[GaaHina] Perayaan Perempuan Penyendiri

314 17 0
                                    

Janji dari buku sebelah
😉
.
.
.
Besok Hari Minggu  Besok hari ulang tahun Hinata. Barangkali tidak ada yang tahu kecuali dirinya dan klan Hyuuga. Hinata tidak punya teman untuk merayakan hari kelahirannya itu. Tiap tahun, dia akan menemui ayahnya untuk mendapatkan nasihat, mengunjungi makan ibunya, dan diperbolehkan memakan satu bundaran besar cheesecake sendirian setelah pesta sederhana yang dihadiri beberapa petinggi klan Hyuuga yang penuh basa-basi. Baru lah pada malam hari beberapa pelayan yang dekat dengannya membawakan teh oolong degan manisan tradisional yang mereka sembunyikan di dapur lebihan pesta sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Kemudian Hinata akan tertidur dengan aroma lilin lavender yang sengaja ia nyalakan.

Besok, di ulang tahunnya yang ke 24, untuk pertama kalinya, Hinata akan lepas dari rutinitas itu.

"Apa besok kita pesan makanan saja ya"

Lelaki yang sedang rebahan di ruang tamu sambil mencoba memenangkan Monster Goro terdiam sebentar. Hinata selalu memasak untuk menghemat pengeluaran. Bahkan ia bela-belaan mengajari Gaara memasak di hari piketnya.

Gaara tak salah. Ia tak tahu. Dan lelaki itu tidak cukup peka untuk menyadari mengapa Hinata menginginkan hal berbeda esok hari.

Pikir Gaara, mungkin Hinata juga bisa bosan memasak sesekali.
.
.
.
Hinata memesan dua pizza ukuran medium, dua Coca-Cola, salad, tortila, pasta, mac&cheese, juga satu bundaran cheesecake. Porsi yang cukup untuk makan siang dan makan malam mereka.

"Kau tak diet?" tanya Gaara.

"Apa aku kelihatan butuh diet?" tanya Hinata balik. Gaara tersenyum melihat raut panik yang menggemaskan itu.

Hinata bangkit dari sofa dan berjelan menuju kamar mandi. Gaara ingat ada timbangan badan di dekat wastafel. Barangkali Hinata sedang deg-degan menanti angka yang bakal keluar di layar timbangan digital itu.

"IBM ku normal" ujar Hinata sesampainya ia kembali di ruang tengah.

"Aku tak bilang kau gendut" balas Gaara.

Hinata mencoba cemberut. Ia merasa dikerjai. Namun sudut bibirnya selalu terangkat hari ini. Hinata tak bisa berhenti tersenyum.
.
.
.
Gaara menebak-nebak hal baik apa yang terjadi pada Hinata hari ini. Gurunya itu memesan junk food, makanan yang selama ini selalu ia kritik sebagai makanan tanpa nutrisi. Tidak hanya itu, Hinata juga tidak main-main saat memesan junk food dengan porsi besar dan satu bundaran cheesecake.

"Kau boleh makan apa pun kecuali cheesecake ku, Gaara" ujar Hinata.

Gadis itu mencomot satu slize pizza mozzarella setelah menjauhkan cheesecakenya dari Gaara. Apa Hinata sebenarnya adalah maniak keju?

"Jangan sampai seminggu ke depan kita hanya makan makanan vegan" komentar Gaara.

Hinata hanya tersenyum. Perasaan Gaara tadi tidak enak.
.
.
.
Cheesecake yang Hinata pesan sama persis dengan cheesecake yang selalu ia beli saat masih di kediaman Hyuuga. Hinata berencana memakan cheesecake nya nanti malam sambil nonton film horor bersama Gaara. Di kepala Hinata banyak sekali hal-hal menyenangkan yang ingin ia lakukan. Tahun ini dia tidak sendiri.

"Kau mau kemana?" tanya Hinata saat Gaara keluar dari kamar mandi dengan setelan rapi.

"Nongkrong"

"Jangan pergi balapan lagi"

"Kau pikir aku punya mobil?"

"Kau punya teman yang punya mobil"

Kening Gaara berkerut. Hinata aneh hari ini. Sejak kapan dia jadi cerewet dan suka ikut campur?

"Lekas pulang, Gaara" pesan Hinata.
.
.
.
Naruto bilang dia dibelikan satu set komputer gaming terbaru dari ayahnya karena berhasil tidak remedial di ulangan terakhir. Gaara tak tahu apa standar Uzumaki serendah itu atau memang hanya orang tua Naruto yang sudah kelewat putus asa pada anak tunggal mereka. Kadang Gaara berharap ayahnya juga cukup konyol seperti ayah Naruto. Harapan konyol Gaara.

