja Sindria yang tengah menunggu.

"Aku menang" ujar Shinbad. YN mengerutkan dahi tidak terima dengan pernyataan itu.

"Kau bahkan tidak mencariku"

"Tidak ada aturan kalau aku harus berkeliling mencarimu"

"Tapi matahari sudah terbenam"

"Dan kau telah menemukanku sebelum kita memulai perdebatan ini. Aku menang"

YN mengaminkan. Dia sendiri yang datang menghampiri sang nelayan gadungan karena ingin membeli beberapa ekor ikan. Dia hanya sial.

"Baik lah, kau menang Raja. Kau bisa menyebutkan keinginanmu. Semoga aku yang seorang rakyat biasa tanpa kekuatan sihir dan harta ini bisa mengabulkannya"

Shinbad mendekati sosok sang gadis. Menjahili YN memang menyenangkan, tapi melihat gadis itu tersipu malu juga tidak kalah menyenangkan.

"Jadilah Ratuku, YN"

Dan benar saja. Pipi gadis itu merona. Sangat menyenangkan.

Anime One Shots: Chara X ReaderWhere stories live. Discover now