Part 2 is here!!!
.
.
.
Seseorang dengan ciri fisik mirip Madara menjemputnya pagi-pagi buta. Aku yakin lelaki yang terlihat sedikit lebih muda dariku itu adalah seorang Uchiha. Dia bahkan memanggil Madara kakak. Tentu saja."Terimakasih telah merawat kakakku, Nona. Kami sempat berfikir kakak diculik Senju"
Aku tersenyum masam. Tidak semua yang ia katakan benar.
"Aku disumpah untuk menolong siapa pun terlepas dari klan mana dia berasal" jawabku.
Lelaki Uchiha itu mengatakan satu dua hal sebelum akhirnya mengangguk dan meninggalkanku berdua saja dengan Madara. Kesunyian membuatku bisa mendengar lebih jelas. Suara kayu bayar, air yang mendidih, dan degub jantungku sendiri.
Aku sadar tatapan Madara menuntutku untuk menatapnya balik. Tapi aku justru menunduk. Dan sang prodigy Uchiha tampak tak senang dengan itu.
"Aku akan kembali ke medan perang" ujarnya setelah kesunyian yang terasa lama.
"Kau tidak akan mengatakan sesuatu?" tanyanya.
"Apa yang harus aku katakan?"
"Aku tidak suka bermain kata denganmu"
"Aku tidak sedang bermain"
"Lalu kenapa kau tidak menatapku? Aku yakin kau tahu maksudku"
Aku memberanikan diri mengangkat kepala. Menatap iris mata sekelam malam yang bisa berubah menjadi warna darah kapan saja.
Dua hari yang lalu, berkat setan sialan yang merasuki pikiranku, aku menerima kecupan di bibir darinya. Kecupan itu terjadi begitu saja seolah-olah hal itu memang sudah sangat wajar terjadi. Lelaki itu mengangkatku yang terduduk lemas pasca operasi hampir 8 jam menuju kamar. Lukanya mungkin belum sembuh, tapi dia tak terlihat kesulitan membopongku.
Saat ia membaringkanku dengan kelembutan yang terasa canggung, mata kami tak bisa berhenti bertemu. Jarak tersingkirkan hati, dan hati menyingkirkan segala urusan kepala yang penuh pertanyaan seperti "apa yang akan terjadi setelah ini?".
Bibir kami bertemu. Seharusnya begitu saja. Seharusnya ia menarik diri dan berpura-pura harus melakukan sesuatu supaya bisa pergi untuk esok hari berpura-pura tidak ada suatu pun yang terjadi antara kami.
Namun, ia justru menjilat bibirku. Aku tak paham apa yang ia maksud. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Ini ciuman pertamaku. Dia menarik diri dan tertawa.
"Kau perawan?" tanyanya. Aku yakin dia tak butuh jawaban melihat wajah merah dan reaksi canggungku.
Dia tersenyum puas seolah ia baru saja memenangkan pertempuran berat. Tangannya perlahan mengusap wajahku, menyapu rambutku sehingga seluruhnya tergerai di atas kasur.
"Kau cukup ikuti arahanku" bisiknya, sembari menuntutku dalam kecupan yang tak lagi sekedar mempertemukan bibir.
Malam itu, nafsu mengalahkan kepala kami. Meski aku yakin dia sama khawatirnya denganku terkait apa yang akan terjadi nanti.
.
.
.
Uchiha muda di luar ruangan tak sabaran menunggu dan memutuskan masuk kembali. Hal itu ia sesali sebab ia jadi mendengar hal yang seharusnya tidak ia dengar."Kau mengandung penerus klan Uchiha"
Itu suara Madara.
"Kita hanya melakukannya sekali. Secara medis kehamilan tidak bisa diprediksi sampai minggu ke-3 kehamilan"
Itu suara sang dokter.
"Kau meragukan Sharingan?"
"Tapi ini salah"
"Kenapa?"
Ada jeda waktu panjang sebelum perkataan terakhir sang dokter membuat Uchiha muda menarik pedangnya. Ia harus melakukan ini sekarang. Sebelum kakaknya makin terbutakan oleh perempuan jalang itu. Kedua-duanya harus mati. Perempuan jalang dan anak terkutuk dalam perutnya. Uchiha Madara harus kembali ke medan perang tanpa membawa sedikit pun kelemahan.
"Aku seorang Senju, Madara"
TRAK!
.
.
.Tamat?
YOU ARE READING
Anime One Shots: Chara X Reader
FanfictionVarious chara x reader dari berbagai anime ❤ Akan ada beberapa couple OTP author juga SasuHina, OkiKagu, SeshouRin, dll Selamat membaca. Plot sangat sangat ringan. Hanya untuk selingan dan hiburan 😉 Rate T