"Ayo kita taruhan. Yang menang akan kita traktir perempuan" ujar Naruto dengan wajah mesumnya.

Perempuan? Sudah cukup lama Gaara tidak main dengan perempuan. Bahkan, kau tahu, Gaara harus diam-diam menyelesaikan urusan hasratnya di kamar mandi supaya tidak ketahuan Hinata. Ini kesempatan bagus.

"One night stand di klub mana pun yang kau mau" tambah Sasuke

Tiga remaja kelebihan hormon itu mulai saling pandang dengan wajah penuh ambisi.
.
.
.
Gaara mengirimkan pesan tepat di jam 8 malam. Ia bilang akan pulang terlambat atau bahkan tidak akan pulang sama sekali malam ini. Gaara suruh Hinata untuk tidak menunggu.

Perempuan bersurai indigo yang hari ini tepat beranjak 25 tahun menghela nafas. Cheesecake di hadapannya terlalu besar untuk dirinya sendiri.
.
.
.
Cukup melegakan memang. Gaara tidak menang, tapi juga tidak kalah. Ia tidak perlu membayar perempuan malam seperti Naruto, tapi juga tidak bisa bersenang-senang seperti Sasuke. Dasar pantat ayam jenius.

Selepas tengah malam, Gaara menimbang-nimbang apakah ia harus menginap di tempat Naruto atau pulang. Entah lah. Apartemen Hinata akhir-akhir ini telah ia sebut rumah. Bahkan pergi kesana telah ia sebut pulang.

Mengingat Hinata, suatu sisi di hati Gaara bersorak riang saat ia tidak menang di pertaruhan tadi. Gaara mual membayangkan bagaimana tanggapan Hinata saat tahu dia main dengan perempuan, lalu pulang dan tidur di apartemen Hinata.

Perdebatan di kepala Gaara telah usai. Ia memutuskan pulang. Gaara ingin pulang.
.
.
.
Hinata batal memutar film horor. Dia cukup tau diri untuk tidak menonton film seperti itu sendirian.

Cheesecake di meja baru habis separuh dan Hinata sudah sangat kenyang. Lebih tepatnya 'buak' karena menjejal mulutnya dengan makanan manis porsi besar.

"Selamat ulang tahun, Hinata" ujar gadis itu, menatap pada irisnya sendiri dari layar tv yang telah gelap setelah film usai setengah jam yang lalu.

Gaara mungkin tidak akan pulang malam ini.
.
.
.
Lampu ruang tengah masih nyala saat Gaara sampai. Dia berjalan sesenyap yang ia bisa takut mengganggu sang pemilik. Di sofa, depan tv yang masih menyala namun tidak menampilkan apa pun, Hinata terlelap.

Gaara mendengus saat melihat masih ada setengah bundaran cheesecake di meja. Apa semua perempuan memang pelit dan cuma mau membagi makanan mereka saat sudah bersisa?

"Gaara?" Hinata bangkit dan mengusap matanya. Perempuan itu menguap dan kembali menyandar meski Gaara tahu Hinata tidak tidur kembali.

"Kau mau nonton satu film lagi?" tanya Gaara.

Mata gadis itu terbuka dengan binar yang menyenangkan. Seolah kantuk yang tadi menyandera matanya hilang seketika.

Hinata mengangguk.

Mereka berbagi cheesecake di piring yang sama dengan dua sendok kecil. Hinata memutar film horor, Gaara fokus menatap layar, dan mereka berdua fokus pada tayangan dan santapan.

Gaara tak tahu kenapa Hinata berbeda hari ini. Hinata pun tak menuntut Gaara untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan memberi kado. Malam itu, ada dua kebahagiaan yang berbeda dari dua insan berbeda surai.

Kebahagiaan memiliki tempat untuk disebut rumah. Dan kebahagiaan memiliki seseorang untuk disebut tempat pulang.

Mungkin pembaca sekalian harus menunggu lebih sabar untuk nanti mengetahui bagaimana Gaara kelabakan saat tahu bahwa malam ini adalah hari ulang tahun Hinata. Bahkan, satu tahun dari sekarang, mungkin saja Gaara akan menyiapkan sebuah perayaan menyenangkan bagi dua orang penyendiri seperti mereka.
.
.
.
Hai semua
Hari ini hari ulang tahun Choco.  Setiap 7 maret Choco selalu membuat cerita tentang ulang tahun dengan chara berbeda.

Terimakasih telah menjadi pembaca sekaligus teman menulis bagi Choco. Mohon doanya semoga tahun ini da tahun kedepannya kita bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.

Happy birthday to me.
I love me 😊

Anime One Shots: Chara X ReaderWhere stories live. Discover now